Edukasi Pasien Kanker Payudara Masih Minim
A
A
A
Sebuah penelitian menyebutkan, banyak wanita pasien kanker payudara tidak memiliki pengetahuan dasar tentang penyakit mereka, misalnya terkait stadium dan karakteristik lain.
Studi itu juga menyebutkan, kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada pasien kanker payudara ini lebih menonjol di antara wanita minoritas. Temuan ini tentu mengkhawatirkan karena mengetahui tentang kondisi kesehatan sendiri dapat membantu seseorang memahami mengapa sebuah pengobatan itu penting untuk dia ikuti.
“Kita pasti terkejut dengan jumlah wanita yang hanya tahu sedikit tentang penyakit mereka,” kata Dr Rachel Freedman, asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School di Massachusetts, Amerika Serikat, dan seorang ahli onkologi medis yang mengkhususkan diri pada kanker payudara di Dana-Farber Cancer Institute seperti dilansir laman WebMD.
Meskipun studi ini tidak secara khusus melihat alasan di balik kurangnya pengetahuan para penderita kanker payudara, Freedman menduga bahwa wanita tersebut mungkin tak siap ketika awalnya didiagnosis. Selain itu, kata dia, bergantung berapa banyak dokter pribadi mereka memberikan informasi dan seberapa baik menjelaskan tentang karakteristik kanker.
Studi ini dipublikasikan secara online pada 26 Januari lalu di jurnal Cancer. Kimlin Tam Ashing, seorang profesor di Beckman Research Institute di City of Hope Cancer Center di Duarte, California, Amerika Serikat, mengulas temuan penelitian ini dan mengatakan bahwa konsultasi dengan dokter yang berlangsung cepat juga dapat menjadi penyebab kesenjangan pengetahuan ini.
Dalam survei, Freedman dan timnya menanyakan empat pertanyaan kepada 500 orang wanita tentang kanker mereka, termasuk pertanyaan tentang stadium tumor, tingkatan, dan status reseptor hormon. Secara keseluruhan, 32% hingga 82% wanita melaporkan bahwa mereka tahu jawaban atas pertanyaanpertanyaan ini.
Namun, hanya 20% sampai 58% yang terbukti menjawab benar, bergantung pada karakteristik. Menurut hasil studi tersebut, hanya sekitar 10% wanita kulit putih dan 6% wanita kulit hitam dan hispanik yang tahu semua karakteristik kanker mereka dengan benar. “Stadium” kanker menggambarkan sejauh mana kanker, apakah itu jenis invasif atau tidak dan apakah sudah melibatkan kelenjar getah bening (stadium 0 sampai IV).
Dua per tiga dari wanita kulit putih dan sekitar setengah dari wanita berkulit hitam dan hispanik tepat dalam mengidentifikasi tingkatan kanker mereka, para peneliti menemukan. “Stadium” dalam kanker menggambarkan bagaimana bentuk sel-sel kanker di bawah mikroskop dan dapat membantu memprediksi agresivitasnya.
Hanya 24% dari wanita kulit putih, 15% wanita berkulit hitam, dan 19% wanita hispanik tahu berapa stadium kanker mereka. Dua soal lain adalah pertanyaan tentang status reseptor hormon. Satu bertanya tentang apakah kanker yang diidap dengan HER2 positif. Tumor HER2-positif tes positif untuk protein (faktor pertumbuhan epidermal manusia reseptor 2) yang meningkatkan pertumbuhan sel kanker.
Hampir dua per tiga dari wanita kulit putih, dan lebih dari setengah dari wanita berkulit hitam dan hispanik mampu menjawab pertanyaan ini secara akurat, para peneliti menemukan. Pertanyaan lain tentang status reseptor hormon, apakah ada atau tidak estrogen reseptor positif pada kanker mereka.
Kanker reseptor estrogen positif perlu estrogen untuk tumbuh. Jenis kanker lainnya adalah reseptor progesteron positif. Penelitian menunjukkan, sekitar 70% dari wanita kulit putih tahu status reseptor estrogen mereka, tetapi kurang dari setengah wanita kulit hitam dan hispanik tidak tahu. Wanita berkulit hitam dan hispanik mungkin kurang dibandingkan wanita berkulit putih untuk mengetahui dan memiliki respon yang benar dalam setiap tindakan.
Bahkan setelah para peneliti memperhitungkan pendidikan dan pengetahuan kesehatan mereka, masih ada perbedaan ras dan etnis. Sementara hasilnya mengecewakan, Freedman mengutarakan, semoga ini adalah masalah dimodifikasi. Dokter dan profesional kesehatan lainnya dapat mengatasi kesenjangan pengetahuan ini saat bertemu pasien di klinik dan tempat praktek. Freedman merekomendasikan pasien kanker payudara membawa pasangan, teman, atau anggota keluarga lainnya.
Rendra hanggara
Studi itu juga menyebutkan, kurangnya pengetahuan tentang penyakit pada pasien kanker payudara ini lebih menonjol di antara wanita minoritas. Temuan ini tentu mengkhawatirkan karena mengetahui tentang kondisi kesehatan sendiri dapat membantu seseorang memahami mengapa sebuah pengobatan itu penting untuk dia ikuti.
“Kita pasti terkejut dengan jumlah wanita yang hanya tahu sedikit tentang penyakit mereka,” kata Dr Rachel Freedman, asisten profesor kedokteran di Harvard Medical School di Massachusetts, Amerika Serikat, dan seorang ahli onkologi medis yang mengkhususkan diri pada kanker payudara di Dana-Farber Cancer Institute seperti dilansir laman WebMD.
Meskipun studi ini tidak secara khusus melihat alasan di balik kurangnya pengetahuan para penderita kanker payudara, Freedman menduga bahwa wanita tersebut mungkin tak siap ketika awalnya didiagnosis. Selain itu, kata dia, bergantung berapa banyak dokter pribadi mereka memberikan informasi dan seberapa baik menjelaskan tentang karakteristik kanker.
Studi ini dipublikasikan secara online pada 26 Januari lalu di jurnal Cancer. Kimlin Tam Ashing, seorang profesor di Beckman Research Institute di City of Hope Cancer Center di Duarte, California, Amerika Serikat, mengulas temuan penelitian ini dan mengatakan bahwa konsultasi dengan dokter yang berlangsung cepat juga dapat menjadi penyebab kesenjangan pengetahuan ini.
Dalam survei, Freedman dan timnya menanyakan empat pertanyaan kepada 500 orang wanita tentang kanker mereka, termasuk pertanyaan tentang stadium tumor, tingkatan, dan status reseptor hormon. Secara keseluruhan, 32% hingga 82% wanita melaporkan bahwa mereka tahu jawaban atas pertanyaanpertanyaan ini.
Namun, hanya 20% sampai 58% yang terbukti menjawab benar, bergantung pada karakteristik. Menurut hasil studi tersebut, hanya sekitar 10% wanita kulit putih dan 6% wanita kulit hitam dan hispanik yang tahu semua karakteristik kanker mereka dengan benar. “Stadium” kanker menggambarkan sejauh mana kanker, apakah itu jenis invasif atau tidak dan apakah sudah melibatkan kelenjar getah bening (stadium 0 sampai IV).
Dua per tiga dari wanita kulit putih dan sekitar setengah dari wanita berkulit hitam dan hispanik tepat dalam mengidentifikasi tingkatan kanker mereka, para peneliti menemukan. “Stadium” dalam kanker menggambarkan bagaimana bentuk sel-sel kanker di bawah mikroskop dan dapat membantu memprediksi agresivitasnya.
Hanya 24% dari wanita kulit putih, 15% wanita berkulit hitam, dan 19% wanita hispanik tahu berapa stadium kanker mereka. Dua soal lain adalah pertanyaan tentang status reseptor hormon. Satu bertanya tentang apakah kanker yang diidap dengan HER2 positif. Tumor HER2-positif tes positif untuk protein (faktor pertumbuhan epidermal manusia reseptor 2) yang meningkatkan pertumbuhan sel kanker.
Hampir dua per tiga dari wanita kulit putih, dan lebih dari setengah dari wanita berkulit hitam dan hispanik mampu menjawab pertanyaan ini secara akurat, para peneliti menemukan. Pertanyaan lain tentang status reseptor hormon, apakah ada atau tidak estrogen reseptor positif pada kanker mereka.
Kanker reseptor estrogen positif perlu estrogen untuk tumbuh. Jenis kanker lainnya adalah reseptor progesteron positif. Penelitian menunjukkan, sekitar 70% dari wanita kulit putih tahu status reseptor estrogen mereka, tetapi kurang dari setengah wanita kulit hitam dan hispanik tidak tahu. Wanita berkulit hitam dan hispanik mungkin kurang dibandingkan wanita berkulit putih untuk mengetahui dan memiliki respon yang benar dalam setiap tindakan.
Bahkan setelah para peneliti memperhitungkan pendidikan dan pengetahuan kesehatan mereka, masih ada perbedaan ras dan etnis. Sementara hasilnya mengecewakan, Freedman mengutarakan, semoga ini adalah masalah dimodifikasi. Dokter dan profesional kesehatan lainnya dapat mengatasi kesenjangan pengetahuan ini saat bertemu pasien di klinik dan tempat praktek. Freedman merekomendasikan pasien kanker payudara membawa pasangan, teman, atau anggota keluarga lainnya.
Rendra hanggara
(bbg)