Tetap Aman Gunakan Aplikasi Dating
A
A
A
Cybercrime juga berpotensi terjadi di situs atau aplikasi online dating. Mulai dari pemerasan, pelecehan, pencurian identitas pribadi, bahkan menjadi korban penguntit.
UNTUK itu kita harus selalu berhati-hati. Symantec memberikan beberapa tips untuk menjaga keamanan saat menggunakan layanan online dating ini. Pertama, buat nama username yang berbeda dengan akun lainnya. Akun dengan username sama memudahkan seseorang mencari data tanpa izin.
Gunakan pula foto yang berbeda dengan foto dengan akun lain seperti Facebook atau Twitter. Karena pelaku kejahatan dapat mencari informasi pada akun lain menggunakan reverse image search. Kedua, hindari penggunaan email dan nomer kontak yang biasa dipakai untuk bekerja.
Buatlah email baru agar aman. Ketiga, pilihlah situs layanan dating online terpercaya. Lakukan riset di internet untuk mengetahui layanan dating online seperti apa yang ingin dipakai. Karena setiap layanan memiliki fitur berbeda-beda. Tidak ada salahnya memakai layanan yang berbayar, untuk menyortir mereka yang sekadar main-main atau penipu yang menyamar sebagai dater.
Keempat, berhati-hatilah dengan dater yang menceritakan kisah sedih kepada Anda dan berujung meminta bantuan, apalagi dalam bentuk dana. Segera laporkan dan blokir pengguna tersebut. Jika mulai dekat dengan seseorang, mintalah foto terbaru mereka atau ajak bertemu. Jika mereka selalu menghindar dengan memberi banyak alasan, segera putuskan komunikasi.
Jangan mudah percaya dengan link yang diberikan seseorang. Bisa saja link tersebut mengarahkan Anda pada situs porno bervirus atau mengakses situs berisi malware yang menyusup masuk ke perangkat yang Anda gunakan. Hindari ajakan percakapan via webcam.
Bisa saja lawan bicara merekamnya dan menggunakan rekaman tersebut untuk memeras. Jangan pula mudah tertarik dengan seseorang yang memiliki profil sempurna. Bisa jadi dia menggunakan profil orang lain dan memalsukannya. Pelaku yang melakukan hal ini disebut catfishers.
Biasanya mereka akan menghindari ajakan mengobrol via webcam dan telepon. Ada baiknya Anda melakukan reverse image search, jika foto pelaku muncul di akun lain dengan informasi data diri dan nama yang berbeda segera putuskan komunikasi dengannya.
Aplikasi Online Dating Kian Marak
Sekitar 8 dari 10 orang Indonesia pernah berkenalan melalui internet. Sementara 56% persen mengaku pernah melakukan kopi darat atau bertemu muka dengan kenalannya itu. Namun, ketika bertemu umumnya akan berhati-hati dan memilih tempat-tempat umum. Sekitar 56,61% responden memilih cafe, 47.93% memilih pusat perbelanjaan, dan 33.06% memilih restoran.
Kurang dari 10% bersedia bertemu di tempat pribadi seperti rumah, apartemen, atau hotel. Survei terhadap 400 responden (Jakarta, Jawa, dan Bali) yang dilakukan oleh aplikasi Paktor tersebut menegaskan bahwa ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap perkenalan atau pertemua lewat jalur online sebenarnya sangatlah tinggi.
Pendiri dan CEO Paktor Pte Ltd Joseph Pua menilai, masyarakat Indonesia sangat aktif mencari teman baru lewat internet. Terutama dengan aktifnya penggunaan ponsel pintar. ”Karena itu, kami yakin karakteristik aplikasi Paktor sangat cocok dengan profil pengguna Indonesia,” ungkapnya.
Paktor mengedepankan fitur meet & connect yang aman dan tetap mengutamakan privasi. Aplikasi yang baru didirikan pada 2013 tersebut telah berekspansi ke di negara seperti Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, India, serta Indonesia. Hingga saat ini sudah memiliki 2 juta pengguna, dan berhasil mempertemukan sekitar 500.000 pasangan.
Untuk menghindari akun palsu, Paktor menggunakan akun Facebook untuk log in. Akun Facebook-nya pun harus memiliki lebih dari 50 teman. ”Kami ingin meminimalkan resiko agar pengguna tidak akan bertemu akun palsu,” ungkap Joseph.
Selain itu, ada pula sistem penyaring untuk memilih pasangan, mulai tingkat pendidikan, pekerjaan, bahkan juga agama. Aplikasi Paktor tersedia gratis di iOS App Store dan Google Play.
Cahyandaru Kuncorojati/ Binti Mufarida
UNTUK itu kita harus selalu berhati-hati. Symantec memberikan beberapa tips untuk menjaga keamanan saat menggunakan layanan online dating ini. Pertama, buat nama username yang berbeda dengan akun lainnya. Akun dengan username sama memudahkan seseorang mencari data tanpa izin.
Gunakan pula foto yang berbeda dengan foto dengan akun lain seperti Facebook atau Twitter. Karena pelaku kejahatan dapat mencari informasi pada akun lain menggunakan reverse image search. Kedua, hindari penggunaan email dan nomer kontak yang biasa dipakai untuk bekerja.
Buatlah email baru agar aman. Ketiga, pilihlah situs layanan dating online terpercaya. Lakukan riset di internet untuk mengetahui layanan dating online seperti apa yang ingin dipakai. Karena setiap layanan memiliki fitur berbeda-beda. Tidak ada salahnya memakai layanan yang berbayar, untuk menyortir mereka yang sekadar main-main atau penipu yang menyamar sebagai dater.
Keempat, berhati-hatilah dengan dater yang menceritakan kisah sedih kepada Anda dan berujung meminta bantuan, apalagi dalam bentuk dana. Segera laporkan dan blokir pengguna tersebut. Jika mulai dekat dengan seseorang, mintalah foto terbaru mereka atau ajak bertemu. Jika mereka selalu menghindar dengan memberi banyak alasan, segera putuskan komunikasi.
Jangan mudah percaya dengan link yang diberikan seseorang. Bisa saja link tersebut mengarahkan Anda pada situs porno bervirus atau mengakses situs berisi malware yang menyusup masuk ke perangkat yang Anda gunakan. Hindari ajakan percakapan via webcam.
Bisa saja lawan bicara merekamnya dan menggunakan rekaman tersebut untuk memeras. Jangan pula mudah tertarik dengan seseorang yang memiliki profil sempurna. Bisa jadi dia menggunakan profil orang lain dan memalsukannya. Pelaku yang melakukan hal ini disebut catfishers.
Biasanya mereka akan menghindari ajakan mengobrol via webcam dan telepon. Ada baiknya Anda melakukan reverse image search, jika foto pelaku muncul di akun lain dengan informasi data diri dan nama yang berbeda segera putuskan komunikasi dengannya.
Aplikasi Online Dating Kian Marak
Sekitar 8 dari 10 orang Indonesia pernah berkenalan melalui internet. Sementara 56% persen mengaku pernah melakukan kopi darat atau bertemu muka dengan kenalannya itu. Namun, ketika bertemu umumnya akan berhati-hati dan memilih tempat-tempat umum. Sekitar 56,61% responden memilih cafe, 47.93% memilih pusat perbelanjaan, dan 33.06% memilih restoran.
Kurang dari 10% bersedia bertemu di tempat pribadi seperti rumah, apartemen, atau hotel. Survei terhadap 400 responden (Jakarta, Jawa, dan Bali) yang dilakukan oleh aplikasi Paktor tersebut menegaskan bahwa ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap perkenalan atau pertemua lewat jalur online sebenarnya sangatlah tinggi.
Pendiri dan CEO Paktor Pte Ltd Joseph Pua menilai, masyarakat Indonesia sangat aktif mencari teman baru lewat internet. Terutama dengan aktifnya penggunaan ponsel pintar. ”Karena itu, kami yakin karakteristik aplikasi Paktor sangat cocok dengan profil pengguna Indonesia,” ungkapnya.
Paktor mengedepankan fitur meet & connect yang aman dan tetap mengutamakan privasi. Aplikasi yang baru didirikan pada 2013 tersebut telah berekspansi ke di negara seperti Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, India, serta Indonesia. Hingga saat ini sudah memiliki 2 juta pengguna, dan berhasil mempertemukan sekitar 500.000 pasangan.
Untuk menghindari akun palsu, Paktor menggunakan akun Facebook untuk log in. Akun Facebook-nya pun harus memiliki lebih dari 50 teman. ”Kami ingin meminimalkan resiko agar pengguna tidak akan bertemu akun palsu,” ungkap Joseph.
Selain itu, ada pula sistem penyaring untuk memilih pasangan, mulai tingkat pendidikan, pekerjaan, bahkan juga agama. Aplikasi Paktor tersedia gratis di iOS App Store dan Google Play.
Cahyandaru Kuncorojati/ Binti Mufarida
(ftr)