Mengakselerasi Energi Alternatif

Minggu, 08 Maret 2015 - 09:46 WIB
Mengakselerasi Energi...
Mengakselerasi Energi Alternatif
A A A
Sepintas, tidak ada yang istimewa dari Honda City yang ada di halaman kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di kawasan Serpong, Tangerang, Banten, itu.

Tapi, pendapat itu langsung berubah ketika kompartemen belakang mobil tersebut dibuka. Ya, sebuah sebuah tabung warna putih dengan ukuran cukup besar terpasang dengan rapi disana. Itulah tabung CNG (Compressed Natural Gas), gas alam terkompresi yang di Indonesia dikenal dengan sebutan bahan bakar gas (BBG).

CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam, disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan dalam bentuk tabung. Honda City warna putih yang mengusung bahan bakar ganda (CNG dan premium) itu sengaja didonasikan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM) kepada BPPT untuk digunakan sebagai unit riset untuk edukasi dan pengembangan teknologi energi bahan bakar alternatif,

khususnya gas di Indonesia Pertama dikenalkan di Thailand pada 2012, Honda City CNG yang menggunakan mesin 1.5 liter i-VTEC SOHC empat silinder tersebut menjadi terobosan untuk mobil jenis sedan subkompak lewat dua buah sumber tenaga. Yakni tenaga mesin bensin (konvensional) dan gas.

Tenaga maksimum yang dapat dihasilkan mobil bersistem transmisi 5 AT itu adalah 120 PS untuk mesin bertenaga bensin, dan 102 PS untuk CNG pada putaran mesin 6.600 rpm dan torsi maksimum sebesar 12.9 kg.m pada putaran mesin 4.800 rpm. Pengemudi dapat memilih mode berkendara dengan mesin bensin maupun CNG dengan menekan mode switchpada bagian kanan di sebelah setir.

Indikator lampu berwarna hijau pada mode switchmenandakan kendaraan sedang berada pada mode berkendara CNG. Memang ada penambahan perangkat pada mesin, berupa tangki gas berkapasitas 42 liter yang terdapat pada bagasi mobil, CNG Switch yang terletak pada bagian kanan di sebelah setir, High-Pressure Piping, ECU tambahan, CNG Injector, Pressure Regulator, serta tambahan lid untuk BBG di atas liduntuk bahan bakar bensin.

Kepala BPPT Unggul Priyanto menilai, kehadiran kendaraan rendah emisi yang hadir dalam bentuk dual fuelseperti ini penting untuk mengatasi isu-isu penting dalam hal energi. ”Konsumsi BBM per hari adalah 1,5 juta barrel. Sedangkan produksi hanya 800 ribu barrel. Ini tentu sangat memberatkan APBN.

Karena itu, penggunaan gas alam seharusnya tidak bisa ditawar lagi,” katanya sembari menyebut bahwa hasil penelitian yang ditargetkan selesai tahun ini juga itu akan disampaikan ke Presiden Jokowi. Adapun MenRistek Dikti Muhammad Nasir yang turut hadir menyampaikan bahwa ada tiga hal yang perlu dikaji oleh BPPT.

Yakni seberapa ramah Honda City tersebut terhadap lingkungan, seberapa tangguh teknologi yang digunakan, serta seberapa kompetitif harganya dengan bahan bakar minyak. ”Jika harganya kompetitif, maka masyarakat akan beralih dengan sendirinya,” ungkapnya.

Pemerintah sendiri sebenarnya telah merealisasikan program Kendaraan Bermotor Hijau Harga terjangkau dan pengembangan program Kendaraan Bermotor Rendah Emisi yang mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) PP No 41 tahun 2013. Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT HPM Jonfis Fandy mengatakan, langkah ini menjadi awal dari upaya perbaikan lingkungan hingga transfer teknologi baru yang ramah lingkungan.

”Honda berinovasi lewat mobil CNG, hybrid, maupun listrik dan siap mendukung program bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan,” paparnya.

Danang arradian
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)