UberX 35% Lebih Murah
A
A
A
Setelah 6 bulan beroperasi di Jakarta, aplikasi pemesanan taksi Uber kini menambah produk baru. Yakni, UberX, yang memiliki harga 35% lebih murah dibandingkan produk flagship premium mereka yang sudah ada: UberBlack. UberX lebih murah dari segi tarif dasar, tarif perkilometer dan tarif permenit.
Tarif dasar UberX, misalnya, hanya Rp3.000, perkilometer Rp2.000, dan permenit Rp200. Bandingkan dengan Uber Black yang memiliki tarif dasar Rp7.000, perkilometer Rp2.850, serta permenitnya Rp500. Tapi, mengapa bisa lebih murah? Perbedaanya ada pada jenis armada yang digunakan. UberBlack yang lebih premium itu menggunakan mobil sekelas Toyota Camry hingga Kijang Innova.
Sebaliknya, untuk UberX kendaraan yang digunakan berjenis multi-purpose vehicle (MPV) seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan Suzuki Ertiga. Selain itu, Uber mengklaim bahwa di layanan UberX mereka tidak mengambil komisi. Sehingga harganya bisa ditekan. Menurut Regional General Manager Southeast Asia Uber, Michael Brown, Uber biasa melayani seribu penumpang di kawasan bisnis seperti Sudirman, Kuningan, Menteng dan Kemang.
Layanan UberX sendiri memang sudah ada dan sangata populer di negara asal Uber, Amerika. Bahkan, di Amerika layanan Uber sudah terpisah-pisah misalnya Uber Black, UberX, Uber SUV dan Uber XL. Kendati harga UberX lebih murah, tapi Brown menjamin bahwa kenyamanan dan keamanan di layanan Uber tidak berkurang. Bagaimana cara mengakses UberX? Mudah.
Setelah membuka aplikasi Uber di ponsel, cukup geser dan pilih kendaraan UberX. Jadi dalam satu aplikasi ada dua pilihan produk. Kehadiran UberX ini tentu saja akan menjadi ancaman besar bagi pengusaha taksi di Indonesia di masa mendatang. Mengapa? Sebab, dengan tarif yang bersaing dan kemudahan dalam akses, semakin lama orang akan tertarik dengan layanan ini.
Saat ini pengguna Uber di Jakarta mungkin masih kecil. Tapi, seiring dengan pengembangan bisnis, pertumbuhan jumlah pengguna, serta ekspansi mereka ke kota-kota lain seperti Bandung, Surabaya atau Yogyakarta, Uber lewat UberX berpotensi jadi rival berbahaya. Mungkin tidak bagi perusahaan taksi besar, tapi jelas akan berimbas pada perusahaan taksi kecil.
Di beberapa negara maju model bisnis Uber ini sudah mendapatkan protes keras dari sopir taksi karena dinilai “mencuri” penumpang mereka. Pengguna Uber di Jakarta terus tumbuh karena beberapa hal.
Pertama penggunaan smartphone yang sangat tinggi dan masyarakat yang sangat tech savvy. Kedua, beberapa kejadian kriminal di taksi membuat sebagian orang mulai memesan taksi lewat aplikasi yang dinilai lebih aman.
Danang Arradian
Tarif dasar UberX, misalnya, hanya Rp3.000, perkilometer Rp2.000, dan permenit Rp200. Bandingkan dengan Uber Black yang memiliki tarif dasar Rp7.000, perkilometer Rp2.850, serta permenitnya Rp500. Tapi, mengapa bisa lebih murah? Perbedaanya ada pada jenis armada yang digunakan. UberBlack yang lebih premium itu menggunakan mobil sekelas Toyota Camry hingga Kijang Innova.
Sebaliknya, untuk UberX kendaraan yang digunakan berjenis multi-purpose vehicle (MPV) seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan Suzuki Ertiga. Selain itu, Uber mengklaim bahwa di layanan UberX mereka tidak mengambil komisi. Sehingga harganya bisa ditekan. Menurut Regional General Manager Southeast Asia Uber, Michael Brown, Uber biasa melayani seribu penumpang di kawasan bisnis seperti Sudirman, Kuningan, Menteng dan Kemang.
Layanan UberX sendiri memang sudah ada dan sangata populer di negara asal Uber, Amerika. Bahkan, di Amerika layanan Uber sudah terpisah-pisah misalnya Uber Black, UberX, Uber SUV dan Uber XL. Kendati harga UberX lebih murah, tapi Brown menjamin bahwa kenyamanan dan keamanan di layanan Uber tidak berkurang. Bagaimana cara mengakses UberX? Mudah.
Setelah membuka aplikasi Uber di ponsel, cukup geser dan pilih kendaraan UberX. Jadi dalam satu aplikasi ada dua pilihan produk. Kehadiran UberX ini tentu saja akan menjadi ancaman besar bagi pengusaha taksi di Indonesia di masa mendatang. Mengapa? Sebab, dengan tarif yang bersaing dan kemudahan dalam akses, semakin lama orang akan tertarik dengan layanan ini.
Saat ini pengguna Uber di Jakarta mungkin masih kecil. Tapi, seiring dengan pengembangan bisnis, pertumbuhan jumlah pengguna, serta ekspansi mereka ke kota-kota lain seperti Bandung, Surabaya atau Yogyakarta, Uber lewat UberX berpotensi jadi rival berbahaya. Mungkin tidak bagi perusahaan taksi besar, tapi jelas akan berimbas pada perusahaan taksi kecil.
Di beberapa negara maju model bisnis Uber ini sudah mendapatkan protes keras dari sopir taksi karena dinilai “mencuri” penumpang mereka. Pengguna Uber di Jakarta terus tumbuh karena beberapa hal.
Pertama penggunaan smartphone yang sangat tinggi dan masyarakat yang sangat tech savvy. Kedua, beberapa kejadian kriminal di taksi membuat sebagian orang mulai memesan taksi lewat aplikasi yang dinilai lebih aman.
Danang Arradian
(ftr)