Drama Menegangkan Di Belakang Drum

Sabtu, 21 Februari 2015 - 09:50 WIB
Drama Menegangkan Di...
Drama Menegangkan Di Belakang Drum
A A A
WHIPLASH adalah film drama. Namun, dengan editing dan cerita yang intens, film peraih lima nominasi Piala Oscar ini punya atmosfer layaknya film suspense yang mendebarkan.

Andrew Neiman (Miles Teller) adalah siswa tahun pertama di sekolah jazz bergengsi di New York. Sebagai seorang drummer, ambisinya adalah bisa setara dengan legenda jazz idolanya, Buddy Rich. Namun apa daya, saat menunjukkan kebolehannya bermain drum di hadapan guru superperfeksionis Terence Fletcher (JK Simmons), bukan tepuk tangan yang diterimanya.

Fletcher malah melengos pergi saat Andrew tengah sibuk bermain. Sejak saat itu, Andrew bertekad kuat agar Fletcher menoleh padanya. Memang, pada kesempatan keduanya, Fletcher akhirnya memilih Andrew untuk bergabung di bandnya yang bergengsi.

Di sisi lain, Andrew yang pemalu ini akhirnya berhasil mengajak gadis yang ditaksirnya, Nicole (Melissa Benoist) untuk berkencan dan akhirnya mereka pacaran. Sampai di sini, Whiplash bergerak ke arah yang tidak kita duga. Jangan harap saat Andrew sudah masuk ke dalam band, dia bisa dengan mudah mendapat simpati Fletcher.

Juga jangan menebak kalau kisah cinta Andrew dan Nicole akan menjadi bumbu romansa di tengah usaha Andrew menjadi drummer terbaik. Semua tebakan akan salah besar. Whiplash bukan film manis dan mainstream seperti itu. Selama 106 menit, kita malah akan dibuat gerah dan gemas dengan tingkah Fletcher dalam mengajar para personel bandnya.

Di dalam ruang latihan, dia ibarat monster yang bisa membuat korbannya kencing berdiri sebelum dilahap ke dalam mulut. Dia bisa melempar kursi ke wajah pemainnya hanya karena satu kesalahan kecil. Bagi Fletcher, musik jazz adalah satu bangunan prestisius yang harus sempurna.

Jika dia menemukan satu kesalahan kecil saja, walaupun bangunan tersebut sudah jadi 90%, tetap harus dihancurkan dan dimulai lagi dari awal, dengan tukang yang baru. Bisa dibayangkan bagaimana stresnya para pemain yang tergabung dalam tim Fletcher? Adapun Andrew, rela kehilangan apa pun demi Fletcher bisa memujanya.

Sekarang bayangkan, jika orang seperti Fletcher bertemu dengan orang seambisius Andrew. Di sinilah Whiplash bergerak layaknya film suspense. Keduanya terobsesi pada kesempurnaan dan keduanya rela melakukan apa saja demi kesempurnaan itu.

Di titik inilah, kita bisa melihat perubahan karakter Andrew, dari pria imut pemalu yang bermimpi bisa menjadi seperti Buddy Rich, menjadi pria superambisius yang menyebalkan. Tapi diam-diam, kita pun berharap Andrew bisa menjadi sosok sempurna seperti yang diinginkan Fletcher.

Karakter dua tokoh utamanya ini membuat Whiplash bergerak ke segala arah. Dari drama, suspense, hingga seperti film politik yang penuh intrik. Selain karakter yang kompleks dan akting yang mumpuni, editing yang sempurna membuat ketegangan dalam Whiplash semakin mengemuka.

Hebatnya lagi, sutradara Damien Chazelle – yang membuat film ini dari pengalamannya diajar guru perfeksionis di sekolah musik– di antara ketegangan tersebut, dia masih bisa menyelipkan keindahan lewat komposisi musik yang megah dan sangat jazzy,tapi tetap easy listening.

Tak hanya itu, Whiplash juga akan menyisakan satu pertanyaan di akhir cerita, apakah untuk mengeluarkan potensi terbaik seseorang, gaya mengajar Fletcher memang harus diterapkan? Whiplash adalah salah satu film terbaik pada 2014/2015. Inilah film dengan unsur yang lengkap dan sempurna di tiap elemennya.

Nominasi Oscar untuk film terbaik, skenario adaptasi terbaik, aktor pendukung terbaik untuk Simmons, serta editing dan mixing terbaik, jika berhasil dimenangkan, memang layak diraih Whiplash.

Herita endriana
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1273 seconds (0.1#10.140)