Pekerja Belum Sadar Risiko Kurang Cairan

Rabu, 04 Maret 2015 - 13:04 WIB
Pekerja Belum Sadar...
Pekerja Belum Sadar Risiko Kurang Cairan
A A A
JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sekitar 70% dari pekerja di Indonesia bekerja di industri kecil menengah atau sektor informal, sebagian besar masih kurang pengetahuan mengenai pentingnya kebutuhan air pada pekerja.

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dr. Anung Sugihantono menjelaskan, akan terus berupaya menciptakan masyarakat pekerja Indonesia yang sehat dan produktif. Pemerintah terus berupaya menciptakan masyarakat pekerja Indonesia sehat sesuai dengan yang termaksud dalam pasal 164 undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.

"Masyarakat pekerja Indonesia mempunyai karakteristik khusus, dengan risiko kesehatan yang berasal dari pekerja dan lingkungan kerjanya. Upaya pencegahan perlu dilakukan agar risiko kesehatan terkait pekerjaan tersebut tidak menjadi gangguan dan masalah kesehatan," papar dr. Anung saat talkshow 'Apakah minum 2 liter sehari cukup bagi pekerja?', di Hotel Le Meridien, Rabu (4/2/2015).

Menurutnya, iklim tropis di Indonesia menyebabkan risiko gangguan kesehatan pada pekerja menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan risiko pekerja di negara-negara beriklim dingin. Salah satunya adalah gangguan kesehatan akibat tekanan panas (heat stress). Di samping itu, tedapat juga beberapa industri yang suhu lingkungan kerjanya sangat tinggi.

Tak hanya pekerja yang terekspos panas, lanjutnya, risiko gangguan kesehatan juga berlaku bagi mereka yang bekerja tanpa melakukan aktivitas fisik berat atau di lingkungan panas, seperti pekerja kantoran yang seharian bekerja di lingkungan ber-AC.

Dalam kesempatan yang sama, ketua umum Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), dr. Nusye E. Zamsiar, MS, SpOk, mengungkapkan, melalui peluncuran buku 'Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif', PERDOKI memprakasai gerakan 'Hidup Sehat, Kerja Produktif, Bebas dari Penyakit Akibat Kerja'.

"Peluncuran buku ini sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan PERDOKI untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pekerja. Salah satu cara untuk mewujudkannya sangat sederhana, namun seringkali kurang diperhatikan, yaitu dengan pemenuhan kebutuhan cairan bagi pekerja," ujar dr. Nusye.

Setiap pekerja, Nusye menambahkan, sebaiknya membiasakan diri untuk mengkonsumsi air minum secara teratur dalam jumlah kecil sebelum merasa haus. Hal ini bertujuan untuk dapat mempertahankan tingkat hidrasi yang baik selama bekerja. Bagi yang beraktivitas dengan tingkat sedang pada iklim kerja cukup panas, sebaiknya pekerja minum satu gelas air (150-200 ml) setiap 15-20 menit.

Lingkungan kerja yang panas atau jenis pekerjaan berat membutuhkan air minum 2,8 liter/hari. Sedangkan untuk jenis pekerjaan ringan atau pekerjaan dengan suhu lingkungan tidak panas membutuhkan air minum minimal 1,9 liter/hari.

"Pastikan juga para pekerja untuk memilih air minum yang baik, yaitu air yang dingin (dalam suhu 10-15 celcius) dan memenuhi syarat kesehatan. Lebih dianjurkan bagi pekerja untuk minum air putih, bukan cairan yang mengandung soda, kafein, kadar gula yang tinggi atau alkohol, karena minuman-minuman ini justru akan mempermudah pekerja mengalami dehidrasi," jelas Tim penulis 'Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif, dr. Maya Setyawati, MKK, SpOK.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0654 seconds (0.1#10.140)