Tunanetra Bisa Menikmati Video Secara Utuh
A
A
A
Hingga saat ini pun tunanetra sudah bisa mengakses internet, terutama video online, walau terbatas untuk mendengar saja, tanpa menikmati visual.
Hal ini ternyata memberi ide Co-Founder Think Web Digital Agency Indonesia Ramya Prajna S untuk membuat situs YoutubefortheBlind.com. Ia berharap situs tersebut bisa memfasilitasi para tunanetra untuk menikmati video online secara utuh, baik visual maupun suara. Caranya dengan menambahkan deskripsi atau penjelasan teks pada setiap adegan tanpa dialog.
Selanjutnya peranti lunak textto- speech atau screen reader yang sudah tertanam di komputer dapat membacakan deskripsi teks yang ada sehingga ada gambaran seperti apa adegan video yang ditonton. Menurut Ramya, hingga saat ini baru ada 40 video yang tersedia, dalam beberapa kategori seperti film pendek, hiburan, hingga dokumenter.
”Kedepannya akan lebih banyak lagi. Relawan yang menambahkan deskripsi pada video agar software voice over membaca sesuai urutan masih terbatas. Sejauh ini hanya dilakukan oleh karyawan Think Web saja,” katanya.
Suryo Pramono, instruktur Yayasan Mitra Netra yang jadi rekanan YoutubefortheBlind.com menilai, para tunanetra saat ini sudah aktif menggunakan internet. Termasuk memakai media sosial seperti Facebook dan Twitter. ”Meski sering terkendala dengan sistem navigasinya. Di situs ini kami dimudahkan dalam sistem navigasi,” katanya.
Ramya mengatakan bahwa ia ingin penyandang tunanetra bisa menggunakan semua digital channel, termasuk YouTube, dengan mudah. ”Terutama video, dimana banyak adegan tanpa dialog yang dapat dipahami hanya dengan melihat,” katanya.
Binti mufarida
Hal ini ternyata memberi ide Co-Founder Think Web Digital Agency Indonesia Ramya Prajna S untuk membuat situs YoutubefortheBlind.com. Ia berharap situs tersebut bisa memfasilitasi para tunanetra untuk menikmati video online secara utuh, baik visual maupun suara. Caranya dengan menambahkan deskripsi atau penjelasan teks pada setiap adegan tanpa dialog.
Selanjutnya peranti lunak textto- speech atau screen reader yang sudah tertanam di komputer dapat membacakan deskripsi teks yang ada sehingga ada gambaran seperti apa adegan video yang ditonton. Menurut Ramya, hingga saat ini baru ada 40 video yang tersedia, dalam beberapa kategori seperti film pendek, hiburan, hingga dokumenter.
”Kedepannya akan lebih banyak lagi. Relawan yang menambahkan deskripsi pada video agar software voice over membaca sesuai urutan masih terbatas. Sejauh ini hanya dilakukan oleh karyawan Think Web saja,” katanya.
Suryo Pramono, instruktur Yayasan Mitra Netra yang jadi rekanan YoutubefortheBlind.com menilai, para tunanetra saat ini sudah aktif menggunakan internet. Termasuk memakai media sosial seperti Facebook dan Twitter. ”Meski sering terkendala dengan sistem navigasinya. Di situs ini kami dimudahkan dalam sistem navigasi,” katanya.
Ramya mengatakan bahwa ia ingin penyandang tunanetra bisa menggunakan semua digital channel, termasuk YouTube, dengan mudah. ”Terutama video, dimana banyak adegan tanpa dialog yang dapat dipahami hanya dengan melihat,” katanya.
Binti mufarida
(ftr)