Awas! Bahaya Lansia Minum Berlebihan
A
A
A
DEPOK - Minum air banyak dengan tujuan agar tubuh dan ginjal tetap sehat sudah mengakar di tengah kehidupan sebagian masyarakat di Indonesia. Masyarakat bahkan berpikir, bahwa minum banyak dapat menyembuhkan semua gangguan ginjal yang ada atau minimal sebagai bentuk preventif terhadap penurunan fungsi ginjal.
Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH mengatakan, pada satu sisi pemahaman ini benar, akan tetapi disisi lain pemahaman ini menjadi tidak benar.
Dalam praktek di klinik sehari-hari, pasien usia lanjut dengan hiponatremia serta fungsi ginjal normal terheran-heran bila dianjurkan tidak boleh minum berlebihan.
"Dengan wajah yang penuh tanda tanya pasien atau keluarga yang turut, mungkin berkata di dalam hati mereka apakah pernyataan dokter ini bisa diterima. Pemahaman yang tidak benar ini perlu diluruskan," jelasnya di Balai Sidang UI, Depok, Sabtu 7 Maret.
Ia menambahkan, air sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, akan tetapi dalam penggunaannya harus memperhatikan hal yang berkaitan dengan konsumsi air tersebut. Konsumsi air tidak dianjurkan melebihi kemampuan ekskresi air oleh ginjal normal yaitu 400-600 mL per jam.
"Faktor usia, besaran fungsi ginjal juga berperan dalam menentukan besaran volume asupan air ini. Pada usia lanjut sehat, tanpa aktifitas dianjurkan mengonsumsi air maksimal sebesar 1500 dan minimal 1000 mL per 24 jam," katanya.
Jika berlebihan, maka dapat terjadi hiponatremia atau kekurangan natrium dalam darah. Hal itu menimbulkan gejala fatik, mual, mengantuk, gangguan melangkah hingga mudah tersandung, mudah lupa dan kram otot.
"Pada usia lanjut kebanyakan minum air dapat menyebabkan kekurangan atau natrium rendah dalam darah. Mudah jatuh. Sebab mungkin cucunya sayang dengan kakek atau neneknya, agar ginjalnya bersih dikasih minum terus. Pemahaman ini yang harus diluruskan," tandasnya.
Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH mengatakan, pada satu sisi pemahaman ini benar, akan tetapi disisi lain pemahaman ini menjadi tidak benar.
Dalam praktek di klinik sehari-hari, pasien usia lanjut dengan hiponatremia serta fungsi ginjal normal terheran-heran bila dianjurkan tidak boleh minum berlebihan.
"Dengan wajah yang penuh tanda tanya pasien atau keluarga yang turut, mungkin berkata di dalam hati mereka apakah pernyataan dokter ini bisa diterima. Pemahaman yang tidak benar ini perlu diluruskan," jelasnya di Balai Sidang UI, Depok, Sabtu 7 Maret.
Ia menambahkan, air sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, akan tetapi dalam penggunaannya harus memperhatikan hal yang berkaitan dengan konsumsi air tersebut. Konsumsi air tidak dianjurkan melebihi kemampuan ekskresi air oleh ginjal normal yaitu 400-600 mL per jam.
"Faktor usia, besaran fungsi ginjal juga berperan dalam menentukan besaran volume asupan air ini. Pada usia lanjut sehat, tanpa aktifitas dianjurkan mengonsumsi air maksimal sebesar 1500 dan minimal 1000 mL per 24 jam," katanya.
Jika berlebihan, maka dapat terjadi hiponatremia atau kekurangan natrium dalam darah. Hal itu menimbulkan gejala fatik, mual, mengantuk, gangguan melangkah hingga mudah tersandung, mudah lupa dan kram otot.
"Pada usia lanjut kebanyakan minum air dapat menyebabkan kekurangan atau natrium rendah dalam darah. Mudah jatuh. Sebab mungkin cucunya sayang dengan kakek atau neneknya, agar ginjalnya bersih dikasih minum terus. Pemahaman ini yang harus diluruskan," tandasnya.
(nfl)