Menampung Info Banjir di Satu Tempat

Selasa, 17 Februari 2015 - 10:53 WIB
Menampung Info Banjir di Satu Tempat
Menampung Info Banjir di Satu Tempat
A A A
Startup bernama Siaga Banjir ini punya tujuan mulia. Yakni membantu warga Jakarta menghindari banjir, sekaligus berbagi informasi dimana banjir berada.

Perancangnya adalah 6 mahasiswa dari kampus Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer. Mereka adalah Fauzan Helmi Sudaryanto, Riska Fadilla, Rasmunandar Rustam, Taufan Satrio, Caraka Nur Azmi, serta Enreina Annisa Rizkiasri. “Kami ingin membantu memetakan lokasi banjir, posko banjir, serta memberikan notifikasi jika terjadi banjir di sekitar pengguna,” jelas Fauzan selaku Product Manager Siaga Banjir.

Inspirasi mereka dapat dari banyaknya orang yang bercuit berita tentang banjir di Twitter. Lalu muncul pemikiran bagaimana agar info itu dapat ditampung dalam satu tempat. Sehingga orang bisa tahu daerah mana yang banjir dan seperti apa kondisinya. Programmer Siaga Banjir Rasmunandar Rustam menjelaskan, aplikasi Siaga Banjir dibuat pada Januari 2014 di platform Android. Mereka menggunakan data BPBD Jakarta tentang 12 pintu air di Jakarta.

Data itu diubah menjadi informasi yang mudah dipahami dan bisa diakses oleh semua orang. ”Kemudian kita buat notifikasi agar misalnya orang tahu jika ketinggian permukaan air di sebuah pintu air naik,” jelas Nandar, sapaan akrabnya. Tapi, masih ada yang bisa dikembangkan. Misalnya laporanlaporan banjir yang ada di Twitter ikut dipetakan sehingga orang bisa menghindari banjir.

Aplikasi mereka memiliki filter untuk mengetahui mana informasi benar dan hanya bercanda. Nandar mengungkap bahwa tantangan mereka adalah mensosialisasikan para penggunakan Twitter untuk menyertakan tagar #siagabanjir dan mengaktifkan geotagging ketika bercuit info tentang banjir. “Fakta yang kita temukan adalah jarang sekali orang yang mengaktifkan geolokasi. Bahkan hanya ada 3% yang mengaktifkannya. Susah mengajak 97% ini untuk ikut serta. Padahal, dampaknya bisa luar biasa,” katanya.

Tantangan kedua adalah tidak selalu semua informasi banjir di sosial media relevan. “Ada yang berkicau ’duh banjir, galau nih, inget mantan,’ nah itu kan nggak relevan,” gurau Nandar. Perlu diketahui bahwa Siaga Banjir ini telah memperoleh berbagai macam penghargaan.

Misalnya Startup and Hackaton Asia 2014 di Jakarta, kemudian Global Facility for Disaster Reduction and Recovery yang diadakan oleh World Bank Group di London pada Juli 2014, serta beberapa ajang lainnya. Nandar memaparkan bahwa nantinya Siaga Banjir ini berusaha untuk terus mengembangkan aplikasi ini yang bisa dibilang sangat berguna bagi penduduk Jakarta yang sering dilanda banjir.

Cahyandaru kuncorojati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8917 seconds (0.1#10.140)