Kelelahan Kronis Picu Menopause Dini

Senin, 16 Februari 2015 - 09:12 WIB
Kelelahan Kronis Picu...
Kelelahan Kronis Picu Menopause Dini
A A A
KELELAHAN ternyata bisa menyebabkan menopause dini. Penelitian mengungkap bahwa wanita dengan sindrom kelelahan kronis lebih berisiko alami menopause dini.

Chronic fatigue syndrome (CFS) atau dikenal dengan sindrom kelelahan kronis adalah suatu kumpulan gejala yang didominasi oleh perasaan letih dan lesu serta terdapat masalah kognitif pada penderitanya. Gangguan ini sering dikaitkan dengan masalah menstruasi lainnya serta nyeri pada panggul.

Penelitian telah menemukan adanya keterkaitan antara menopause dini dan sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome (CFS). Hasil penelitian dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention ini diharapkan dapat menjelaskan penyebab wanita berisiko dua hingga empat kali menderita CFS dibandingkan dengan laki-laki. Dia juga menjelaskan penyebab kondisi ini paling sering terjadi pada wanita berusia 40-an.

“CFS akan memakan korban yang banyak pada kehidupan wanita paruh baya, serta dalam masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan. Menyadari keterkaitan CFS dan menopause lebih awal dapat membantu penyedia layanan peduli perempuan dalam memilah gejala CFS dari gejala menopause,” sebut Dr Margery Gass, Direktur Eksekutif North American Menopause Society, seperti dikutip Webmd.

Walaupun penelitian tersebut telah berhasil menemukan hubungan antara menopause dini dengan sindrome kelelahan kronis, mereka belum dapat mempelajari apakah satu kondisi dapat memengaruhi kondisi lainnya. Atau bisa jadi ada faktor lain yang menyebabkan kedua kondisi tersebut. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada 4 Februari lalu secara online dalam jurnal Menopause.

Penelitian ini melingkupi 84 wanita dan kelompok kontrol dari 73 wanita sehat di Georgia yang telah menyediakan informasi tentang kesehatan ginekologi mereka. Setelah dibandingkan, wanita dengan sindrom kelelahan kronis 12 kali berisiko nyeri pada panggul yang bukan akibat dengan menstruasi. Mereka cenderung mengalami pendarahan menstruasi secara berlebihan (72% vs 42%) dan lebih banyak lagi pada saat periode menstruasi.

Penelitian juga menemukan bahwa wanita dengan CFS juga cenderung kehilangan periode menstruasi mereka. Wanita dengan sindrom kelelahan kronis lebih mungkin (57%vs 26 %) menggunakan hormon untuk beberapa tujuan, selain sebagai pengontrol kelahiran, seperti untuk memulihkan menstruasi yang tidak teratur, gejala menopause atau pengeroposan tulang, dibandingkan wanita yang tidak Studi ini juga menemukan bahwa 66% wanita dengan CFS telah menjalani setidaknya satu operasi ginekologi dibandingkan dengan 32% dari mereka yang berada di kelompok kontrol.

Jenis yang paling umum dari pembedahan adalah histerektomi (55% vs 19%). Histerektomi yang terkait menopause dini (pada atau sebelum usia 45) terjadi pada 62% wanita dengan sindrom kelelahan kronis, dibandingkan dengan 33% dari mereka yang berada di kelompok kontrol. Pendarahan sebagai alasan untuk histerektomi jauh lebih umum di kalangan wanita dengan CFS.

Wanita yang menderita CFS juga cenderung mengalami masa menopause lebih awal daripada wanita yang terlibat dalam kelompok kontrol meskipun keduanya tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Wanita yang terjangkit CFS juga cenderung mengalami menopause alami lebih awal daripada wanita yang tergaung dalam kelompok kontrol tersebut. Namun, belum ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok tersebut.

Penelitian sebelumnya hanya mengaitkan antara sindrom kelelahan kronis dengan nyeri panggul dan kondisi ginekologi, seperti endometriosis dan menstruasi yang tidak normal. Namun, ini adalah penelitian pertama yang mengaitkan CFS dengan menopause dini.

Larissa huda
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5809 seconds (0.1#10.140)