ASI Tingkatkan Kualitas Hidup

Selasa, 24 Maret 2015 - 09:19 WIB
ASI Tingkatkan Kualitas...
ASI Tingkatkan Kualitas Hidup
A A A
Air susu ibu atau ASI merupakan sumber nutrisi penting bagi bayi. ASI memberi manfaat kesehatan seumur hidup. Semakin lama bayi diberikan ASI, semakin baik kualitas hidup yang dicapai.

Sebuah penelitian yang dikutip The Guardian membuktikan hal tersebut. Dalam penelitian pada 6.000 bayi di Brasil dari berbagai latar belakang sejak 1982, ditemukan bahwa orang-orang yang mendapatkan ASI cenderung lebih cerdas dan dapat menghabiskan masa pendidikan dengan hasil yang lebih baik.

Anak-anak yang telah disusui selama 12 bulan memiliki tingkat kecerdasan (IQ) empat poin lebih tinggi daripada yang disusui kurang dari sebulan. Penelitian dalam skala besar ini mengungkapkan bahwa memberikan ASI lebih lama cenderung membuat bayi tumbuh sehat, menjadi dewasa yang berpendidikan baik, dan lebih produktif.

Para peneliti di Brasil telah mengikuti hampir 6.000 bayi sejak lahir selama tiga dekade terakhir. Hampir 3.500 dari mereka, yang kini berusia sekitar 30 tahun, menerima undangan untuk diwawancarai dan menjalani tes IQ untuk tujuan penelitian. Hasilnya, mereka yang telah disusui terbukti lebih cerdas, telah menghabiskan waktunya lebih lama dalam masa pendidikan, dan mendapatkan hasil yang lebih daripada mereka yang tidak pernah diberi ASI.

Kemudian, semakin lama mereka menyusui saat bayi, semakin baik kualitas hidup mereka. Sebelumnya hanya diyakini bahwa menyusui dapat meningkatkan IQ anak dengan jumlah yang kecil. Rumusan masalah yang ingin dijawab dr Bernardo Lessa Horta dari Federal University of Pelotas di Brasil adalah apakah ini dikaitkan ke dalam kecerdasan dan prospek yang lebih baik saat bayi tersebut dewasa.

“Penelitian ini menyediakan bukti pertama, menyusui dalam jangka waktu yang lebih lama, tidak hanya meningkatkan kecerdasan anak setidaknya sampai usia 30 tahun, juga memiliki dampak baik pada tingkat individu dan masyarakat dengan meningkatkan tingkat pendidikan dan kemampuan yang lebih produktif,” katanya.

Penelitian ASI pada tahun 1982 ini tidak hanya menyangkut usia yang membuat penelitian ini sedikit berbeda. Horta mengatakan dapat dengan bebas menentukan komplikasi utama dari kebanyakan studi menyusui karena ketika mulai tahun 1982, itu tidak hanya mengamati ibu yang lebih makmur dan berpendidikan yang menyusui anak-anak mereka di Brasil.

Pada masa tersebut, menyusui tidak terbatas di satu kelompok sosialekonomi. Penelitian ini merata di seluruh kelas sosial. Jadi, yang membuat anak meraih prestasi lebih tinggi pada usia 30 bukan berasal dari kalangan ekonomi atas. Meskipun demikian, dalam menganalisis hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Lancet kesehatan global ini, mereka tetap mengambil data rekening pendapatan keluarga pada saat lahir,

pendidikan orang tua, keturunan genom, apakah ibu merokok selama kehamilan, usia ibu, berat lahir, dan jenis persalinan untuk mencoba untuk menghindari dari faktor-faktor yang membuat hasil tidak relevan. Mereka menemukan bahwa semua bayi yang mendapat ASI memiliki kecerdasan yang lebih besar diukur dengan tes IQ standar dan telah menghabiskan lebih banyak tahun di bidang pendidikan dan memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

Namun, semakin lama mereka mendapatkan ASI, semakin besar manfaat bagi bayi. Anak-anak yang telah disusui selama 12 bulan memiliki IQ empat poin lebih tinggi daripada yang disusui kurang dari sebulan telah hampir setahun lebih sekolah. Dan mereka mampu memperoleh penghasilan sekitar £70 lebih per bulan, sekitar sepertiga lebih dari tingkat pendapatan ratarata di Brasil.

Horta mengakui tidak bisa sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan ibu yang menyusui membantu perkembangan bayi mereka dengan cara lain. “Beberapa orang mengatakan, itu bukan hanya efek menyusui, tetapi itu adalah efek ibu yang menyusui dengan cara yang berbeda dalam memotivasi dan kemampuan mereka untuk merangsang bayi mereka,” katanya kepada The Guardian.

Namun, menurut dia, ada bukti dari penelitian lain terkait nilai gizi susu ibu. ASI mengandung kaya asam tak jenuh yang sangat penting untuk pertumbuhan otak. Beberapa penelitian telah menunjukkan bayi dengan genotipe tertentu lebih mungkin untuk mendapatkan IQ yang lebih tinggi dengan menyusui daripada yang lain.

ASI eksklusif selama enam bulan pertama sendiri telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Horta mengatakan bayi yang telah disusui selama enam bulan mendapatkan sebagian dari keuntungan yang dinikmati oleh orang-orang yang diberi makan dalam jangka waktu yang lebih lama. “Ibu harus menyusui anaknya selama mungkin,” katanya.

Namun, ia mengakui bahwa menyusui dalam jangka panjang tidak selalu mudah bagi wanita. Kurang dari seperempat dari ibu baru di Inggris hanya menyusui secara eksklusif pada saat bayi berumur enam minggu. Dr Colin Michie, ketua Royal College of Pediatri dan Komite Nutrisi Kesehatan Anak, mengatakan secara luas bahwa bayi dengan ASI dapat melindungi bayi dari infeksi telinga, memiliki risiko lebih rendah dari kematian dini, dan cenderung membuatnya menjadi lebih gemuk.

Melihat manfaat menyusui untuk jangka waktu lama tidak hanya bermanfaat bagi bayi pada awal tahun, juga dimaknai ke dalam peningkatan kecerdasan dan meningkatkan produktivitasnya pada kemudian hari. Sangat penting untuk dicatat bahwa menyusui adalah salah satu dari banyak faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan anak.

Bagaimanapun penelitian ini menekankan perlunya dilanjutkan dan ditingkatkan imbauan pemberian ASI. “Sehingga ibu hamil menyadari manfaat dari ASI. Selain itu, setelah ibu melahirkan, kita harus memastikan mereka tetap didukung untuk tetap menyusui selama mereka mampu,” ujar Dr Colin Michie.

Larissa huda

Nustrisi dalam ASI

AIR

ASI mengandung air sebanyak 87,5%. Oleh karena itu, bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi.

KARBOHIDRAT


Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibandingkan laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat, terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).

KARNITIN

Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi, terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi.

PROTEIN

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein . Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna usus bayi.

Kualitas protein ASI juga lebih baik dibandingkan susu sapi yang terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi. Salah satu contohnya asam amino taurin ; asam amino ini hanya ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak.

LEMAK

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI.

VITAMIN DAN MINERAL

Berbagai vitamin tersedia lengkap pada ASI. Mulai dari vitamin K, vitamin D, vitamin E, vitamin A, hingga vitamin yang larut dalam air. ASI juga sarat mineral. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu sapi.
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2838 seconds (0.1#10.140)