Pentingnya Sarapan Pagi untuk Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Kesibukan sering kali menjadi alasan utama orang untuk tidak memulai hari dengan sarapan. Padahal, kegiatan makan di pagi ini adalah salah satu bagian penting untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Menurut Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, sarapan sehat belum sepenuhnya terpenuhi di Indonesia. Dia menyatakan, 7 dari 10 orang di Indonesia tidak tahu dan tidak terpenuhi sarapan sehat setiap harinya.
“Salah satu pesan dari Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) adalah biasakan sarapan. Dulu orang Indonesia selalu bilang biasakan makan pagi. Saya salah satu yang protes, makan pagi orang belum tentu minum pagi juga,” papar dia.
Dia menuturkan bahwa sarapan sehat harus mencukupi empat hal. Pertama adalah jenisnya, terutama untuk makanan dan minuman. Kedua, tercukupinya kebutuhan gizi paling tidak seperempat atau sekitar 15—30% dari kebutuhan harian.
Ketiga, makanan harus aman dan terbebas dari berbagai pencemaran. Keempat adalah waktu. “Waktu sarapan yang baik itu adalah sebelum kita belajar, sebelum kita bekerja dan sebelum jam 9. Kalau jam 10an itu bisa diakatakan snack, bukan lagi sarapan,” ujar dia.
Akibat jangka panjang bagi orang yang meninggalkan sarapan adalah terganggunya aktivitas harian dia. Ada beberapa penelitian kecil di kota-kota besar yang menunjukkan sebenarnya banyak orang mampu tapi tidak sarapan karena telat bangun.
Menurut Hardiansyah, orang yang tidak sarapan biasanya akan pusing-pusing. Ini karena dia kekurangan glukosa darah dari asupan karbohidrat. Lalu perasaannya agak terganggu dan kacau. Jika itu berlanjut, tubuh akan terasa lemas. Jika sudah seperti itu akan timbul gejala lebih lanjut. “Pingsan itu sudah tingkat paling parah, gangguan mood saja sudah mengganggu prestasi belajar apalagi lemas,” papar dia.
Menurut Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, sarapan sehat belum sepenuhnya terpenuhi di Indonesia. Dia menyatakan, 7 dari 10 orang di Indonesia tidak tahu dan tidak terpenuhi sarapan sehat setiap harinya.
“Salah satu pesan dari Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) adalah biasakan sarapan. Dulu orang Indonesia selalu bilang biasakan makan pagi. Saya salah satu yang protes, makan pagi orang belum tentu minum pagi juga,” papar dia.
Dia menuturkan bahwa sarapan sehat harus mencukupi empat hal. Pertama adalah jenisnya, terutama untuk makanan dan minuman. Kedua, tercukupinya kebutuhan gizi paling tidak seperempat atau sekitar 15—30% dari kebutuhan harian.
Ketiga, makanan harus aman dan terbebas dari berbagai pencemaran. Keempat adalah waktu. “Waktu sarapan yang baik itu adalah sebelum kita belajar, sebelum kita bekerja dan sebelum jam 9. Kalau jam 10an itu bisa diakatakan snack, bukan lagi sarapan,” ujar dia.
Akibat jangka panjang bagi orang yang meninggalkan sarapan adalah terganggunya aktivitas harian dia. Ada beberapa penelitian kecil di kota-kota besar yang menunjukkan sebenarnya banyak orang mampu tapi tidak sarapan karena telat bangun.
Menurut Hardiansyah, orang yang tidak sarapan biasanya akan pusing-pusing. Ini karena dia kekurangan glukosa darah dari asupan karbohidrat. Lalu perasaannya agak terganggu dan kacau. Jika itu berlanjut, tubuh akan terasa lemas. Jika sudah seperti itu akan timbul gejala lebih lanjut. “Pingsan itu sudah tingkat paling parah, gangguan mood saja sudah mengganggu prestasi belajar apalagi lemas,” papar dia.
(alv)