Sediakan Lapangan Kerja Bagi Freelancer
A
A
A
”Sebuah logo itu seperti nama. Kalau tidak punya nama, orang akan bingung memanggilnya,” ujar Ryan Gondokusumo, pendiri Sribu.com. Sribu.com adalah startup yang menyediakan layanan desain logo dengan harga jauh lebih terjangkau dibanding sebuah agensi.
”Misalnya perusahaan kerupuk memiliki omset yang sangat besar. Jika tidak punya brand dan desain logo, ia akan bingung menjelaskan kerupuk tadi ke orang lain,” ungkap Ryan lagi. Tapi, sebenarnya desain logo hanya salah satu dari 20 jenis produk yang ditawarkan Sribu.com. Lainnya itu ada kemasan, kalender, desain interior, dan masih banyak lagi. ”Konsep kita adalah crowdsourcing,” ungkap Ryan.
Klien mendaftarkan pesanan sesuai apa yang ia mau beserta bujetnya ke Sribu.com sebagai sebuah kontes. Selanjutnya, yang berpartisipasi adalah freelancer yang jadi anggota Sribu.com. Hasil kerja para desainer lantas akan dipilih langsung oleh klien,” jelas Ryan tentang cara kerja Sribu.com. Keduanya (desainer dan klien) tidak perlu bertemu muka.
Sebab, proses pembayaran telah diatur dan dijamin oleh Sribu.com. Jadi, pada intinya Sribu.com adalah startup yang menjadi wadah bagi para desainer (terutama freelance) untuk bertemu dengan klien yang menginginkan desain dengan harga lebih terjangkau dibandingkan agensi biasa. Ide mendirikan Sribu.com muncul ketika Ryan melihat betapa alotnya proses pembuatan desain produk di tempat dia bekerja sebelumnya.
”Dulu untuk desain kalender saja bisa makan waktu 1-2 bulan. Saya juga harus bertemu berkalikali dengan agensi langganan kantor. Belum lagi revisi dan penambahan biaya,” katanya. Lalu ia mencoba membuat kontes desain di Kaskus.com dengan hadiah ponsel. Ternyata yang berpartisipasi banyak sekali.
”Bos saya bingung, karena banyak desain yang ikutan dan banyak juga yang bagus,” katanya. Dari situ, Ryan menyadari bahwa ini adalah peluang bisnis. Sribu.com ini berdiri sejak 2011. ”Mulanya saudara saya yang membuatkan website. Saya memikirkan ide dan user interface-nya. Pada September 2011 kita launching dan memenangi kompetisi Sparx Up Awards,” paparnya.
Sejak saat itu Sribu.com mulai dikenal. Tapi, awalnya hanya sedikit perusahaan yang berpartisipasi. Maka, Ryan tidak ragu untuk memasarkan Sribu.com dengan cara bergerilya dengan presentasi ke berbagai perusahaan. Kini, Sribu.com telah berekspansi hingga ke luar Indonesia.
“Saat ini klien kita hampir 50 negara. Karena barang yang ditawarkan bentuknya digital, jadi orang dari luar negeri juga bisa melihat dan order. Harapannya ke depan nanti kita bisa jadi worldwide product,” tambah Ryan. Ryan bersama timnya juga terus mengembangkan Sribu.com. Bahkan ada satu lagi produk yang mereka ciptakan: Sribulancer.com.
Sribulancer.com menyediakan kemudahan bagi perusahaan atau kantor yang memerlukan tenaga kerja baik fulltime atau freelance. Sistem kerja antara klien dan orang yang di-hire pun sama seperti Sribu.com, dimana mereka berhubungan secara online dengan menggunakan fitur workspace yang disediakan.
”Ini berbeda dengan Linkedin dan sejenisnya karena di Sribulancer.com kami mengutamakan para freelancer,” jelas Ryan yang juga menyebutkan bahwa saat ini sudah ada sekitar 15 ribu freelancer yang terdaftar. Ryan melihat pertumbuhan internet di Indonesia akan terus membuat bisnisnya ikut tumbuh.
Intinya, Sribu.com dan Sribulancer.com akan terus berkembang. Ia juga memberikan tips bagi mereka yang ingin membuat atau berkecimpung di dunia startup. “Pertama, jangan pernah buat startup karena ada orang lain yang sudah bikin. Jangan dipaksakan!” ungkap Ryan.
Cahyandaru kuncorojati
”Misalnya perusahaan kerupuk memiliki omset yang sangat besar. Jika tidak punya brand dan desain logo, ia akan bingung menjelaskan kerupuk tadi ke orang lain,” ungkap Ryan lagi. Tapi, sebenarnya desain logo hanya salah satu dari 20 jenis produk yang ditawarkan Sribu.com. Lainnya itu ada kemasan, kalender, desain interior, dan masih banyak lagi. ”Konsep kita adalah crowdsourcing,” ungkap Ryan.
Klien mendaftarkan pesanan sesuai apa yang ia mau beserta bujetnya ke Sribu.com sebagai sebuah kontes. Selanjutnya, yang berpartisipasi adalah freelancer yang jadi anggota Sribu.com. Hasil kerja para desainer lantas akan dipilih langsung oleh klien,” jelas Ryan tentang cara kerja Sribu.com. Keduanya (desainer dan klien) tidak perlu bertemu muka.
Sebab, proses pembayaran telah diatur dan dijamin oleh Sribu.com. Jadi, pada intinya Sribu.com adalah startup yang menjadi wadah bagi para desainer (terutama freelance) untuk bertemu dengan klien yang menginginkan desain dengan harga lebih terjangkau dibandingkan agensi biasa. Ide mendirikan Sribu.com muncul ketika Ryan melihat betapa alotnya proses pembuatan desain produk di tempat dia bekerja sebelumnya.
”Dulu untuk desain kalender saja bisa makan waktu 1-2 bulan. Saya juga harus bertemu berkalikali dengan agensi langganan kantor. Belum lagi revisi dan penambahan biaya,” katanya. Lalu ia mencoba membuat kontes desain di Kaskus.com dengan hadiah ponsel. Ternyata yang berpartisipasi banyak sekali.
”Bos saya bingung, karena banyak desain yang ikutan dan banyak juga yang bagus,” katanya. Dari situ, Ryan menyadari bahwa ini adalah peluang bisnis. Sribu.com ini berdiri sejak 2011. ”Mulanya saudara saya yang membuatkan website. Saya memikirkan ide dan user interface-nya. Pada September 2011 kita launching dan memenangi kompetisi Sparx Up Awards,” paparnya.
Sejak saat itu Sribu.com mulai dikenal. Tapi, awalnya hanya sedikit perusahaan yang berpartisipasi. Maka, Ryan tidak ragu untuk memasarkan Sribu.com dengan cara bergerilya dengan presentasi ke berbagai perusahaan. Kini, Sribu.com telah berekspansi hingga ke luar Indonesia.
“Saat ini klien kita hampir 50 negara. Karena barang yang ditawarkan bentuknya digital, jadi orang dari luar negeri juga bisa melihat dan order. Harapannya ke depan nanti kita bisa jadi worldwide product,” tambah Ryan. Ryan bersama timnya juga terus mengembangkan Sribu.com. Bahkan ada satu lagi produk yang mereka ciptakan: Sribulancer.com.
Sribulancer.com menyediakan kemudahan bagi perusahaan atau kantor yang memerlukan tenaga kerja baik fulltime atau freelance. Sistem kerja antara klien dan orang yang di-hire pun sama seperti Sribu.com, dimana mereka berhubungan secara online dengan menggunakan fitur workspace yang disediakan.
”Ini berbeda dengan Linkedin dan sejenisnya karena di Sribulancer.com kami mengutamakan para freelancer,” jelas Ryan yang juga menyebutkan bahwa saat ini sudah ada sekitar 15 ribu freelancer yang terdaftar. Ryan melihat pertumbuhan internet di Indonesia akan terus membuat bisnisnya ikut tumbuh.
Intinya, Sribu.com dan Sribulancer.com akan terus berkembang. Ia juga memberikan tips bagi mereka yang ingin membuat atau berkecimpung di dunia startup. “Pertama, jangan pernah buat startup karena ada orang lain yang sudah bikin. Jangan dipaksakan!” ungkap Ryan.
Cahyandaru kuncorojati
(bbg)