Tindakan Penting bagi Penderita Jantung

Selasa, 03 Maret 2015 - 10:32 WIB
Tindakan Penting bagi Penderita Jantung
Tindakan Penting bagi Penderita Jantung
A A A
Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut WHO, diperkirakan ada 17,5 juta penduduk dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular pada 2012 atau mewakili 31% dari kematian di seluruh dunia.

Dari kematian akibat penyakit kardiovaskular ini, 7,4 juta merupakan kematian akibat penyakit jantung koroner dan 6,7 juta akibat stroke. Diperkirakan pada 2030 nanti kematian akibat penyakit kardiovaskular meningkat menjadi lebih dari 23 juta. Memiliki penyakit jantung atau berisiko mengalami penyakit jantung bukan berarti tidak memiliki harapan.

Kebanyakan penyakit kardiovaskular bisa dicegah dengan memodifikasi faktor risiko pemicu penyakit kardiovaskular seperti merokok, diet tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik, penyalahgunaan alkohol, dan sebagainya. Banyak penderita serangan jantung yang bertahan hidup dan bisa tetap produktif.

Ahli jantung dr Dicky A Hanafy SpJP menjelaskan, penderita penyakit jantung yang berhasil survive harus mengubah total gaya hidupnya yang bisa membuat penyakit bertambah berat atau kambuh. “Umumnya penderita serangan jantung akan menginap di rumah sakit selama tiga hari hingga seminggu pascaserangan jantung. Namun, jika ditemukan komplikasi, perawatan bisa lebih lama,” katanya.

Jantung dikenal sebagai pompa darah dan berdenyut 60–80 KPM saat istirahat, 120–160 KPM saat olahraga dan rata-rata berdenyut 100.000 kali per hari. Jantung juga memompa darah 5 liter per menit atau 7.000 liter per hari. “Jantung sangat kuat kerjanya, maka dari itu sayangilah dan jaga jantung Anda,” kata dr Dicky.

Menurut dia, kasus serangan jantung di Jakarta dan sekitarnya ada 1.239 pasien dan hampir setengah jumlah itu fungsi jantungnya sudah menurun. Saat ini belum ada satu obat yang bisa mengendalikan semua faktor risiko sehingga ada kemungkinan pasien harus mengonsumsi banyak obat sekaligus. Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, biasanya semakin banyak obat yang diberikan.

Obat diberikan juga dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan fungsi organ penting, seperti ginjal dan hati. Pasca-serangan jantung, pasien biasanya akan mengalami gejolak emosi yang naik turun. Kebanyakan berpikir bahwa memiliki penyakit jantung sudah dekat dengan kematian. Tak jarang, penderita penyakit jantung jatuh dalam depresi berkepanjangan yang justru memperburuk kondisi.

Pasca serangan jantung, gaya hidup sangat berpengaruh pada kesehatan terutama pada penderita jantung koroner. Penderita penyakit jantung wajib menjalankan pola hidup sehat, baik yang sudah pernah mengalami serangan jantung maupun yang berisiko. Makanan dan aktivitas fisik sangat penting diperhatikan pada penderita penyakit jantung.

Selain itu, menjaga moodtetap stabil, menghindari depresi yang bisa memperburuk kondisi. Bagi perokok, penderita penyakit jantung harus menghentikan kebiasaan merokoknya. Faktor lain yang penting, yaitu tetap mengonsumsi obat-obatan untuk mengendalikan faktor risiko. Hal pertama yang harus dilakukan penderita penyakit jantung, yaitu rehabilitasi jantung.

Menjalani rehabilitasi jantung sangat penting. Dalam program rehabilitasi, pasien dikenalkan dengan program khusus meliputi olahraga yang aman untuk penderita penyakit jantung dan bagaimana menjaga gaya hidup sehat. Program rehabilitasi jantung tidak sama untuk semua penderita, tetapi disesuaikan dengan kondisi pasien.

Rehabilitasi jantung tidak hanya diperuntukkan bagi penderita penyakit jantung koroner, juga pasien yang mengalami serangan jantung, penderita gagal jantung, pasien yang usai menjalani operasi bedah jantung, pasien dengan gangguan irama jantung atau alat pacu jantung. Rehabilitasi jantung akan membawa banyak manfaat. Pasien akan mampu memaksimalkan aktivitas sehari-hari dan menurunkan risiko serangan jantung ulangan sehingga kualitas hidup meningkat.

Secara emosional, penderita penyakit jantung akan belajar mengendalikan emosi dan perasaan. Rehabilitasi jantung terbaik dilakukan oleh tim multidisiplin antara dokter perawat, fisioterapis, psikolog, dan ahli diet. Berikutnya, melakukan diet. Diet yang tepat sangat penting karena bisa memperlambat progresivitas penyakit jantung dan mencegah komplikasi yang fatal.

Salah satu makanan yang direkomendasikan adalah oat, yang merupakan sumber penting serat larut beta glucan. Penelitian selama tahunan telah menunjukkan, asupan 3 g beta glucan setiap hari sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan karenanya membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

Serat larut beta glucan juga dapat membantu mengatur kadar gula darah. Sumber-sumber lain dari serat larut selain oatadalah kacang-kacangan dan kacang polong kering, psylium, apel, jeruk, pir, stroberi, blueberry, biji rami, seledri, dan wortel. Terakhir yang harus dilakukan, yaitu aktivitas fisik.

Memiliki penyakit jantung bukan berarti membatasi aktivitas. Mereka yang didiagnosis memiliki penyakit jantung dan pernah menjalani operasi, sangat dianjurkan tetap beraktivitas untuk mengoptimalkan kondisi kesehatan. Tentunya dengan olahraga yang aman dan konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.

Iman firmansyah
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5740 seconds (0.1#10.140)