Gadget Ganggu Kualitas Tidur
A
A
A
TREN raw food diet menjadi sangat populer. Raw food diet adalah praktik diet dengan mengonsumsi makanan mentah dan yang diolah. Tergantung pada filosofi yang tepat atau jenis gaya hidup dan hasil yang diinginkan.
Rata-rata orang sekarang menghabiskan lebih banyak waktu di telepon dan laptop mereka daripada tidur. Kenyataannya, lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk sekadar memeriksa email pada pagi hari daripada menyantap sarapan.
Kemajuan teknologi yang pesat mendorong masyarakat untuk menjadikan telepon genggam sebagai salah satu penunjang aktivitas seharihari. Ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya penjualan alat elektronik dan telepon pintar (smartphone ) setiap tahunnya. Berdasarkan hasil survei, yang dikutip DailyMail , banyak orang dewasa sekarang yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan laptop dan telepon daripada tidur.
Orangorang menghabiskan rata-rata 8 jam 21 menit tidur sehari, tetapi menghabiskan ratarata 8 jam 41 menit pada perangkat media. Penelitian yang dilakukan Silentnight ini menunjukkan mayoritas (sekitar 81%) pengguna smartphone membiarkan ponsel mereka aktif sepanjang waktu, bahkan saat di tempat tidur sekalipun.
Empat dari sepuluh orang dewasa dan remaja mengatakan, mereka akan memeriksa smartphone pada malam hari saat keadaan yang membangunkan mereka. Mereka juga menghabiskan lebih banyak waktu setiap pagi memeriksa email dan menggunakan internet (51%) daripada makan sarapan (18%) atau berdandan (32%). Para ahli telah memperingatkan, mereka yang menghabiskan banyak waktu pada barang teknologi tersebut, tidak mendapatkan cukup tidur yang berkualitas.
Tentu saja, ini berdampak langsung pada kesehatan mereka. Penelitian sebelumnya telah menemukan, cahaya biru yang dipancarkan ponsel dapat mengacaukan ritme alami tubuh. Ini membuat tubuh bereaksi situasi seolah-olah sedang dalam kondisi siang hari. Ini akan menghentikan produksi hormon saat tidur secara alami, melanin, dan membuat orang terjaga.
Para ahli telah memperingatkan dari waktu ke waktu, kurangnya waktu tidur terus-menerus dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Dr Nerina Ramlakhan, ahli tidur dan energi, menyarankan masyarakat untuk mematikan semua perangkat teknologi setidaknya 60-90 menit sebelum tidur untuk memberikan waktu pikiran untuk lebih rileks.
Seringnya mengakses internet dan media sosial sebelum tidur akan membuat “memori kerja” di dalam otak bekerja secara berlebihan. Inilah yang menyebabkan suasana gaduh dalam otak dan otak akan terus bekerja saat tidur. “Tiga per empat dari orang di Inggris tidak mendapatkan tidur yang berkualitas pada malam hari,” ujar Dr Nerina.
“Bahkan, ada beberapa orang yang meningkatkan volume teknologi di rumah mereka, yang justru akan menciptakan gangguan yang membuat mereka terjaga pada malam hari. Ini tentu akan mengurangi jumlah kualitas tidur yang mereka dapatkan,” tambahnya. Kebiasaan memeriksa email , media sosial, dan akses internet membuat otak terus bekerja sehingga lebih sulit untuk tertidur. Hal ini bukan hanya berisiko pada orang dewasa.
Sebuah penelitian barubaru ini yang dilakukan Dr Ramlakhan menyebutkan, hampir 500 siswa berusia 13-15 menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Jumlah ini sungguh mengkhawatirkan karena mereka mengeluhkan masalah tidurnya dan membuatnya selalu merasa kelelahan. Dari mereka yang mengeluh, hampir 80% menggunakan perangkat elektronik di tempat tidur.
Larissa huda
Rata-rata orang sekarang menghabiskan lebih banyak waktu di telepon dan laptop mereka daripada tidur. Kenyataannya, lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk sekadar memeriksa email pada pagi hari daripada menyantap sarapan.
Kemajuan teknologi yang pesat mendorong masyarakat untuk menjadikan telepon genggam sebagai salah satu penunjang aktivitas seharihari. Ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya penjualan alat elektronik dan telepon pintar (smartphone ) setiap tahunnya. Berdasarkan hasil survei, yang dikutip DailyMail , banyak orang dewasa sekarang yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan laptop dan telepon daripada tidur.
Orangorang menghabiskan rata-rata 8 jam 21 menit tidur sehari, tetapi menghabiskan ratarata 8 jam 41 menit pada perangkat media. Penelitian yang dilakukan Silentnight ini menunjukkan mayoritas (sekitar 81%) pengguna smartphone membiarkan ponsel mereka aktif sepanjang waktu, bahkan saat di tempat tidur sekalipun.
Empat dari sepuluh orang dewasa dan remaja mengatakan, mereka akan memeriksa smartphone pada malam hari saat keadaan yang membangunkan mereka. Mereka juga menghabiskan lebih banyak waktu setiap pagi memeriksa email dan menggunakan internet (51%) daripada makan sarapan (18%) atau berdandan (32%). Para ahli telah memperingatkan, mereka yang menghabiskan banyak waktu pada barang teknologi tersebut, tidak mendapatkan cukup tidur yang berkualitas.
Tentu saja, ini berdampak langsung pada kesehatan mereka. Penelitian sebelumnya telah menemukan, cahaya biru yang dipancarkan ponsel dapat mengacaukan ritme alami tubuh. Ini membuat tubuh bereaksi situasi seolah-olah sedang dalam kondisi siang hari. Ini akan menghentikan produksi hormon saat tidur secara alami, melanin, dan membuat orang terjaga.
Para ahli telah memperingatkan dari waktu ke waktu, kurangnya waktu tidur terus-menerus dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan peningkatan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Dr Nerina Ramlakhan, ahli tidur dan energi, menyarankan masyarakat untuk mematikan semua perangkat teknologi setidaknya 60-90 menit sebelum tidur untuk memberikan waktu pikiran untuk lebih rileks.
Seringnya mengakses internet dan media sosial sebelum tidur akan membuat “memori kerja” di dalam otak bekerja secara berlebihan. Inilah yang menyebabkan suasana gaduh dalam otak dan otak akan terus bekerja saat tidur. “Tiga per empat dari orang di Inggris tidak mendapatkan tidur yang berkualitas pada malam hari,” ujar Dr Nerina.
“Bahkan, ada beberapa orang yang meningkatkan volume teknologi di rumah mereka, yang justru akan menciptakan gangguan yang membuat mereka terjaga pada malam hari. Ini tentu akan mengurangi jumlah kualitas tidur yang mereka dapatkan,” tambahnya. Kebiasaan memeriksa email , media sosial, dan akses internet membuat otak terus bekerja sehingga lebih sulit untuk tertidur. Hal ini bukan hanya berisiko pada orang dewasa.
Sebuah penelitian barubaru ini yang dilakukan Dr Ramlakhan menyebutkan, hampir 500 siswa berusia 13-15 menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Jumlah ini sungguh mengkhawatirkan karena mereka mengeluhkan masalah tidurnya dan membuatnya selalu merasa kelelahan. Dari mereka yang mengeluh, hampir 80% menggunakan perangkat elektronik di tempat tidur.
Larissa huda
(ars)