Jangan Biasakan Anak Hobi Nonton Televisi

Senin, 23 Maret 2015 - 10:04 WIB
Jangan Biasakan Anak...
Jangan Biasakan Anak Hobi Nonton Televisi
A A A
BAGI sebagian orang dewasa, membiarkan anak menonton televisi di rumah akan memudahkan mereka untuk mengawasi aktivitas anak-anaknya.

Ketika menonton televisi, anak tidak akan melakukan aktivitas terlalu aktif yang dianggap berbahaya bagi anak-anak, seperti berlari dan melompat. Mungkin dengan melihat anak duduk manis di rumah akan terlihat menyenangkan karena para orang tua tidak perlu takut anak mereka terjatuh dan terluka atau melakukan aktivitas yang dapat mengotori pakaian.

Namun, para ahli mengingatkan bahwa akan sangat mungkin hal ini menciptakan kebiasaan buruk bagi mereka seumur hidup. Sebuah penelitian yang dikutip oleh DailyMail, yang telah dilakukan selama tiga dekade, mengungkapkan bahwa anakanak yang menghabiskan waktu pada malam hari dengan menonton televisi cenderung memiliki kebiasaan buruk couch potatoes selama hidup mereka.

Couch potatoes adalah istilah yang digunakan bagi seseorang yang begitu malas dan hanya menghabiskan waktu untuk menonton televisi sambil mengonsumsi banyak makanan. Berdasarkan data dari 6.000 orang Inggris, menunjukkan aktivitas hiburan anak-anak dapat memengaruhi kesehatan seseorang selama beberapa dekade yang akan datang.

Para ahli yang melakukan penelitian di University College London, mengimbau orang tua untuk mengambil pelajaran dari temuan tersebut dan mendorong anakanak mereka untuk menjalani gaya hidup yang lebih aktif. Ahli kesehatan masyarakat Dr Mark Hamer mengatakan, hal ini seharusnya dapat memengaruhi kebijakan bagi orang tua dan institusi terkait untuk tidak membiarkan kebiasaan buruk ini terus berlanjut.

“Harus ada kebijakan dari orang tua dan institusi terkait untuk mengurangi aktivitas pasif saat menonton TV. Inisiatif ini tidak hanya bisa membantu anak-anak saat ini, juga dapat membantu mengurangi aktivitas pasif saat menonton TV di generasi mendatang,” kata Dr Mark Hamer.

Penelitian tersebut juga menunjukkan, menonton televisi dapat mendorong perilaku tidak sehat lainnya, seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dan merokok. Selain itu, berisiko terjangkit diabetes tipe 2 dan gangguan jantung. Penelitian ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 1970 dari British Cohort Study, sebuah data set besar dari ribuan orang yang lahir pada 1970.

Pada 1980, saat mereka berusia 10 tahun, para ilmuwan melakukan serangkaian wawancara tentang kebiasaan kesehatan dan waktu luang mereka. Pertanyaan-pertanyaan termasuk seberapa sering anak-anak menonton televisi, dengan jawaban yang diberikan sebagai “tidak pernah”, “kadang-kadang”, atau “sering”.

Para ilmuwan kembali melakukan penelitian tersebut pada 2012, ketika para peserta sudah berusia 42 tahun dan diberikan pertanyaan tentang gaya hidup mereka, dengan jawaban yang diberikan dalam jumlah jam menonton televisi per minggu.

Hasilnya, mereka menemukan kebiasaan masa kecil mereka itu berlanjut hingga mereka dewasa. Dari 83% peserta yang menonton lebih dari tiga jam untuk menonton televisi pada usia 42 tahun, ternyata mereka sering menonton TV sejak usia 10 tahun.

Selain itu, temuan tersebut juga menunjukkan bahwa orang dewasa berusia 42 tahun yang menonton TV selama setidaknya tiga jam sehari, berisiko memperburuk kesehatan mereka. Mereka dilaporkan memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Larissa huda
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0836 seconds (0.1#10.140)