Generasi Baru Komputer Jinjing
A
A
A
Inilah generasi terbaru komputer jinjing. Sangat tipis, begitu ringan, serta memberikan pengalaman berkomputasi yang sama sekali berbeda. Nama produk itu adalah MacBook.
Tidak ada imbuhan ”Pro” atau ”Air”. Bukan cuma nama, semua yang berkaitan dengan produk baru Apple itu dibuat serbasederhana. MacBook hanya hadir dalam satu ukuran: 12 inci. Ukuran itu membedakannya dengan patokan atau pencetus tren ultralight notebook/ultrabook: MacBook Air, yang hadir dalam 11 inci dan 13 inci. Dengan 12 inci itu MacBook memiliki bodi lebih tipis dibanding MacBook Air, sambil tetap memiliki full-sized keyboard untuk kenyamanan mengetik.
Bagian paling tebalnya hanya 13.1 mm, 24% lebih tipis dibanding MacBook Air 11 inci. Beratnya bahkan tidak sampai 1 kg. Melainkan hanya 900 gram. Hampir setara iPad. Inilah trah baru notebook. Sebuah perangkat yang begitu tipis dan ringan, namun dapat melakukan kegiatan produktif secara penuh. ”Kami terus berinovasi dan memimpin industri,” ujar CEO Apple Tim Cook.
”Definisi portabilitas telah berubah lewat iPhone dan iPad. Kini, kami mendefinisikan ulang sebuah notebook,” katanya. Dengan desain yang kompak itu MacBook tetap mampu mempertahankan daya tahan baterai yang mencapai 12 jam atau seharian. Selain itu, resolusi layarnya sudah memakai Retina dengan resolusi lebih tinggi dari MacBook Air: 2304 x 1440 piksel.
Tajam sekali untuk melihat gambar atau menonton video. Kendati demikian, ada harga yang harus dibayar dari semua ”kemewahan” itu. Prosesor Core M “Broadwell” keluaran Intel memang begitu hemat dan dinginnya hingga tidak butuh kipas untuk bekerja. Tapi, prosesor tersebut juga hanya dirancang untuk men-tackle pekerjaan rutin harian. Misalnya membalas email, mengetik, atau membuat presentasi.
Bukan untuk melakukan pekerjaan berat seperti mengedit video. Satu hal lagi, MacBook yang hadir dalam tiga warna seperti iPhone (silver, gold, dan space gray) itu hanya memiliki satu buah port. Port itu adalah USB Type-C, yang kedepannya akan jadi standar baru bagi perangkat portabel. Koneksi nirkabel Wi-Fi dan Bluetooth-nya terbaru, tercepat.
Tapi, bagaimana jika Anda perlu menghubungkan MacBook ke perangkat eksternal lain yang tentu saja belum mendukung USB Type-C? Untuk itu, Apple menjual dongle seharga USD79 yang memiliki akses ke slot ke HDMI, USB, dan slot listrik untuk charging. Ini, menurut Apple, harus dilakukan untuk mengakomodir ukurannya yang sangat tipis itu. Hal menarik lainnya adalah keyboard dan trackpad MacBook yang didesain ulang.
Tombol keyboard-nya dirancang sistem yang disebut mekanisme ”kupukupu”. Hasilnya pantulan sangat akurat. Keyboardnya juga sangat tipis, seolah rata dengan bodi. Tapi, desainnya lebih lebar. Diklaim membuat mengetik lebih akurat dan cepat. Adapun trackpad-nya dibuat lebih lebar. Juga, dilengkapi teknologi untuk mengukur besarnya tekanan yang disebut Force Touch. Menekan lebih dalam ke trackpad akan mengaktifkan, seperti mempercepat video.
Nah, berapa harganya? MacBook 12 inci dibanderol USD1.299 (1.1 GHz Core M CPU, 8 GB memory, 256 GB solid-state disk) dan USD1,599 (1.2 GHz CPU dan 512 GB SSD). MacBook mungkin bukan untuk semua orang. Tapi, produk ini menegaskan adanya kebutuhan pasar yang belum terjamah.
Yakni para profesional yang menginginkan laptop yang gaya dan bergengsi, sangat ringan, memiliki baterai yang tahan seharian. Toh, tidak se semua orang melakukan fungsi berat di laptopnya. Sebagian besar justru lebih banyak melakukan pekerjaan ringan. Dan MacBook memberikan semua yang dibutuhkan untuk itu.
Danang arradian
Tidak ada imbuhan ”Pro” atau ”Air”. Bukan cuma nama, semua yang berkaitan dengan produk baru Apple itu dibuat serbasederhana. MacBook hanya hadir dalam satu ukuran: 12 inci. Ukuran itu membedakannya dengan patokan atau pencetus tren ultralight notebook/ultrabook: MacBook Air, yang hadir dalam 11 inci dan 13 inci. Dengan 12 inci itu MacBook memiliki bodi lebih tipis dibanding MacBook Air, sambil tetap memiliki full-sized keyboard untuk kenyamanan mengetik.
Bagian paling tebalnya hanya 13.1 mm, 24% lebih tipis dibanding MacBook Air 11 inci. Beratnya bahkan tidak sampai 1 kg. Melainkan hanya 900 gram. Hampir setara iPad. Inilah trah baru notebook. Sebuah perangkat yang begitu tipis dan ringan, namun dapat melakukan kegiatan produktif secara penuh. ”Kami terus berinovasi dan memimpin industri,” ujar CEO Apple Tim Cook.
”Definisi portabilitas telah berubah lewat iPhone dan iPad. Kini, kami mendefinisikan ulang sebuah notebook,” katanya. Dengan desain yang kompak itu MacBook tetap mampu mempertahankan daya tahan baterai yang mencapai 12 jam atau seharian. Selain itu, resolusi layarnya sudah memakai Retina dengan resolusi lebih tinggi dari MacBook Air: 2304 x 1440 piksel.
Tajam sekali untuk melihat gambar atau menonton video. Kendati demikian, ada harga yang harus dibayar dari semua ”kemewahan” itu. Prosesor Core M “Broadwell” keluaran Intel memang begitu hemat dan dinginnya hingga tidak butuh kipas untuk bekerja. Tapi, prosesor tersebut juga hanya dirancang untuk men-tackle pekerjaan rutin harian. Misalnya membalas email, mengetik, atau membuat presentasi.
Bukan untuk melakukan pekerjaan berat seperti mengedit video. Satu hal lagi, MacBook yang hadir dalam tiga warna seperti iPhone (silver, gold, dan space gray) itu hanya memiliki satu buah port. Port itu adalah USB Type-C, yang kedepannya akan jadi standar baru bagi perangkat portabel. Koneksi nirkabel Wi-Fi dan Bluetooth-nya terbaru, tercepat.
Tapi, bagaimana jika Anda perlu menghubungkan MacBook ke perangkat eksternal lain yang tentu saja belum mendukung USB Type-C? Untuk itu, Apple menjual dongle seharga USD79 yang memiliki akses ke slot ke HDMI, USB, dan slot listrik untuk charging. Ini, menurut Apple, harus dilakukan untuk mengakomodir ukurannya yang sangat tipis itu. Hal menarik lainnya adalah keyboard dan trackpad MacBook yang didesain ulang.
Tombol keyboard-nya dirancang sistem yang disebut mekanisme ”kupukupu”. Hasilnya pantulan sangat akurat. Keyboardnya juga sangat tipis, seolah rata dengan bodi. Tapi, desainnya lebih lebar. Diklaim membuat mengetik lebih akurat dan cepat. Adapun trackpad-nya dibuat lebih lebar. Juga, dilengkapi teknologi untuk mengukur besarnya tekanan yang disebut Force Touch. Menekan lebih dalam ke trackpad akan mengaktifkan, seperti mempercepat video.
Nah, berapa harganya? MacBook 12 inci dibanderol USD1.299 (1.1 GHz Core M CPU, 8 GB memory, 256 GB solid-state disk) dan USD1,599 (1.2 GHz CPU dan 512 GB SSD). MacBook mungkin bukan untuk semua orang. Tapi, produk ini menegaskan adanya kebutuhan pasar yang belum terjamah.
Yakni para profesional yang menginginkan laptop yang gaya dan bergengsi, sangat ringan, memiliki baterai yang tahan seharian. Toh, tidak se semua orang melakukan fungsi berat di laptopnya. Sebagian besar justru lebih banyak melakukan pekerjaan ringan. Dan MacBook memberikan semua yang dibutuhkan untuk itu.
Danang arradian
(bbg)