Android Low End Berlisensi Google

Selasa, 10 Februari 2015 - 11:30 WIB
Android Low End Berlisensi Google
Android Low End Berlisensi Google
A A A
Tujuan Google menciptakan platform Android One memang beragam. Pertama, mereka ingin menyelasarkan kualitas atau eksperiens pengguna Android di segmen menengah kebawah atau low end. Ini segmen pasar terbesar di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Dan dengan harga terjangkau (direntang Rp1 jutaan), tidak seharusnya konsumen mendapatkan eksperiens yang buruk. Mulai sistem operasi versi lama, pemilihan hardware sembarangan (untuk menekan biaya), hingga munculnya berbagai bugs. Bervariasinya kualitas ponsel Android buatan berbagai vendor (lokal) itu jelas berdampak kurang baik bagi konsumen yang ujungnya juga merugikan Google.

Itulah mengapa Google ingin agar Android di pasar low end ini perlu ada standar atau penyeragaman. Jadilah mereka merancang Android One yang membuat raksasa teknologi tersebut tidak hanya mengontrol software, tapi juga hardware di sebuah perangkat.

Platform Android One sudah mengusung Android terbaru: Lollipop 5.1, dan dijamin paling cepat mendapatkan update seperti Google Nexus. Hardware Android One juga dipilihkan secara cermat oleh Google. Apa tipe kameranya, prosesornya, RAM, serta baterainya telah dipilih spesifik agar dapat menyatu dengan software-nya. Sehingga walau memiliki embel-embel “low end” tapi performa ponsel tetap optimal.

Chief Marketing Officer Evercoss Janto Djojo mengistilahkan ponsel dengan Android One ini telah ”disertifikasi oleh Google”. Artinya Google sendiri yang menjamin bahwa kinerja ponsel bakal optimal. ”Kita hanya mengikuti saja,” ujar Janto Djojo. Tentu saja standarisasi seperti ini memang berdampak positif bagi konsumen. Mereka boleh yakin bahwa ponsel yang mereka beli paling optimal di rentang harganya.

Meski demikian, standarisasi ini berarti semua smartphone yang mengusung Android One seperti Evercoss One, Nexian Journey One, serta Mito Impact Android One hampir tidak bisa dibedakan satu sama lain. Itu karena setiap perangkat tersebut sama-sama menggunakan rancangan dasar dari Google. Vendor seperti Evercoss hanya memberi sedikit pembeda lewat leather case.

Karena masih dalam tahap ujicoba, masing-masing vendor hanya merilis model secara terbatas. Evercoss One untuk tahap awal hanya dirilis sebanyak 3.000 unit di Lazada.co.id. Sementara Mito Impact Android One di Blibli.com diklaim terjual ribuan unit dalam sehari. ”Kuota awal yang kami sediakan langsung sold out,” kata Chief Marketing Officer Mito Jacksen Lie.

Mereka pun menambah lagi pre-order sebanyak 5.000 unit sampai akhir Februari 2015 dengan harga Rp999.000 dari harga asli Rp1,2 juta. Nexian Journey One, melalui situs Blanja.com dan JakartaNotebook.com bahkan diketahui mencapai pemesanan hingga 10.000 unit.

Janto Djojo optimistis Android One akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebab, tren smartphone di Indonesia masih terus tumbuh. Terutama peralihan pengguna feature phone ke smartphone yang masih akan besar. ”Kebutuhan smartphone terjangkau dan berkualitas masih tetap ada,” katanya.

Danang Arradian
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0182 seconds (0.1#10.140)