Mencicipi Murninya Susu Sapi dari Lereng Merapi

Senin, 09 Februari 2015 - 11:46 WIB
Mencicipi Murninya Susu...
Mencicipi Murninya Susu Sapi dari Lereng Merapi
A A A
SLEMAN - Puncak musim hujan yang saat ini sedang hampir seluruh Indonesia, membuat daya tahan tubuh harus selalu dijaga. Asupan-asupan makanan yang masuk pun perlu diperhatikan, agar tak terlalu mudah terkena bakteri yang membawa penyakit.

Bagi para penggemar kuliner, dengan kondisi seperti ini, perlu juga menjajal makanan atau minuman lebih bermanfaat bagi kesehatan. Yogyakarta, wilayah yang dikenal dengan kota wisata ini pun tak terlalu sulit untuk menemukan warung atau penjual makanan yang menyajikan berbagai macam menu pilihan.

Namun tak ada salahnya, mencoba untuk mendatangi sebuah tempat makan di wilayah Condongcatur, Depok, Sleman. Yaitu, Kampung Kuliner. Banyak warung makan yang berada di kompleks tersebut. Satu yang wajib dicoba adalah warung bernama Kolam Susu.

Tempat yang menawarkan berbagai macam olahan susu sapi murni. Dari mulai susu durian, cookies, coklat, dan banyak lagi. "Kalau yang paling favorit, yang banyak diminati ya cookies itu," kata Andi Wijaya, salah satu penjaga warung, yang ditemui.

Harganya pun bervariasi. Tergantung dari macam rasa dan volume gelasnya, dari kecil, sedang, dan besar. Mulai Rp10.000 hingga ada yang sampai Rp25.000 untuk satu gelasnya. "Yang pasti, kita tetap menjaga rasa susu murninya. Kalau untuk tambahan rasa lain, seperti coklat atau durian, hanya sedikit saja," katanya.

Menariknya, susu sapi murni ini didapatkannya dari sapi perah milik warga lereng Merapi di wilayah Sleman. Menurut Andi, paling tidak dengan menggunakan bahan mentah, susu hasil para peternak di sana, bisa meringankan beban mereka seusai terkena bencana erupsi pada 2010 lalu.

"Setelah erupsi, jadi kita mengambil susu murninya dari lereng Merapi ternak milik warga di sana. Sudah tiga tahun terakhir ini," ucapnya.

Setiap harinya, warung Kolam Susu ini pun bisa menjual sekitar 15 sampai 20 liter susu sapi murni. Belum lagi di akhir pekan yang meningkat hingga sampai seitar 30 liter. "Tak hanya warga umum atau mahasiswa saja yang datang. Tapi anak-anak sekolah juga ada yang sering ke sini," katanya.

Pengunjungnya, Niko Laus (24 tahun), mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi (PT) swasta di Yogyakarta mengatakan, baru pertama kali memang dirinya berkunjung ke tempat ini, meski tempat tinggalnya tak terlalu jauh dari Kampung Kuliner. "Sangat terasa murninya susu. Suasananya juga enak, tidak terlalu bising," ucapnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0603 seconds (0.1#10.140)