Menari Di Lautan Pasir
A
A
A
LAUTAN pasir Gunung Bromo panggungnya, Honda HR-V penarinya. Crossover utility vehicle (CUV) itu mampu bermanuver lincah, berakselerasi dengan energik dan menciptakan sebuah pertujukan yang sangat indah!
Rasanya tidak ada lokasi yang lebih tepat untuk menguji coba Honda Hip- Roundabout Vehicle (HR-V) selain di Gunung Bromo. Gunung berapi yang masih aktif itu punya semuanya. Pemandangan paginya (sunrise ) membuat takjub. Pemandangan sore (sunset ) di atas gunungnya pun sangat megah. Lebih dari itu, rute Surabaya- Pasuruan-Bromo sudah sangat lengkap.
Ada jalan lurus untuk akselerasi, puluhan kelokan untuk bermanuver, serta tanjakan dan turunan. Namun, PT Honda Prospect Motor (HPM) memberikan kejutan ketika mobil 4x2 itu diterjunkan langsung ke medan milik mobil 4x4, yakni di lautan pasir Pasir Berbisik yang diberi nama sesuai film yang dibintangi Dian Sastro pada 2001 silam itu.
Tidak disangka, saya bisa membawa HR-V 1.8L CVT Prestige bermanuver membentuk angka 8 di atas pasir tanpa kendala. Ground clearance yang 185 mm itu cukup tinggi untuk membuat HR-V piawai melibas berbagai medan, yakni pasir, batu, lobang, atau air. Namun, tidak terlalu tinggi untuk membuatnya jadi limbung.
Ketika diajak menikung sambil menanjak atau di turunan di lautan pasir misalnya, cepat sekali saya bisa melakukan koreksi. Kestabilannya tidak kalah dengan sebuah hatchback . Membuat percaya diri membejek gas sambil menikung. Meski kelincahan dan kestabilan mengemudi, serta karakter sporty dan linier itu harus dibayar dengan suspensi agak rigid (keras).
Terasa sekali saat melewati jalanan tidak rata dengan kecepatan agak tinggi. Adapun dua fitur yang paling saya favoritkan saat menjelajah ke Penanjakan 2 ataupun hotel Lava View Lodge tempat kami menginap di Bromo adalah electric parking brake dan hill start assist. Fiturelectric parking brake mengingatkan saya pada model SUV keluaran Eropa yang harganya di atas Rp1 miliar.
Cukup dengan sentuhan satu ujung jari (smart touch ), rem tangan langsung aktif. Tidak ada lagi tuas yang mengganggu. Karena itu, konsolnya juga memiliki desain futuristik, menyambung di tengah, jadi lebih banyak ruang untuk meletakkan barang. Adapun hill start assist penting ketika menanjak macet di jalan miring, misalnya 30 derajat, 45 derajat yang ada di Bromo.
Cukup tekan tombolnya, tidak perlu menginjak rem terusmenerus. Mobil tidak akan meluncur mundur. Jika HR-V terbukti mampu menaklukkan medan terjal dan berpasir di Bromo, sebenarnya mobil ini dirancang untuk digunakan di perkotaan. Tidak percaya? Silakan masuk di kabinnya. Tidak ada lagi kesan SUV kaku dengan kabin minim fitur dan kuno.
Sebaliknya, kabin HR-V sangat cutting edge ! Saya suka sekali dengan penempatan AC yang sejajar dan memanjang, fitur sentuh untuk menaikturunkan suhu udara (touch panel control), audio video 7 inci dengan Bluetooth, serta sunroof dan atap panoramic . Inilah alasan mengapa HR-V dilabeli crossover . Fitur plus lainnya, menurut saya, adalah fungsi utilisasinya yang tidak kalah dengan Honda Jazz baru.
Hanya dengan merebahkan satu bangku belakang, sebuah sepeda MTB bisa diangkut sambil tetap menyisakan ruang cukup besar bagi 1 penumpang belakang. Center-tank layout membuat kabin terasa luas, bahkan jarak kaki baris kedua setara CR-V.
Tentu soal eksterior adalah alasan pertama dan utama mengapa 100 orang pembeli pertama HR-V di IIMS 2014 langsung melakukan SPK tanpa merasa perlu mengetahui bentuk interiornya. Karena eksterior mobil yang ditargetkan terjual 25.000 unit pada 2015 itu tidak hanya mewah dan modern, juga personal. Bodi bawahnya berotot, sementara bagian depan dan samping berkarakter tegas.
LED daytime running light menambah fitur mewah, tail gate spoiler yang melengkung, serta desain yang mengalir mengesankan mobil coupe (dua pintu). Dari sekilas pandang pun, Honda HR-V langsung mencuri perhatian.
Danang arradian
Rasanya tidak ada lokasi yang lebih tepat untuk menguji coba Honda Hip- Roundabout Vehicle (HR-V) selain di Gunung Bromo. Gunung berapi yang masih aktif itu punya semuanya. Pemandangan paginya (sunrise ) membuat takjub. Pemandangan sore (sunset ) di atas gunungnya pun sangat megah. Lebih dari itu, rute Surabaya- Pasuruan-Bromo sudah sangat lengkap.
Ada jalan lurus untuk akselerasi, puluhan kelokan untuk bermanuver, serta tanjakan dan turunan. Namun, PT Honda Prospect Motor (HPM) memberikan kejutan ketika mobil 4x2 itu diterjunkan langsung ke medan milik mobil 4x4, yakni di lautan pasir Pasir Berbisik yang diberi nama sesuai film yang dibintangi Dian Sastro pada 2001 silam itu.
Tidak disangka, saya bisa membawa HR-V 1.8L CVT Prestige bermanuver membentuk angka 8 di atas pasir tanpa kendala. Ground clearance yang 185 mm itu cukup tinggi untuk membuat HR-V piawai melibas berbagai medan, yakni pasir, batu, lobang, atau air. Namun, tidak terlalu tinggi untuk membuatnya jadi limbung.
Ketika diajak menikung sambil menanjak atau di turunan di lautan pasir misalnya, cepat sekali saya bisa melakukan koreksi. Kestabilannya tidak kalah dengan sebuah hatchback . Membuat percaya diri membejek gas sambil menikung. Meski kelincahan dan kestabilan mengemudi, serta karakter sporty dan linier itu harus dibayar dengan suspensi agak rigid (keras).
Terasa sekali saat melewati jalanan tidak rata dengan kecepatan agak tinggi. Adapun dua fitur yang paling saya favoritkan saat menjelajah ke Penanjakan 2 ataupun hotel Lava View Lodge tempat kami menginap di Bromo adalah electric parking brake dan hill start assist. Fiturelectric parking brake mengingatkan saya pada model SUV keluaran Eropa yang harganya di atas Rp1 miliar.
Cukup dengan sentuhan satu ujung jari (smart touch ), rem tangan langsung aktif. Tidak ada lagi tuas yang mengganggu. Karena itu, konsolnya juga memiliki desain futuristik, menyambung di tengah, jadi lebih banyak ruang untuk meletakkan barang. Adapun hill start assist penting ketika menanjak macet di jalan miring, misalnya 30 derajat, 45 derajat yang ada di Bromo.
Cukup tekan tombolnya, tidak perlu menginjak rem terusmenerus. Mobil tidak akan meluncur mundur. Jika HR-V terbukti mampu menaklukkan medan terjal dan berpasir di Bromo, sebenarnya mobil ini dirancang untuk digunakan di perkotaan. Tidak percaya? Silakan masuk di kabinnya. Tidak ada lagi kesan SUV kaku dengan kabin minim fitur dan kuno.
Sebaliknya, kabin HR-V sangat cutting edge ! Saya suka sekali dengan penempatan AC yang sejajar dan memanjang, fitur sentuh untuk menaikturunkan suhu udara (touch panel control), audio video 7 inci dengan Bluetooth, serta sunroof dan atap panoramic . Inilah alasan mengapa HR-V dilabeli crossover . Fitur plus lainnya, menurut saya, adalah fungsi utilisasinya yang tidak kalah dengan Honda Jazz baru.
Hanya dengan merebahkan satu bangku belakang, sebuah sepeda MTB bisa diangkut sambil tetap menyisakan ruang cukup besar bagi 1 penumpang belakang. Center-tank layout membuat kabin terasa luas, bahkan jarak kaki baris kedua setara CR-V.
Tentu soal eksterior adalah alasan pertama dan utama mengapa 100 orang pembeli pertama HR-V di IIMS 2014 langsung melakukan SPK tanpa merasa perlu mengetahui bentuk interiornya. Karena eksterior mobil yang ditargetkan terjual 25.000 unit pada 2015 itu tidak hanya mewah dan modern, juga personal. Bodi bawahnya berotot, sementara bagian depan dan samping berkarakter tegas.
LED daytime running light menambah fitur mewah, tail gate spoiler yang melengkung, serta desain yang mengalir mengesankan mobil coupe (dua pintu). Dari sekilas pandang pun, Honda HR-V langsung mencuri perhatian.
Danang arradian
(ftr)