Kebutuhan Tidur Bergantung Usia
A
A
A
TIDUR adalah bagian kehidupan yang sangat penting. Kurang tidur bisa berdampak pada kesehatan seseorang.
Seperti yang dilansir melalui situs Daily Mail, terdapat dua teori yang menyebutkan pentingnya tidur setiap hari.
Pertama, manusia butuh tidur untuk memulihkan kembali energi yang terpakai seharian penuh. Meskipun aktivitas di dalam otak masih terus bekerja, paling tidak aktivitas fisik sedang dalam fase yang paling minimal. Saat tidur, temperatur tubuh menurun sekitar satu hingga dua derajat Celsius sehingga tingkat metabolisme dalam tubuh juga akan mengalami penurunan.
Kedua, tidur merupakan waktu yang diperlukan otak untuk menyusun kembali memori dan mengembalikan kondisi tubuh ke dalam keadaan normal. Pandangan tentang masalah tidur ini tidak hanya dilihat dari segi manfaat, juga melihat dari risikonya. The Guardian merilis rekomendasi berdasarkan penelitian para ahli terkait waktu tidur yang tepat. Waktu tidur yang terlalu sedikit akan membuat orang menjadi lesu, letih, sulit berkonsentrasi, depresi, gelisah, atau bahkan berimbas pada risiko diabetes.
Terlalu banyak tidur pun ternyata memiliki risiko yang sama bagi kesehatan tubuh. Mereka berpendapat, jumlah waktu yang tepat bagi seseorang untuk tidur bergantung pada tahap usia mereka. Anak yang berusia sekitar enam hingga sembilan tahun membutuhkan waktu sekitar 11 jam untuk tidur. Untuk hal tertentu, masih banyak yang hanya tidur tujuh hingga delapan jam sehari. Remaja membutuhkan sekitar 10 jam untuk tidur. Beberapa mungkin tidak masalah jika hanya tidur selama tujuh jam.
Namun, tidur hingga lebih dari 11 jam per hari dapat mengganggu kesehatannya, meskipun pada masa pubertas mereka cenderung untuk tidur lebih lama. Dr Lydia Don Carlos dari Universitas Loyola, Chicago, salah satu ahli dalam penelitian tersebut mengatakan, pola biologis pada remaja berubah yang membuat mereka tidur lebih larut dan bangun lebih awal. Ini merupakan fenomena yang umum.
Dia mengingatkan, remaja harus membiasakan pola tidur yang cukup dan teratur daripada membalas waktu tidur yang kurang sehingga mereka banyak tidur saat libur. “Itu tidak akan pernah bisa menebus waktu tidur mereka yang kurang itu,” tambah Dr Lydia. Orang dewasa yang berusia 18 hingga 64 tahun membutuhkan waktu tidur tujuh hingga sembilan jam per hari, tapi banyak yang hanya melakukannya selama enam jam.
Untuk orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun, jumlah yang sangat direkomendasikan adalah sekitar tujuh hingga delapan jam, meskipun ada yang tahan hanya tidur selama lima jam. Terkadang ada yang terbangun lebih awal dan tidur saat siang. Rekomendasi tersebut berdasarkan analisis dalam penelitian tersebut. Metodologi yang digunakan sangat beragam.
Beberapa berdasarkan seberapa banyak mereka tidur dan beberapa yang lainnya berdasarkan hasil uji klinis dari laboratorium. Peneliti tidak mengamati kualitas tidur, misalnya apa mereka terbangun tengah malam dan mereka tidak bisa kembali tidur atau berdasarkan optimasi (seberapa banyak pergerakan mata yang cepat –rapid eye movementdan gelombang otak saat tidur). Beberapa orang akan merasa baik-baik saja saat jam tidur mereka berkurang dari yang direkomendasikan selama mereka mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
“Konsentrasi dan memori menjadi hal yang pertama kali sangat berisiko terganggu jika seseorang kurang tidur,” ujar Profesor Idzikowski, selaku ketua Royal Society of Medicine’s Forum On Sleep dan direktur Sleep Assessment And Advisory Service.
Larissa huda
Seperti yang dilansir melalui situs Daily Mail, terdapat dua teori yang menyebutkan pentingnya tidur setiap hari.
Pertama, manusia butuh tidur untuk memulihkan kembali energi yang terpakai seharian penuh. Meskipun aktivitas di dalam otak masih terus bekerja, paling tidak aktivitas fisik sedang dalam fase yang paling minimal. Saat tidur, temperatur tubuh menurun sekitar satu hingga dua derajat Celsius sehingga tingkat metabolisme dalam tubuh juga akan mengalami penurunan.
Kedua, tidur merupakan waktu yang diperlukan otak untuk menyusun kembali memori dan mengembalikan kondisi tubuh ke dalam keadaan normal. Pandangan tentang masalah tidur ini tidak hanya dilihat dari segi manfaat, juga melihat dari risikonya. The Guardian merilis rekomendasi berdasarkan penelitian para ahli terkait waktu tidur yang tepat. Waktu tidur yang terlalu sedikit akan membuat orang menjadi lesu, letih, sulit berkonsentrasi, depresi, gelisah, atau bahkan berimbas pada risiko diabetes.
Terlalu banyak tidur pun ternyata memiliki risiko yang sama bagi kesehatan tubuh. Mereka berpendapat, jumlah waktu yang tepat bagi seseorang untuk tidur bergantung pada tahap usia mereka. Anak yang berusia sekitar enam hingga sembilan tahun membutuhkan waktu sekitar 11 jam untuk tidur. Untuk hal tertentu, masih banyak yang hanya tidur tujuh hingga delapan jam sehari. Remaja membutuhkan sekitar 10 jam untuk tidur. Beberapa mungkin tidak masalah jika hanya tidur selama tujuh jam.
Namun, tidur hingga lebih dari 11 jam per hari dapat mengganggu kesehatannya, meskipun pada masa pubertas mereka cenderung untuk tidur lebih lama. Dr Lydia Don Carlos dari Universitas Loyola, Chicago, salah satu ahli dalam penelitian tersebut mengatakan, pola biologis pada remaja berubah yang membuat mereka tidur lebih larut dan bangun lebih awal. Ini merupakan fenomena yang umum.
Dia mengingatkan, remaja harus membiasakan pola tidur yang cukup dan teratur daripada membalas waktu tidur yang kurang sehingga mereka banyak tidur saat libur. “Itu tidak akan pernah bisa menebus waktu tidur mereka yang kurang itu,” tambah Dr Lydia. Orang dewasa yang berusia 18 hingga 64 tahun membutuhkan waktu tidur tujuh hingga sembilan jam per hari, tapi banyak yang hanya melakukannya selama enam jam.
Untuk orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun, jumlah yang sangat direkomendasikan adalah sekitar tujuh hingga delapan jam, meskipun ada yang tahan hanya tidur selama lima jam. Terkadang ada yang terbangun lebih awal dan tidur saat siang. Rekomendasi tersebut berdasarkan analisis dalam penelitian tersebut. Metodologi yang digunakan sangat beragam.
Beberapa berdasarkan seberapa banyak mereka tidur dan beberapa yang lainnya berdasarkan hasil uji klinis dari laboratorium. Peneliti tidak mengamati kualitas tidur, misalnya apa mereka terbangun tengah malam dan mereka tidak bisa kembali tidur atau berdasarkan optimasi (seberapa banyak pergerakan mata yang cepat –rapid eye movementdan gelombang otak saat tidur). Beberapa orang akan merasa baik-baik saja saat jam tidur mereka berkurang dari yang direkomendasikan selama mereka mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
“Konsentrasi dan memori menjadi hal yang pertama kali sangat berisiko terganggu jika seseorang kurang tidur,” ujar Profesor Idzikowski, selaku ketua Royal Society of Medicine’s Forum On Sleep dan direktur Sleep Assessment And Advisory Service.
Larissa huda
(ars)