Asupan Air Seimbang Hindari Obesitas
A
A
A
Obesitas pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan dampak yang signifikan bagi kesehatan fisik, jiwa, dan sosial anak. Untuk mencegahnya, jaga asupan air yang seimbang.
Faktor asupan energi untuk aktivitas fisik, gaya hidup, dan lingkungan memiliki peran penting dalam meningkatnya prevalensi obesitas di seluruh dunia. Akhir-akhir ini ada kecenderungan konsumsi minuman bergula atau berkalori (sugar-sweetened beverages ) semakin meningkat pada anak-anak. Sementara itu, seiring pertambahan usia anak, konsumsi minuman yang mengandung gula tersebut cenderung meningkat.
Padahal mengonsumsi minuman yang mengandung gula dapat memicu obesitas. Minuman bergula adalah minuman manis berkalori, seperti minuman soda, jus, air tebu manis, kopi manis, jus manis, dan sport drink yang menggunakan soda berkalori. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2010 menunjukkan, prevalensi kegemukan pada anak balita secara nasional berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan mencapai 14%.
Bukan hanya di Indonesia loh, sejumlah penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa kecenderungan terjadinya obesitas pada usia dini saat ini telah terbukti meningkat secara signifikan. Padahal, obesitas pada masa kecil dapat memicu timbulnya berbagai penyakit serius saat usia dewasa.
Obesitas merupakan salah satu penyebab risiko kematian dini (early death ). Beberapa risiko penyakit yang timbul akibat obesitas pada usia muda antara lain penyakit jantung, kanker prostat, kanker payudara, kelainan kehamilan, dan lain-lainnya. Ahli gizi ibu dan anak dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof DR Hardinsyah MS menuturkan, seorang anak sangat membutuhkan asupan gizi seimbang selama masa pertumbuhannya.
Tidak sedikit kasus obesitas pada anak berlanjut hingga sang anak dewasa. Oleh karena itu, kondisi obesitas pada anak ini sepatutnya dihindari dengan membiasakan buah hati menjalankan gaya hidup sehat dengan gizi seimbang. “Gizi seimbang di sini termasuk minum air putih sebelum makan utama.
Karena faktanya, banyak minum air putih bisa turut membantu mencegah obesitas,” tuturnya dalam acara talkshow kesehatan tentang “Asupan Air Seimbang Cegah Obesitas pada Anak dan Remaja” di Hotel Le Meridien, Jakarta, belum lama ini. Pentingnya peran air dalam upaya mencegah dan mengatasi obesitas pada anak selanjutnya dipaparkan dokter ahli penyakit dalam dari FKUI/RSCM Prof DR Dr Parlindungan Siregar Sp PDKGH.
Menurut dia, cairan merupakan elemen substansial dalam komponen gizi seimbang. Kebutuhan cairan di tubuh manusia bervariasi sesuai dengan umurnya. Volume air yang dibutuhkan anak kecil lebih besar daripada orang dewasa. “Karena itu, sebaiknya orang tua menanamkan kepada anaknya untuk tidak mengabaikan rasa haus. Karena itu adalah bentuk sinyal dari tubuh bahwa dia membutuhkan cairan,” sebutnya.
Dr Budi Iman Santoso SpOG(K), dokter ahli uroginekologi FKUI/RSCM, mengutarakan, obesitas pada anak salah satunya dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan seorang anak. Anak yang sudah terkena obesitas memang cenderung malas bergerak karena berat tubuhnya.
Orang tua, lanjut dia, sebaiknya memotivasi mereka karena gaya hidup sehat menghasilkan performa fisik yang baik dan dapat membantu mencegah dan mengatasi obesitas pada anak. “Untuk menyeimbangkan cairan berupa keringat yang keluar saat beraktivitas fisik, pastikan bahwa anak-anak terhidrasi dengan baik saat melakukan aktivitas tersebut,” sebut Budi.
Dokter spesialis anak dari FKUI/- RSCM Dr Sudung O Pardede SpA (K) mengatakan, anak-anak dan remaja saat ini gemar sekali mengonsumsi minuman yang kaya kalori sehingga menyebabkan angka obesitas yang tinggi. Padahal, obesitas pada anak mengancam kesehatan generasi muda Indonesia karena berpotensi membawa penyakit membahayakan lainnya, seperti kardiovaskular atau jantung.
“Orang tua sebaiknya memonitor apa yang dikonsumsi anakanak dan mengedukasi mereka sejak dini untuk memilih asupan gizi seimbang,” ujarnya. Talkshow kesehatan ini juga menandai peluncuran buku Pentingnya Hidrasi Bagi Anak Usia Sekolah dan Remaja yang ditulis oleh DR Dr Budi Iman Santoso SpOG (K), Prof DR Dr Parlindungan Siregar Sp PD-KGH, dan Dr Sudung O Pardede Sp A (K), serta Prof DR Ir Hardinsyah MS.
Rendra hanggara
Faktor asupan energi untuk aktivitas fisik, gaya hidup, dan lingkungan memiliki peran penting dalam meningkatnya prevalensi obesitas di seluruh dunia. Akhir-akhir ini ada kecenderungan konsumsi minuman bergula atau berkalori (sugar-sweetened beverages ) semakin meningkat pada anak-anak. Sementara itu, seiring pertambahan usia anak, konsumsi minuman yang mengandung gula tersebut cenderung meningkat.
Padahal mengonsumsi minuman yang mengandung gula dapat memicu obesitas. Minuman bergula adalah minuman manis berkalori, seperti minuman soda, jus, air tebu manis, kopi manis, jus manis, dan sport drink yang menggunakan soda berkalori. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2010 menunjukkan, prevalensi kegemukan pada anak balita secara nasional berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan mencapai 14%.
Bukan hanya di Indonesia loh, sejumlah penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa kecenderungan terjadinya obesitas pada usia dini saat ini telah terbukti meningkat secara signifikan. Padahal, obesitas pada masa kecil dapat memicu timbulnya berbagai penyakit serius saat usia dewasa.
Obesitas merupakan salah satu penyebab risiko kematian dini (early death ). Beberapa risiko penyakit yang timbul akibat obesitas pada usia muda antara lain penyakit jantung, kanker prostat, kanker payudara, kelainan kehamilan, dan lain-lainnya. Ahli gizi ibu dan anak dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof DR Hardinsyah MS menuturkan, seorang anak sangat membutuhkan asupan gizi seimbang selama masa pertumbuhannya.
Tidak sedikit kasus obesitas pada anak berlanjut hingga sang anak dewasa. Oleh karena itu, kondisi obesitas pada anak ini sepatutnya dihindari dengan membiasakan buah hati menjalankan gaya hidup sehat dengan gizi seimbang. “Gizi seimbang di sini termasuk minum air putih sebelum makan utama.
Karena faktanya, banyak minum air putih bisa turut membantu mencegah obesitas,” tuturnya dalam acara talkshow kesehatan tentang “Asupan Air Seimbang Cegah Obesitas pada Anak dan Remaja” di Hotel Le Meridien, Jakarta, belum lama ini. Pentingnya peran air dalam upaya mencegah dan mengatasi obesitas pada anak selanjutnya dipaparkan dokter ahli penyakit dalam dari FKUI/RSCM Prof DR Dr Parlindungan Siregar Sp PDKGH.
Menurut dia, cairan merupakan elemen substansial dalam komponen gizi seimbang. Kebutuhan cairan di tubuh manusia bervariasi sesuai dengan umurnya. Volume air yang dibutuhkan anak kecil lebih besar daripada orang dewasa. “Karena itu, sebaiknya orang tua menanamkan kepada anaknya untuk tidak mengabaikan rasa haus. Karena itu adalah bentuk sinyal dari tubuh bahwa dia membutuhkan cairan,” sebutnya.
Dr Budi Iman Santoso SpOG(K), dokter ahli uroginekologi FKUI/RSCM, mengutarakan, obesitas pada anak salah satunya dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan seorang anak. Anak yang sudah terkena obesitas memang cenderung malas bergerak karena berat tubuhnya.
Orang tua, lanjut dia, sebaiknya memotivasi mereka karena gaya hidup sehat menghasilkan performa fisik yang baik dan dapat membantu mencegah dan mengatasi obesitas pada anak. “Untuk menyeimbangkan cairan berupa keringat yang keluar saat beraktivitas fisik, pastikan bahwa anak-anak terhidrasi dengan baik saat melakukan aktivitas tersebut,” sebut Budi.
Dokter spesialis anak dari FKUI/- RSCM Dr Sudung O Pardede SpA (K) mengatakan, anak-anak dan remaja saat ini gemar sekali mengonsumsi minuman yang kaya kalori sehingga menyebabkan angka obesitas yang tinggi. Padahal, obesitas pada anak mengancam kesehatan generasi muda Indonesia karena berpotensi membawa penyakit membahayakan lainnya, seperti kardiovaskular atau jantung.
“Orang tua sebaiknya memonitor apa yang dikonsumsi anakanak dan mengedukasi mereka sejak dini untuk memilih asupan gizi seimbang,” ujarnya. Talkshow kesehatan ini juga menandai peluncuran buku Pentingnya Hidrasi Bagi Anak Usia Sekolah dan Remaja yang ditulis oleh DR Dr Budi Iman Santoso SpOG (K), Prof DR Dr Parlindungan Siregar Sp PD-KGH, dan Dr Sudung O Pardede Sp A (K), serta Prof DR Ir Hardinsyah MS.
Rendra hanggara
(bbg)