Epilepsi dapat Diobati dan Dikendalikan

Senin, 02 Februari 2015 - 09:24 WIB
Epilepsi dapat Diobati dan Dikendalikan
Epilepsi dapat Diobati dan Dikendalikan
A A A
WALAUPUN epilepsi sudah dikenal sejak lama, hingga kini masih banyak masalah yang melekat pada penyakit ini.

Salah satunya, stigma terhadap orang dengan epilepsi (ODE) dan mispersepsi terhadap penyakit kronis ini. Padahal, epilepsi dapat diobati dan dikendalikan sehingga ODE dapat hidup normal kembali. Di Amerika, epilepsi merupakan penyakit keempat tersering, setelah migrain, stroke, dan alzheimer.

Epilepsi merupakan penyakit neurologi menahun yang dapat menyerang siapa saja tanpa batasan usia, gender, ras, sosial, dan ekonomi. Angka kejadian epilepsi masih tinggi, terutama di negara berkembang. Dari banyak studi yang dikutip dari Yayasan Epilepsi Indonesia(YEI) menunjukkan, rata-rata prevalensi epilepsi aktif 8,2/1.000 penduduk, sedangkan angka insidensi mencapai 50-70 kasusper 100.000 penduduk.

Di Indonesia, dari 237,6 juta penduduknya diperkirakan ODE sekitar 1- 1,8 juta. Prevalensi pada bayi dan anakanak cukup tinggi, menurun pada usia dewasa muda dan pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut. NeurologRSCM, drFitri Octaviana Sumantri Sps(K) MPd Ked menjelaskan, penyebab epilepsi sulitd itentukan, oleh karena itu diagnosis harus ditegakkandengan hati-hati setelah melalui pemeriksaan yang rinci.

Diapun menjelaskan, ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan epilepsi, antara lain gangguan perkembangan otak yang dapat terjadi sebelum lahir. Oleh karena itu, antenatal care, seperti gizi pada masa kehamilan sangat penting diperhatikan. “Tidak hanya kejang, bisa juga bengong dan berteriak tidak sadar sehingga pasien dianggap gila, padahal epilepsi. Banyak yang salah persepsi terhadap bangkitan hingga pasien salah pengobatan,” kata dr Fitri saat menjelaskan mengenai epilepsi di Hotel Double Tree, Jakarta, Kamis (29/1).

Menurut Fitri, perlu diperhatikan keadaan-keadaan lain, seperti trauma di kepala, perdarahan, tumor, infeksi otak atau infeksi selaput otak, faktor genetik, serta gangguan metabolisme. Epilepsi dibagi menjadi dua bagian berdasarkan jenis serangannya, yaitu epilepsi umum (kesadaran terganggu) dan epilepsi parsial. Jenis serangan yang termasuk dalam epilepsi umum, yaitu petit mal di mana pasien tampak hilang kesadaran sesaat, lama biasanya hanya beberapa detik; grand mal (tonik klonik), yaitu berupa kejang kelojotan seluruh tubuh yang disertai mulut berbusa.

Adapun tonik, yaitu serangan berupa kejang/kaku seluruh tubuh; atinik yaitu serangan berupa tiba-tiba jatuh seolah tidak ada tahanan; dan mioklonik berupa kontraksi salah satu otot tertentu.

“Obat yang ada selama ini hanya mengontrol kejang, belum menghilangkan. Kami berharap dengan mengontrol kejang pasien tidak kambuh lagi,” ucap Fitri.

Iman firmansyah
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6176 seconds (0.1#10.140)