Bocah Cerdas dalamTubuh Robot

Sabtu, 07 Maret 2015 - 08:55 WIB
Bocah Cerdas dalamTubuh Robot
Bocah Cerdas dalamTubuh Robot
A A A
Seperti yang pernah dilakukannya dalam film nominasi Oscar District 9, Neill Blomkamp kembali mengulik sisi gelap manusia dalam Chappie. Kali ini dalam kemasan yang lebih menghibur ala Hollywood.

Sama seperti District 9, kali ini Blomkamp kembali membawa penonton ke kampung halamannya di Johannesburg, Afrika Selatan. Masih sama juga dengan situasi kota yang chaos, tapi kali ini penyebabnya adalah meningkatnya kejahatan akibat ulah para gangster. Untung, satuan polisi di Johannesburg meluncurkan program polisi robot bernama Scout.

Akibat kehadiran pasukan Scout, tingkat kejahatan di kota ini turun drastis. Dean (Dav Patel), anak muda yang berada di belakang kesuksesan program polisi robot. Berkat ciptaannya itu, perusahaan tempatnya bekerja yang dikepalai Michelle Bradley (Sigourney Weaver) menangguk untung besar.

Polisi Johannesburg terus meminta pasokan Scout baru. Ini membuat Vincent Moore (Hugh Jackman), mantan tentara rekan Dean cemburu. Pasalnya, Michelle lebih suka mendanai program Scout dibanding program robot raksasa Moose buatannya. Sementara Dean yang gila teknologi, sudah melangkah lebih jauh dengan ambisi barunya, yaitu menciptakan robot dengan kepintaran buatan alias artificial intelligent.

Sialnya, saat hal tersebut berhasil dilakukannya, robot yang bisa berpikir layaknya manusia itu dicuri oleh komplotan gangsterNinja dan Yolandi (dari grup hiphop asal Afrika, Die Antwoord) serta America (Jose Pablo Cantillo) yang menginginkan Chappie, si robot tersebut untuk merampok bank.

Sekali lagi, Blomkamp menjungkirbalikkan citra sosok-sosok keren dan menakutkan dalam film Hollywood menjadi wujud yang tidak fancy, tapi punya keunikan sendiri. Dia membuat alien layaknya sosok imigran yang terhinakan dan kali ini dia membuat sosok robot layaknya seorang bayi yang butuh belajar dan bimbingan orang tuanya.

Tidak seperti Robocopatau Sonny dalam I, Robotyang langsung mampu berpikir “matang” layaknya manusia biasa, saat “lahir”, Chappie harus menjalani hidup layaknya siklus manusia. Dari bayi yang belajar bicara, bocah yang banyak tanya, dan mulai belajar arti baik dan buruk, hingga manusia dewasa yang merasakan bahwa hidup tak seindah bayangan.

Lalu jika Chappie ibarat bayi yang butuh panduan, siapakah yang bisa membimbingnya? Inilah satu hal yang menarik dari film ini. Chappie ditempatkan dalam kondisi lingkungan yang baik sekaligus buruk. Penciptanya, Dean, mengajarkan tentang kebaikan dan larangan berbuat jahat. Dean bahkan mengajarkannya melukis. Namun, Ninja mengajarkan kebalikannya.

Chappie diajak latihan menembak, bicara kotor, dan berlagak layaknya gangster. Dengan pola asuh yang ekstrem, Chappie tumbuh menjadi robot remaja yang banyak tanya, kritis, sekaligus pemberontak. Inilah yang membuat segala tindakan Chappie membuat kita kadang tertawa, kadang jadi merenung.

Simak saja adegan kocak nan absurd, saat Chappie diselimuti oleh Yolandi dan dibacakan dongeng. Atau saat Dean marah kepada Chappie sambil berkata, “aku penciptamu, mengapa engkau tak mau bicara padaku?” Chappiemengajukan pertanyaanpertanyaan penting, tentang nilai-nilai kebaikan dan rasa manusiawi yang sudah lama hilang dari diri manusia, tentang ego manusia, tentang bisnis dan keserakahan.

Ini semua memang menjadi ciri khas dari film-film Blomkamp. Namun, sejak masuk dalam industri Hollywood, tema-tema yang gelap ini dikompromikan sutradara 35 tahun ini ke dalam bentuk yang lebih manis. Elysiummungkin tak terlalu berhasil memadukan sisi gelap film Blomkamp dengan kemasan bling-blingala Hollywood. Namun, Chappieberhasil melakukannya.

Banyak adegan pemancing tawa, banyak drama ala Hollywood. Meski kadang di beberapa bagian gaya Hollywood ini terlalu lebay, bisalah dimaafkan. Singkatnya, Chappiemungkin tak sebaik District 9, tapi Blomkamp jelas sudah membuktikan bahwa dia menjadi salah satu sutradara Hollywood yang bisa memberi nyawa pada film fiksi ilmiah.

Herita endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5785 seconds (0.1#10.140)