Cegah Penyakit Ginjal dengan Edukasi Tepat

Kamis, 12 Maret 2015 - 14:10 WIB
Cegah Penyakit Ginjal dengan Edukasi Tepat
Cegah Penyakit Ginjal dengan Edukasi Tepat
A A A
JAKARTA - Penyakit gagal ginjal termasuk salah satu penyakit yang progresif, karena menimbulkan dampak sosial ekonomi yang besar baik bagi penderitanya, maupun bagi masyarakat dan negara.

Penyebaran informasi dan edukasi mengenai kesehatan ginjal menjadi hal yang sangat penting mengingat upaya pencegahan sudah harus dimulai sejak dini.

Mengingat pentingnya kesehatan ginjal bagi seluruh masyarakat, maka International Society of Nephrology (ISN) dan The International Federation of Kidney Foundation (IFKF) memperingati World Kidney Day (WKD).

Menginjak tahun kesepuluh, WKD memfokuskan kesehatan ginjal untuk seluruh masyarakat global. Data Internasional menyebutkan bahwa sekitar 10% dari populasi dunia menderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dan diprediksikan akan meningkat hingga 17% pada dekade selanjutnya. Penyakit ginjal kronik saat in pun telah diakui oleh WHO sebagai masalah kesehatan serius di dunia.

"PERNEFRI yang berada dibawah naungan International Society of Nephrology (ISN) selalu berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara kesehatan ginjal dengan mengedukasi mengenai pengenalan faktor risiko dan upaya pencegahannya. Dampak penyakit ginjal ini sangat besar pengaruhnya terhadap sosial ekonomi penderita dan negara, karena biaya mahal yang dikeluarkan untuk penanganan penyakit ini," papar ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH saat konferensi pers peringatan WKD 2015, di Hotel JW Marriott, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Ditempat yang sama, Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. DR. dr. Parlindungan Siregar, Sp. PD-KGH menjelaskan, menjaga kesehatan ginjal dapat dilakukan dengan 8 langkah.

"Menjaga kesehatan ginjal dapat dilakukan dengan 8 langkah, yaitu menjaga badan tetap bugar dan aktif berolah raga, menjaga kadar gula darah, menjaga tekanan darah tetap stabil, mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan tetap ideal, mengonsumsi air yang cukup, tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat anti nyeri dalam jangka panjang dan memeriksa fungsi ginjal secara berkala," jelasnya.

Prof. Parlindungan menambahkan, bahwa air berperan dalam hal mengurangi kemungkinan timbulnya batu saluran kemih bagi mereka yang berpotensi terkena baru saluran kemih, karena faktor keturunan. Air juga berperan mencegah infeksi saluran kemih.

Sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan ginjal, masyarakat diimbau untuk minum air putih yang cukup. Sedangkan pada orang yang sehat dan aktif, dengan minum setidaknya 2 liter sehari maka jumlah urin yang dikeluarkan akan bertambah, sehingga mengencerkan zat-zat pembentuk batu.

Di Indonesia, prevelensi penyakit ginjal kronik terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan studi epidemiologi PERNEFRI tahun 2005 menunjukkan bahwa sebanyak 12,5% dari masyarakat diketahui mengalami penyakit ginjal kronik. Berdasarkan data PERNEFRI, sampai tahun 2012 pasien yang mengalami PGTA mencapai 100.000 pasien.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6591 seconds (0.1#10.140)