Mengatur Pakan Ikan dari Smartphone
A
A
A
Memberi solusi pemberian pakan pada kolam budidaya ikan dan udang yang efisien. Itulah yang ditawarkan oleh eFishery, smart feeder buatan Bandung, Jawa Barat. eFishery adalah startup yang hadir untuk membantu budidaya ikan dan udang melalui solusi aplikasi smartphone.
Smart feeder eFishery dapat memberikan pakan pada kolam budidaya secara terjadwal dan diatur jumlahnya. Device tersebut dilengkapi juga dengan sensor yang dapat mendeteksi nafsu makan ikan atau udang sehingga diperoleh data kapan waktu yang tepat untuk pemberian pakan. Cara setting-nya cukup dari perangkat smartphone.
Pengguna juga akan mendapat informasi pemberian pakan yang telah dilakukan. eFishery lahir dari tangan orang yang memang memahami benar masalah budidaya ikan dan udang serta benarbenar mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dialah Gibran Chufaezah Amsi El Farizy atau yang akrab disapa Gibran.
“Hampir semua pebisnis budidaya ikan dan udang mengalami masalah yang sama, yakni pemberian pakan,” ungkap Gibran. Padahal, pemberian pakan ini sangat penting karena jika porsinya tidak pas dan tepat waktunya berdampak terhadap hasil dan kualitas hewan. Belum lagi kerugian karena harganya yang mahal. Tidak sedikit kasus pencurian pakan untuk dijual kembali.
Oleh karena itu, pakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil akhir yang akan masuk ke kantong pemilik kolam. Saat itulah ia mulai merancang eFishery. “Saat itu saya mencari dua cofounder lagi, satu di bidang teknologi dan satunya di finansial. Untuk bahan-bahan pembuatan perangkat eFishery smart feeder kami kumpulkan dan rakit sendiri,” jelas Gibran.
eFishery resmi lahir pada 2012 dan kini telah diproduksi dan laku keras. Perangkat tersebut juga telah memperoleh banyak penghargaan baik lokal maupun internasional seperti INAICTA 2013 dalam kategori Research and Development serta juara satu di Get In The Ring 2014 di Belanda.
Saat ditanya soal tanggapan masyarakat yang membudidaya ikan dan udang atas kehadiran eFishery, Gibran mengatakan bahwa respon mereka cukup positif. Namun tidak dipungkiri bahwa ada juga masyarakat yang ragu dan menolak. “Mereka yang resistan terhadap penggunaan produk ini umumnya adalah yang tidak terlalu menerima teknologi. Dengan pembinaan yang kami lakukan, lambat laun banyak yang menerima dan berpikiran terbuka,” ungkap Gibran.
Gibran membeberkan bahwa prospek ke depan saat ini bagi eFishery adalah memasarkan produk ini untuk produksi masal. Tentu saja, eFishery tetap terus melakukan pengembangan produk. “Kami ingin mengembangkan sumber energi yang digunakan oleh eFishery. Jika saat ini masih menggunakan listrik, maka nanti akan menjadi menggunakan baterai yang dapat di-charge dengan teknologi panel surya atau tenaga matahari,” tambah Gibran.
Melihat munculnya tren startup di tanah air, Gibran juga ingin membagikan tips bagi mereka yang juga berminat untuk menciptakan startup. “Yang terpenting adalah menggali pasar dan kebutuhan lapangan. Sementara idenya juga harus memberikan solusi. Jadi kita harus lihat permasalahan yang ada di masyarakat,” tandas Gibran.
Cahyandaru kuncorojati
Smart feeder eFishery dapat memberikan pakan pada kolam budidaya secara terjadwal dan diatur jumlahnya. Device tersebut dilengkapi juga dengan sensor yang dapat mendeteksi nafsu makan ikan atau udang sehingga diperoleh data kapan waktu yang tepat untuk pemberian pakan. Cara setting-nya cukup dari perangkat smartphone.
Pengguna juga akan mendapat informasi pemberian pakan yang telah dilakukan. eFishery lahir dari tangan orang yang memang memahami benar masalah budidaya ikan dan udang serta benarbenar mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dialah Gibran Chufaezah Amsi El Farizy atau yang akrab disapa Gibran.
“Hampir semua pebisnis budidaya ikan dan udang mengalami masalah yang sama, yakni pemberian pakan,” ungkap Gibran. Padahal, pemberian pakan ini sangat penting karena jika porsinya tidak pas dan tepat waktunya berdampak terhadap hasil dan kualitas hewan. Belum lagi kerugian karena harganya yang mahal. Tidak sedikit kasus pencurian pakan untuk dijual kembali.
Oleh karena itu, pakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil akhir yang akan masuk ke kantong pemilik kolam. Saat itulah ia mulai merancang eFishery. “Saat itu saya mencari dua cofounder lagi, satu di bidang teknologi dan satunya di finansial. Untuk bahan-bahan pembuatan perangkat eFishery smart feeder kami kumpulkan dan rakit sendiri,” jelas Gibran.
eFishery resmi lahir pada 2012 dan kini telah diproduksi dan laku keras. Perangkat tersebut juga telah memperoleh banyak penghargaan baik lokal maupun internasional seperti INAICTA 2013 dalam kategori Research and Development serta juara satu di Get In The Ring 2014 di Belanda.
Saat ditanya soal tanggapan masyarakat yang membudidaya ikan dan udang atas kehadiran eFishery, Gibran mengatakan bahwa respon mereka cukup positif. Namun tidak dipungkiri bahwa ada juga masyarakat yang ragu dan menolak. “Mereka yang resistan terhadap penggunaan produk ini umumnya adalah yang tidak terlalu menerima teknologi. Dengan pembinaan yang kami lakukan, lambat laun banyak yang menerima dan berpikiran terbuka,” ungkap Gibran.
Gibran membeberkan bahwa prospek ke depan saat ini bagi eFishery adalah memasarkan produk ini untuk produksi masal. Tentu saja, eFishery tetap terus melakukan pengembangan produk. “Kami ingin mengembangkan sumber energi yang digunakan oleh eFishery. Jika saat ini masih menggunakan listrik, maka nanti akan menjadi menggunakan baterai yang dapat di-charge dengan teknologi panel surya atau tenaga matahari,” tambah Gibran.
Melihat munculnya tren startup di tanah air, Gibran juga ingin membagikan tips bagi mereka yang juga berminat untuk menciptakan startup. “Yang terpenting adalah menggali pasar dan kebutuhan lapangan. Sementara idenya juga harus memberikan solusi. Jadi kita harus lihat permasalahan yang ada di masyarakat,” tandas Gibran.
Cahyandaru kuncorojati
(bbg)