Merambah Dunia Fashion

Jum'at, 20 Februari 2015 - 11:37 WIB
Merambah Dunia Fashion
Merambah Dunia Fashion
A A A
Celebriti chef Vania Wibisono mulai terjun ke dunia fashion . Belakangan, Vania mengaku suka mendesain busana untuk dipakainya sehari-hari, bahkan sering pula ditiru oleh orang lain. “Saya desain sendiri, gambar iseng-iseng saja, lalu kasih ke tukang jahit. Setelah saya pakai, malah banyak yang suka dan akhirnya saya minta penjahit itu buatin lagi untuk orang-orang yang pesan,” ujar Vania.

Ide untuk membuat desain baju-baju nan unik Vania dapatkan setelah dia rajin berbelanja di Jepang dan berlangganan majalah fashion asal Negeri Sakura itu. Menurut adik dr Sonya Wibisono ini, fashion Jepang lebih simpel daripada fashion milik Korea yang juga digandrungi oleh masyarakat di seluruh dunia.

Berkat majalah tersebut pula, Vania bisa mendirikan sebuah toko dengan inspirasi busana ala Jepang pada 2009, meski kemudian harus tutup karena konveksi tempat pembuatan pakaian-pakaian itu bangkrut hingga membuat dampak serupa pada usahanya itu. Bisnis di bidang fashion juga pernah dilakoni chef cantik ini pada 2008. Saat itu, dia sempat membuka toko bernama Muse yang menjual bajubaju asal Amerika Serikat bersama tiga rekannya.

“Jadi, ini toko yang menjual beberapa merek asal Amerika yang sering dipakai selebriti Hollywood, tapi dengan harga yang masih terjangkau. Sistemnya, saya dan teman-teman datang ke pameran yang mereka buat. Saya lihat mana saja yang cocok untuk dijual di Indonesia, kemudian baju yang kami pilih mereka buat dan dikirim ke Indonesia,” cerita sarjana psikologi dari Universitas Indonesia ini.

Muse yang hadir di salah satu mal ternama di Jakarta itu sempat difavoritkan anak muda pada awal-awal berdiri. Namun, kemudian harus tutup juga. Persaingan ketat antarsesama toko pakaian impor membuat Vania lebih memilih mundur. Toh dua pengalaman bisnis yang gagal itu terbukti tidak menyurutkan semangat Vania untuk berbisnis kembali di bidang yang sama.

“Saya mau membuat clothing line sendiri. Masih desain saya dengan ala Jepang. Inspirasi saya benar-benar Jepang karena fashion mereka itu simpel. Bukan harajuku ya, karena kalau harajuku terlalu berlebihan. Ada gaya ala Osaka dan Tokyo,” ujar wanita yang juga punya bisnis sekolah memasak dan consumer goods .

Fashion dan memasak menjadi dua hal yang dicintai Vania hingga sangat melekat dalam dirinya dan sulit untuk memilih salah satu di antara keduanya. Menurut chef yang pernah bekerja di Le Gourmet ini, seni menjadi benang merah antara keduanya. Untuk urusan dapur, meski lebih banyak dibutuhkan logika, seni juga diperlukan demi membuat makanan tersebut terlihat cantik dan menggoda untuk dimakan.

Sementara fashion membutuhkan kreasi seni yang tinggi dalam hal mendesain atau memadupadankan busana. Vania mengaku lebih senang bergaya tidak terlalu feminin, meski tampilan sehariharinya selalu menggunakan rok. “Seimbang saja. Kalau baju sudah terlalu feminin, saya memilih aksesori maskulin, seperti tengkorak,” ujarnya.

Aksesori berupa kalung menjadi elemen yang tidak pernah lepas dari penampilan Vania. Tak heran, dia juga menjadi kolektor kalung karena baginya kalung memiliki banyak ragam dan bentuk. Tentu kalung juga menjadi barang utama yang dia cari jika sedang berbelanja ke Jepang.

Ananda nararya
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5225 seconds (0.1#10.140)