Kembalinya Sang Raksasa Britpop
A
A
A
Blur memberikan kejutan dengan rencana meluncurkan album baru pada 27 April nanti. Terbayarkah penantian lama penggemar Blur selama 12 tahun ini? Masihkah Anda ingat album Oasis yang berjudul “Standing on the Shoulder of Giants” yang dirilis pada 2008?
Kabar angin mengatakan album keempat Oasis tersebut dirilis guna menjawab siapa yang lebih baik antara Blur dan Oasis? Waktu itu banyak orang mengatakan Blur merupakan raksasanya musik Britpop. Alasannya simpel, jauh sebelum Oasis dibentuk, Blur sudah lebih dulu jatuh bangun memopulerkan musik pop Inggris. Namun, hal itu takditerima Noel Galagher.
Dia mengatakan Oasis justru lebih besar daripada Blur. Kalau Blur adalah raksasa, maka Oasis adalah orang yang berdiri di atas bahu raksasa. Pada saat sebagian dari para raksasa itu bubar jalan, Blur berusaha tetap berkreasi mengibarkan panji Britpop. Inilah mengapa para penggemar Britpop langsung bertepuk tangan ketika Blur pada Kamis (19/2) lalu mengumumkan akan meluncurkan album baru berjudul “Magic Whip” pada 27 April nanti.
Tepuk tangan tersebut semakin membahana setelah Blur langsung merilis video klip baru dari album tersebut dengan lagu berjudul Go Out . Inilah penantian lama mereka akan kiprah salah satu raksasa Britpop. Terakhir kali mereka meluncurkan album berjudul “Think Tank” pada Mei 2003 silam.
Lewat konferensi pers yang dilakukan melalui Facebook Chat , Blur mengatakan album baru ini sangat berbeda dengan album-album sebelumnya. “Di album ini, kami terinspirasi darimateri-materi lagu David Bowie pada era 1970-an,” kata sang vokalis, Damon Albarn, seperti dikutip dari The Guardian.
Albarn mengatakan pembuatan album baru itu melalui tahapan yang panjang. Setelah memutuskan kembali berkumpul lagi pada 2008, Blur sudah membuat dua lagu, yakni The Puritan dan Under the Westway . Kedua lagu itu mereka harapkan menjadi jembatan untuk membuat album baru. Namun, hal tersebut tidak semudah dibayangkan.
Mereka justru sibuk menggelar konser keliling dunia dengan materi-materi lagu lama. Apalagi penggemar Blur masih tetap mau mendengarkan lagu-lagu lawas mereka. Akan tetapi, ketika mereka berada di Hong Kong, Blur merasakan dilema bahwa mereka tidak boleh terus-terusan mengandalkan lagu lama. “Tidak mungkin kami akan menggelar konser lagi dengan lagu-lagu lama.
Harus ada lagu baru yang kami tawarkan,” ujar gitaris Blur, Graham Coxon. Kebetulan mereka tinggal cukup lama di Hong Kong. Pada waktu itulah mereka langsung melakukan proses rekaman album baru. Semua personel Blur ditempatkan di dalam satu studio di Hong Kong dan mulai bekerja.
“Bisa dibilang peralatan di studio itu benar-benar seadanya. Namun, itu justru mengingatkan saya bagaimana Blur pertama kali membuat album,” cerita Albarn. Lalu, kenapa Hong Kong, bukan London yang jadi sumber inspirasi? Hong Kong, diakui seluruh personel Blur, memang menjadi inspirasi mereka ketika membuat album “The Magic Whip”.
“Selain cuaca panasnya, kami juga terinspirasi oleh kehidupan masyarakat perkotaannya yang modern,” kata Damon. Tidak hanya Hong Kong, negara lainnya di Asia, seperti Korea Utara, juga menjadi inspirasi mereka sehingga tercipta satu lagu berjudul Ong Ong . “Lagu tersebut merupakan gambaran pribadi Damon mengenai keadaan abstrak yang terjadi di Korea Utara,” komentar sang bassist, Alex James.
Dikatakan sang drummer , Dave Rowntree, album “The Magic Whip” sebenarnya telah rampung sejak tahun lalu. Namun, merekamenunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya. “Saat ini saya banyak menerima telepon dari teman-teman yang marah-marah mengapa mereka tidak diberitahukan sebelumnya,” kata Dave sambil tertawa.
Seakan ingin mengakhiri isu bubar, di album ini, Blur mengaku seluruh personel menyumbang ide. Itu karena di album “Think Tank” (2003), sang pemain gitar, Graham Coxon, hanya bermain di satu lagu berjudul Battery in Your Leg . Jadi, album “The Magic Whip” bisa dibilang merupakan album dengan personel Blur lengkap, setelah album 13 yang rilis pada tahun 1993. Untuk mempromosikan album “The Magic Whip”, Blur akan kembali konser di Hyde park pada 20 Juni 2015.
Wahyu sibarani
Kabar angin mengatakan album keempat Oasis tersebut dirilis guna menjawab siapa yang lebih baik antara Blur dan Oasis? Waktu itu banyak orang mengatakan Blur merupakan raksasanya musik Britpop. Alasannya simpel, jauh sebelum Oasis dibentuk, Blur sudah lebih dulu jatuh bangun memopulerkan musik pop Inggris. Namun, hal itu takditerima Noel Galagher.
Dia mengatakan Oasis justru lebih besar daripada Blur. Kalau Blur adalah raksasa, maka Oasis adalah orang yang berdiri di atas bahu raksasa. Pada saat sebagian dari para raksasa itu bubar jalan, Blur berusaha tetap berkreasi mengibarkan panji Britpop. Inilah mengapa para penggemar Britpop langsung bertepuk tangan ketika Blur pada Kamis (19/2) lalu mengumumkan akan meluncurkan album baru berjudul “Magic Whip” pada 27 April nanti.
Tepuk tangan tersebut semakin membahana setelah Blur langsung merilis video klip baru dari album tersebut dengan lagu berjudul Go Out . Inilah penantian lama mereka akan kiprah salah satu raksasa Britpop. Terakhir kali mereka meluncurkan album berjudul “Think Tank” pada Mei 2003 silam.
Lewat konferensi pers yang dilakukan melalui Facebook Chat , Blur mengatakan album baru ini sangat berbeda dengan album-album sebelumnya. “Di album ini, kami terinspirasi darimateri-materi lagu David Bowie pada era 1970-an,” kata sang vokalis, Damon Albarn, seperti dikutip dari The Guardian.
Albarn mengatakan pembuatan album baru itu melalui tahapan yang panjang. Setelah memutuskan kembali berkumpul lagi pada 2008, Blur sudah membuat dua lagu, yakni The Puritan dan Under the Westway . Kedua lagu itu mereka harapkan menjadi jembatan untuk membuat album baru. Namun, hal tersebut tidak semudah dibayangkan.
Mereka justru sibuk menggelar konser keliling dunia dengan materi-materi lagu lama. Apalagi penggemar Blur masih tetap mau mendengarkan lagu-lagu lawas mereka. Akan tetapi, ketika mereka berada di Hong Kong, Blur merasakan dilema bahwa mereka tidak boleh terus-terusan mengandalkan lagu lama. “Tidak mungkin kami akan menggelar konser lagi dengan lagu-lagu lama.
Harus ada lagu baru yang kami tawarkan,” ujar gitaris Blur, Graham Coxon. Kebetulan mereka tinggal cukup lama di Hong Kong. Pada waktu itulah mereka langsung melakukan proses rekaman album baru. Semua personel Blur ditempatkan di dalam satu studio di Hong Kong dan mulai bekerja.
“Bisa dibilang peralatan di studio itu benar-benar seadanya. Namun, itu justru mengingatkan saya bagaimana Blur pertama kali membuat album,” cerita Albarn. Lalu, kenapa Hong Kong, bukan London yang jadi sumber inspirasi? Hong Kong, diakui seluruh personel Blur, memang menjadi inspirasi mereka ketika membuat album “The Magic Whip”.
“Selain cuaca panasnya, kami juga terinspirasi oleh kehidupan masyarakat perkotaannya yang modern,” kata Damon. Tidak hanya Hong Kong, negara lainnya di Asia, seperti Korea Utara, juga menjadi inspirasi mereka sehingga tercipta satu lagu berjudul Ong Ong . “Lagu tersebut merupakan gambaran pribadi Damon mengenai keadaan abstrak yang terjadi di Korea Utara,” komentar sang bassist, Alex James.
Dikatakan sang drummer , Dave Rowntree, album “The Magic Whip” sebenarnya telah rampung sejak tahun lalu. Namun, merekamenunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya. “Saat ini saya banyak menerima telepon dari teman-teman yang marah-marah mengapa mereka tidak diberitahukan sebelumnya,” kata Dave sambil tertawa.
Seakan ingin mengakhiri isu bubar, di album ini, Blur mengaku seluruh personel menyumbang ide. Itu karena di album “Think Tank” (2003), sang pemain gitar, Graham Coxon, hanya bermain di satu lagu berjudul Battery in Your Leg . Jadi, album “The Magic Whip” bisa dibilang merupakan album dengan personel Blur lengkap, setelah album 13 yang rilis pada tahun 1993. Untuk mempromosikan album “The Magic Whip”, Blur akan kembali konser di Hyde park pada 20 Juni 2015.
Wahyu sibarani
(bbg)