Banyak Minum Air Putih,Sehatkah?
A
A
A
SELAMA ini orang berasumsi minum banyak air putih baik bagi kesehatan. Padahal, tidak sepenuhnya anggapan itu benar. Para dokter di Inggris sedang mempertanyakan benarkah kebiasaan minum air putih berlebihan menyehatkan?
Selama ini banyak pakar kesehatan yang menganjurkan orang-orang untuk banyak minum air putih untuk menjaga kesehatan. Alhasil, banyak orang kini mulai menambah jumlah konsumsi air setiap harinya. Bahkan, ada yang selalu membawa air minum ke mana pun mereka pergi.
Seperti yang dirilis Dailymail , baru-baru ini para dokter mempertanyakan kembali khasiat minum air putih dalam jumlah besar. Hasilnya cukup mengejutkan. Beberapa pakar kesehatan mulai mempertanyakan kebiasaan mengonsumsi air putih. Bahkan, anjuran untuk minum air dua liter per hari dianggap terlalu banyak karena melebihi kebutuhan tubuh. Profesor Mark Whiteley, konsultan ahli bedah, sekaligus pendiri The Whiteley Clinic di London, mengungkapkan kekhawatirannya tentang pola konsumsi air minum orang-orang saat ini.
Menurut dia, kebiasaan minum banyak air lebih dari yang seharusnya dalam periode yang lama dapat membentuk pola kerja otak secara kimiawi sehingga terstimulasi untuk terus membutuhkan lebih banyak air. Profesor Whiteley, yang juga merupakan ahli dalam hiperhidrosis (tentang produksi keringat berlebihan), meyakini bahwa minum secara berlebihan dapat menyebabkan produksi keringat berlebih.
Anggapan ini dihubungkan dengan hasil laporan pasiennya yang menderita hiperhidrosis (keringat berlebih). Bahkan, hal itu diperparah dengan beberapa pasiennya yang mempertimbangkan untuk operasi untuk membuang kelenjar keringatnya. “Setiap kali ada pasien datang dengan keluhan hiperhidrosis, pertanyaan yang pertama kali saya selalu tanyakan adalah tentang seberapa banyak air yang dikonsumsi setiap harinya,” ujarnya.
Hampir semua pasien yang mengidap hiperhidrosis mengaku mengonsumsi air dalam jumlah banyak dalam sehari. Sebagian besar orang akan terbangun pada malam hari ketika terpakas harus ke toilet untuk buang air. Ternyata setelah diamati penyebabnya adalah minum air dalam jumlah besar saat akan tidur. Meminum air dalam jumlah besar, terutama saat malam hari, tentu dapat mengganggu waktu tidur.
“Ketika kita tertidur, otak melepaskan antidiuretik hormone atau ADH (hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh). Memperlambat fungsi ginjal dapat menghentikan buang air kecil pada malam hari yang terlalu sering,” katanya. Jika mereka minum dua atau tiga gelas air pada malam hari, maka semua cairan berlebih tersebut akan terus bekerja melalui sistem dalam tubuh. Hal itu cenderung mengesampingkan efek hormon antidiuretik hormone sehingga meningkatkan kadar air dalam kandung kemih. Biasanya mereka selalu terbangun hanya untuk buang air.
Hal ini menyebabkan mereka sulit untuk kembali tidur. Profesor Whiteley menganjurkan untuk tidak minum air dua atau tiga jam sebelum tidur. Jika sulit tidur, dia menganjurkan untuk mandi dengan air hangat sebelum tidur yang bisa membuat tubuh berkeringat dan mengurangi kadar air dalam tubuh secara perlahan. Ini akan membantu mengurangi kemungkinan untuk terbangun saat tidur.
Pada tahun 2008 Jacqueline Henson, seorang ibu berusia 40 tahun dari Huddersfield, saat sedang melakukan program penurunan berat badan (diet) yang ketat, meninggal dunia akibat keracunan air setelah minum empat liter air dalam waktu beberapa jam. Bahkan, ada kasus lain yang lebih fatal akibat “overdosis” dalam minum air. “Minum terlalu banyak air dalam durasi yang terlalu cepat , bisa mengacaukan keseimbangan garam dalam tubuh,” kata Dr Frankie Phillips dari British Dietetic Jika kita minum banyak air dalam waktu yang sangat singkat, ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan dari tubuh dengan cepat, dan darah menjadi lebih encer dari yang seharusnya—dengan tingkat konsentrasi garam dalam tubuh juga akan menjadi sangat rendah.
National Health Service (NHS) menyarankan wanita dewasa hanya perlu sekitar 1,6 liter cairan secara umum (tak hanya air) dalam sehari, dan laki-laki sekitar dua liter, untuk menjaga tubuh bekerja secara efisien. Semua jenis cairan dapat memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, termasuk minuman panas seperti teh dan kopi, susu, dan jus buah. Bahkan, air yang terkandung dalam buahbuahan dan sayuran.
David Wheeler, ahli ginjal di Inggris, mengatakan bahwa setiap orang tidak harus minum air untuk menjaga jumlah kadar air dalam tubuh dan menjaga fungsi ginjal. Tubuh dapat menyerap cairan dari makanan maupun minuman sehingga memiliki efek diuretik dan dapat tetap memenuhi jumlah kadar air dalam tubuh. Ahli gizi Dr Frankie Phillips setuju bahwa air minum adalah cairan yang baik bagi tubuh. Hal ini karena proses hidrasi dalam tubuh terjadi tidak mengandung kalori tambahan yang dapat mengganggu program pola makan.
“Tentunya cairan yang dikonsumsi yang berbeda setiap hari, seperti susu yang kaya kalsium dan sejumlah kecil jus buah yang mengandung kadar vitamin C tentu lebih baik dikonsumsi untuk menjaga keseimbangan nutrisi,” sebutnya. Kebutuhan air setiap orang berbeda-beda. Ini bergantung pada bobot tubuh.
Larissa huda
Selama ini banyak pakar kesehatan yang menganjurkan orang-orang untuk banyak minum air putih untuk menjaga kesehatan. Alhasil, banyak orang kini mulai menambah jumlah konsumsi air setiap harinya. Bahkan, ada yang selalu membawa air minum ke mana pun mereka pergi.
Seperti yang dirilis Dailymail , baru-baru ini para dokter mempertanyakan kembali khasiat minum air putih dalam jumlah besar. Hasilnya cukup mengejutkan. Beberapa pakar kesehatan mulai mempertanyakan kebiasaan mengonsumsi air putih. Bahkan, anjuran untuk minum air dua liter per hari dianggap terlalu banyak karena melebihi kebutuhan tubuh. Profesor Mark Whiteley, konsultan ahli bedah, sekaligus pendiri The Whiteley Clinic di London, mengungkapkan kekhawatirannya tentang pola konsumsi air minum orang-orang saat ini.
Menurut dia, kebiasaan minum banyak air lebih dari yang seharusnya dalam periode yang lama dapat membentuk pola kerja otak secara kimiawi sehingga terstimulasi untuk terus membutuhkan lebih banyak air. Profesor Whiteley, yang juga merupakan ahli dalam hiperhidrosis (tentang produksi keringat berlebihan), meyakini bahwa minum secara berlebihan dapat menyebabkan produksi keringat berlebih.
Anggapan ini dihubungkan dengan hasil laporan pasiennya yang menderita hiperhidrosis (keringat berlebih). Bahkan, hal itu diperparah dengan beberapa pasiennya yang mempertimbangkan untuk operasi untuk membuang kelenjar keringatnya. “Setiap kali ada pasien datang dengan keluhan hiperhidrosis, pertanyaan yang pertama kali saya selalu tanyakan adalah tentang seberapa banyak air yang dikonsumsi setiap harinya,” ujarnya.
Hampir semua pasien yang mengidap hiperhidrosis mengaku mengonsumsi air dalam jumlah banyak dalam sehari. Sebagian besar orang akan terbangun pada malam hari ketika terpakas harus ke toilet untuk buang air. Ternyata setelah diamati penyebabnya adalah minum air dalam jumlah besar saat akan tidur. Meminum air dalam jumlah besar, terutama saat malam hari, tentu dapat mengganggu waktu tidur.
“Ketika kita tertidur, otak melepaskan antidiuretik hormone atau ADH (hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh). Memperlambat fungsi ginjal dapat menghentikan buang air kecil pada malam hari yang terlalu sering,” katanya. Jika mereka minum dua atau tiga gelas air pada malam hari, maka semua cairan berlebih tersebut akan terus bekerja melalui sistem dalam tubuh. Hal itu cenderung mengesampingkan efek hormon antidiuretik hormone sehingga meningkatkan kadar air dalam kandung kemih. Biasanya mereka selalu terbangun hanya untuk buang air.
Hal ini menyebabkan mereka sulit untuk kembali tidur. Profesor Whiteley menganjurkan untuk tidak minum air dua atau tiga jam sebelum tidur. Jika sulit tidur, dia menganjurkan untuk mandi dengan air hangat sebelum tidur yang bisa membuat tubuh berkeringat dan mengurangi kadar air dalam tubuh secara perlahan. Ini akan membantu mengurangi kemungkinan untuk terbangun saat tidur.
Pada tahun 2008 Jacqueline Henson, seorang ibu berusia 40 tahun dari Huddersfield, saat sedang melakukan program penurunan berat badan (diet) yang ketat, meninggal dunia akibat keracunan air setelah minum empat liter air dalam waktu beberapa jam. Bahkan, ada kasus lain yang lebih fatal akibat “overdosis” dalam minum air. “Minum terlalu banyak air dalam durasi yang terlalu cepat , bisa mengacaukan keseimbangan garam dalam tubuh,” kata Dr Frankie Phillips dari British Dietetic Jika kita minum banyak air dalam waktu yang sangat singkat, ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan dari tubuh dengan cepat, dan darah menjadi lebih encer dari yang seharusnya—dengan tingkat konsentrasi garam dalam tubuh juga akan menjadi sangat rendah.
National Health Service (NHS) menyarankan wanita dewasa hanya perlu sekitar 1,6 liter cairan secara umum (tak hanya air) dalam sehari, dan laki-laki sekitar dua liter, untuk menjaga tubuh bekerja secara efisien. Semua jenis cairan dapat memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh, termasuk minuman panas seperti teh dan kopi, susu, dan jus buah. Bahkan, air yang terkandung dalam buahbuahan dan sayuran.
David Wheeler, ahli ginjal di Inggris, mengatakan bahwa setiap orang tidak harus minum air untuk menjaga jumlah kadar air dalam tubuh dan menjaga fungsi ginjal. Tubuh dapat menyerap cairan dari makanan maupun minuman sehingga memiliki efek diuretik dan dapat tetap memenuhi jumlah kadar air dalam tubuh. Ahli gizi Dr Frankie Phillips setuju bahwa air minum adalah cairan yang baik bagi tubuh. Hal ini karena proses hidrasi dalam tubuh terjadi tidak mengandung kalori tambahan yang dapat mengganggu program pola makan.
“Tentunya cairan yang dikonsumsi yang berbeda setiap hari, seperti susu yang kaya kalsium dan sejumlah kecil jus buah yang mengandung kadar vitamin C tentu lebih baik dikonsumsi untuk menjaga keseimbangan nutrisi,” sebutnya. Kebutuhan air setiap orang berbeda-beda. Ini bergantung pada bobot tubuh.
Larissa huda
(ars)