Hindari Penggunaan Obat pada Bayi

Kamis, 26 Februari 2015 - 08:14 WIB
Hindari Penggunaan Obat pada Bayi
Hindari Penggunaan Obat pada Bayi
A A A
SAAT bayi sedang mengalami batuk, demam, hidung tersumbat, atau pilek, biasanya muncul kekhawatir. Jika dibawa ke dokter, Anda berharap dokter memberikan obat agar cepat sembuh. Namun, Anda tahu bahwa memberikan obat kepada bayi sebaiknya dihindari.

Sejak 2004, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, mengeluarkan rekomendasi untuk tidak memberikan obat-obatan kepada anak-anak berusia di bawah usia 4 tahun, terutama bayi. Untuk anak-anak usia 4-6 tahun, pemberian obat hanya boleh dilakukan jika direkomendasikan oleh dokter anak.

Obat baru dinyatakan aman untuk anak setelah usia 6 tahun. Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh orangtua jika si kecil menderita batuk, demam, hidung tersumbat, atau pilek? Inilah tindakan yang bisa Anda lakukan sebagaimana dikutip dari parents Indonesia:

Saat si kecil pilek dan cairan hidungnya mengalir deras, berarti virusnya sedang diusir. Mengeluarkannya dari hidung adalah langkah terbijak. Caranya antara lain adalah Menyedotnya.

Bayi tidak mungkin bisa membuang sendiri cairan hidungnya. Jadi cara terbaik adalah dengan menyedotnya. Anda bisa menggunakan pipet.

Trik sederhana lain yang bisa membuatnya bernapas lebih lega adalah dengan meninggikan posisi kepala bayi di tempat tidurnya. Ganjal kasur bayi dengan bantal agar menjadi lebih tinggi.

Cairan Hangat. Dehidrasi akan membuat anak semakin lemah. Jadi berikan banyak cairan, agar anak tidak mengalami dehidrasi. Pemberian banyak cairan juga membuat sekresi cairan tubuh (lendir) menipis, sehingga mudah keluar menjadi batuk dan tidak membuat hidung tersbumbat.

Untuk bayi berusia di bawah 3 bulan, berikan ASI sesering mungkin. Jika tidak kunjung membaik, bawalah ke dokter.

Untuk bayi di atas 6 bulan, berikan air hangat. Dosisnya berkisar 1-3 sendok the atau sekitar 5-15 ml. Berikan 4 kali sehari saat batuk.

Sedangkan, bayi yang berusia 9 bulan, kuah kaldu sup ayam adalah ide yang bagus. Penelitian mengatakan bahwa nutrisi dalam sup ayam memiliki efek antiinflamasi yang bisa meringankan pembengkakan pada saluran penapasan atas dan meringankan nyeri di tenggorokan. Selain itu kuah kaldu hangat juga melegakan hidung yang tersumbat.

Hindari memberi madu untuk anak berusia di bawah 12 bulan. Madu bisa menyebabkan botulisme yang merupakan keracunan oleh bakteri clostridium batulinum, dan bisa mengakibatkan gangguan pada sistem saraf pusat. Meskipun penelitian ini masih menjadi perdebatan.

Protein flu dan pilek akan sembuh dengan sendirinya, tergantung kekuatan imunitas tubuh. Untuk memerbaiki sistem kekebalan tubuhnya, bayi memutuhkan nutrisi cukup, terutama protein.

Bagi bayi yang belum mengonsumsi MPASI, ibu bisa mengonsumsi makanan tinggi protein seperti telur, ikan, ayam, dan susu agar sari-sarinya terserap ASI yang diminum bayi.

Sementara itu, untuk si kecil yang berusia 6 bulan ke atas, pastikan MPASI yang Anda berikan mengandung protein yang dibutuhkannya. Bayi berusia 6 bulan ke atas sudah bisa mendapatkan vaksin flu.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5591 seconds (0.1#10.140)