Pasar Pelumas ASEAN Tumbuh Kuat

Kamis, 02 April 2015 - 11:35 WIB
Pasar Pelumas ASEAN...
Pasar Pelumas ASEAN Tumbuh Kuat
A A A
PASAR pelumas di Asia Tenggara menurut laporan yang dibuat Ipsos Business Consulting, perusahaan konsultan global untuk strategi penjualan dan pemasaran, disiapkan untuk tumbuh 4,7% selama tahun 2014- 2019.

Tingkat pertumbuhan untuk negara-negara ASEAN (di luar Singapura dan Brunei) diperkirakan mencapai dua kali lipat dari angka global (2,6% CAGR). Dengan pertumbuhan yang sedemikian kuat, Ipsos Business Consulting mengharapkan total pasar pelumas akan mencapai 3 miliar liter pada tahun 2019.

Sanpichit Songpaisan, Country Manager Thailand, mencatat bahwa penjualan mobil baru setiap tahun di tiga pasar automotif terbesar di ASEAN, Indonesia, Thailand, dan Malaysia, diperkirakan tumbuh 7%-8% selama tahun 2014-2019. Songpaisan juga menyoroti perdagangan lintas batas yang semakin meningkat sebagai akibat dari integrasi ekonomi negara-negara ASEAN merupakan faktor kunci lainnya.

“Perdagangan intraregional akan menikmati perjanjian bebas bea cukai, yang akan mendorong perdagangan lintas batas di ASEAN secara signifikan,” kata Songpaisan. “Sebagai contoh, kementerian perdagangan di Thailand meyakini pertumbuhan tersebut menjadi 10% per tahun untuk perdagangan di ASEAN. Sektor manufaktur yang menyumbang sekitar 27% perekonomian daerah, juga diperkirakan tumbuh sebesar 6% per tahun. Biaya tenaga kerja yang rendah akan terus menarik minat perusahaan asing untuk berinvestasi lebih banyak di wilayah ini,” lanjut Songpaisan.

Pada saat yang sama, Domy Halim, Country Manager Indonesia, menekankan bahwa Indonesia saat ini memiliki salah satu rasio kepemilikan kendaraan yang terendah di ASEAN dengan hanya sekitar 8% dari populasi kendaraan pribadi. Angka itu jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Thailand dengan 17% atau Malaysia dengan 33%.

Namun, perkiraan lonjakan populasi kelas menengah di Indonesia dari 74 juta penduduk pada tahun 2013 menjadi lebih dari 140 juta pada tahun 2020 diperkirakan menjadi pendorong yang kuat untuk memiliki kendaraan pribadi. “Sepeda motor adalah mode transportasi utama bagi masyarakat Indonesia dengan perkiraan rasio populasi 8 orang per 1 kendaraan pada 2014,” sebut Domy.

Dia menyebutkan, “Walaupun kami memperkirakan bahwa sepeda motor akan tetap dominan digunakan, masuknya LCGC dapat meyakinkan sebagian pengguna sepeda motor atau pemilik mobil perdana untuk beralih ke LCGC.

Peralihan dari sepeda motor ke LCGC akan mendorong pertumbuhan penggunaan pelumas karena satu sepeda motor menggunakan rata-rata 0,8 liter pelumas, sedangkan LCGC menggunakan rata-rata 3 liter pelumas.”

Wahyu sibarani
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8230 seconds (0.1#10.140)