Ketahui Kondisi Tubuh Sebelum Olahraga

Selasa, 31 Maret 2015 - 09:22 WIB
Ketahui Kondisi Tubuh Sebelum Olahraga
Ketahui Kondisi Tubuh Sebelum Olahraga
A A A
OLAHRAGA menjadi alternatif cara yang dilakukan untuk membuat tubuh bugar. Namun, sebaiknya ketahui kondisi tubuh sebelum olahraga agar aktivitas ini malah menjadi bumerang.

Banyak orang mendambakan tubuh yang sehat, berbagai cara dilakukan agar bisa mendapatkan tubuh yang sehat, seperti mengatur pola makan, olahraga, diet, dan banyak cara lainnya. Olahraga merupakan cara umum yang biasa dilakukan orang untuk mendapatkan tubuh ideal dan sehat.

Di antara sekian banyak jenis olahraga, lari mungkin bisa menjadi pilihan Anda untuk mendapatkan tubuh sehat dan bagi Anda yang kekurangan gerak. Dibandingkan olahraga lain, seperti sepak bola, basket, dan bulu tangkis, lari merupakan olahraga yang sangat simpel. Lari bisa dilakukan secara individual, bisa dilakukan di mana dan kapan saja.

Namun, dokter spesialis kesehatan dan olahraga dr Carmen Jahja SpOK memberikan saran bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berolahraga, terutama berlari, dan ini jangan dianggap remeh.

“Kita tahu saat kita melakukan olahraga itu terjadi peningkatan fungsi dan peran dari seluruh tubuh kita. Jantung yang sebelumnya dalam frekuensi 80-90 pada orang normal, lalu tiba-tiba diajak lari, jantung itu pasti akan capek dan kaget. Hal ini harus disiapkan terlebih dahulu bagaimana mengelola jantung yang baik dengan bertahap supaya pas pertama kali lari, jantung sudah siap,” sebutnya.

Menurut dr Carmen, adapun yang dicari pada saat olahraga adalah mau sehat dan mencari kebugaran, kita harus tahu dulu tubuh kita sehat apa tidak. “Yang paling penting sebenarnya saat olahraga kita adalah jantung. Itu inti kehidupan kita. Jantung memompakan darah ke dalam tubuh kita. Jadi kalau jantung tidak bekerja dengan baik, tubuh mana pun tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup,” katanya.

Dia menambahkan, saat olahraga terjadi peningkatan kerja otot yang membutuhkan oksigen dan energi bertambah, dan itu tanggung jawab jantung. Siapa pun yang mau berolahraga, biarpun dia dulunya seorang atlet, periksakan dulu kondisi tubuh, sehat atau tidak. Jangan selalu beranggapan bahwa tubuh selalu dalam kondisi yang sama. Kita bisa sakit, bisa juga daya tahan sedang berkurang. Idealnya kalau mau olahraga, lebih baik periksa dulu.

“Apalagi sekarang ini semuanya sedang menggandrungi futsal. Semua orang jadi suka lari. Padahal sebelumnya belum pernah. 80%-90% pasien saya operasi itu disebabkan main futsal karena mereka yang datang olahraga tidak ada pemanasan dan akhirnya cedera. Kita juga pernah dengar bahwa ada kasus yang meninggal saat olahraga, itu karena tubuhnya tidak siap diajak melakukan gerakan.

Kenalilah dulu tubuhmu, baru kita baru mulai buat planninguntuk tubuh kita menuju level yang lebih baik lagi daripada sebelumnya dengan olahraga. Olahraga itu melibatkan seluruh tubuh kita, maka dari itu, siapkanlah baikbaik,” ujarnya. Dia menyebutkan gaya hidup sehat, tidak cukup hanya olahraga.

Demi tubuh sehat, kebutuhan asupan nutrisi pun setidaknya bisa melengkapi dan menambah kekuatan dalam tubuh. Menurut dia, kesenjangan asupan nutrisi sering menjadi masalah sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat modern. Saat ini masyarakat harus menyesuaikan kebutuhan nutrisi dengan gaya hidupnya masing-masing.

Banyak orang tidak bisa menjalani gaya hidup sehat. Itu karena banyak faktor penghambat seperti kesibukan, kondisi ekonomi, dan pola makan. “Solusinya adalah mengonsumsi suplemen untuk mencukupi asupan vitamin, protein, dan mineral yang dibutuhkan tubuh, serta memupuk kebiasaan olahraga secara teratur sehingga zat-zat tersebut dapat diserap lebih baik oleh tubuh,” katanya saat menghadiri acara Road to Nutrilte Health Run 2015di Plaza fX Senayan, Jakarta, Kamis (26/3).

Ia mengatakan bahwa tubuh sebenarnya mudah dilatih menjadi apa pun yang kita inginkan, dan yang paling utama adalah kenali selalu kondisi tubuh. Penyakit modern sekarang semakin meningkat karena tiga hal, yaitu pola makan, kurang gerak, dan stres. Sebisa mungkin ketiganya harus bisa diatur.

“Ini masalah pola, yang membentuk pola adalah kita sendiri. Terserah kita mau apa, tidak membentuk satu pola yang baik, jangan anggap remeh. Kita harus membuat pola sendiri dengan kesadaran bahwa pola itu baik untuk kita agar terhindar dari penyakit-penyakit modern maupun penyakit lainnya,” katanya.

Iman firmansyah
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6066 seconds (0.1#10.140)