Bahaya Konsumsi Parasetamol Berlebihan
A
A
A
PARASETAMOL adalah sejenis obat yang dikenal sebagai pereda rasa sakit. Obat ini biasanya dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah, seperti untuk menurunkan demam dan meredakan rasa sakit kepala.
Seseorang hanya dianjurkan untuk mengonsumsi parasetamol sebanyak 500 mg hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali. Jenis obat ini bersifat umum dan bisa dibeli secara bebas di apotek atau warung terdekat. Namun, mengonsumsi parasetamol secara berkepanjangan sangat tidak dianjurkan bagi kesehatan.
Konsumsi parasetamol ternyata dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, bahkan kematian dini. Daily Mail melansir sebuah hasil penelitian yang menyebutkan, pasien yang diberikan parasetamol dengan dosis tinggi dapat meningkatkan 63% risiko kematian dini.
Sementara risiko terkena serangan jantung dan stroke meningkat hingga 68% dan risiko gangguan pencernaan meningkat hingga 50%. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Inggris, parasetamol dapat menyebabkan penyakit karena adanya pencegahan produksi enzim dalam tubuh yang disebut dengan COX-2.
Enzim tersebut hanya terbentuk pada saat terjadi peradangan atau cedera, yang menghasilkan prostaglandin yang menjadi pereda nyeri atau radang. Ilmuwan asal Leeds Institute of Rheumatic and Musculoskeletal Medicine telah mengamati delapan penelitian yang terdapat informasi terkait pasien yang mengonsumsi parasetamol setiap hari selama kurang lebih 14 tahun untuk meredakan arthritis dan nyeri punggung.
Selain itu, mereka juga mengamati pasien yang jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali mengonsumsi parasetamol. Philip Conaghan yang memimpin penelitian ini menunjukkan, sebagian besar pasien yang jarang mengonsumsi parasetamol hanya berisiko sangat kecil terhadap penyakit tersebut.
“Saya sedikit khawatir terhadap pemberian parasetamol dosis tinggi dalam jangka waktu yang panjang karena dapat menyebabkan efek samping yang cukup berbahaya,” ujar Philip Conaghan.
Secara statistik, satu dari enam pria dan satu dari sepuluh wanita mati akibat serangan jantung, stroke, dan berbagai komplikasi penyakit pada hati.
Larissa huda
Seseorang hanya dianjurkan untuk mengonsumsi parasetamol sebanyak 500 mg hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali. Jenis obat ini bersifat umum dan bisa dibeli secara bebas di apotek atau warung terdekat. Namun, mengonsumsi parasetamol secara berkepanjangan sangat tidak dianjurkan bagi kesehatan.
Konsumsi parasetamol ternyata dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, bahkan kematian dini. Daily Mail melansir sebuah hasil penelitian yang menyebutkan, pasien yang diberikan parasetamol dengan dosis tinggi dapat meningkatkan 63% risiko kematian dini.
Sementara risiko terkena serangan jantung dan stroke meningkat hingga 68% dan risiko gangguan pencernaan meningkat hingga 50%. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Inggris, parasetamol dapat menyebabkan penyakit karena adanya pencegahan produksi enzim dalam tubuh yang disebut dengan COX-2.
Enzim tersebut hanya terbentuk pada saat terjadi peradangan atau cedera, yang menghasilkan prostaglandin yang menjadi pereda nyeri atau radang. Ilmuwan asal Leeds Institute of Rheumatic and Musculoskeletal Medicine telah mengamati delapan penelitian yang terdapat informasi terkait pasien yang mengonsumsi parasetamol setiap hari selama kurang lebih 14 tahun untuk meredakan arthritis dan nyeri punggung.
Selain itu, mereka juga mengamati pasien yang jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali mengonsumsi parasetamol. Philip Conaghan yang memimpin penelitian ini menunjukkan, sebagian besar pasien yang jarang mengonsumsi parasetamol hanya berisiko sangat kecil terhadap penyakit tersebut.
“Saya sedikit khawatir terhadap pemberian parasetamol dosis tinggi dalam jangka waktu yang panjang karena dapat menyebabkan efek samping yang cukup berbahaya,” ujar Philip Conaghan.
Secara statistik, satu dari enam pria dan satu dari sepuluh wanita mati akibat serangan jantung, stroke, dan berbagai komplikasi penyakit pada hati.
Larissa huda
(ftr)