Mimpi Indah

Kamis, 02 April 2015 - 12:27 WIB
Mimpi Indah
Mimpi Indah
A A A
Ceritanya nih, saya lagi amat sangat berbahagia. Sudah bertahun-tahun saya ingin sekali menulis dan menerbitkan buku Pasar Indonesia yang menuliskan keindahan pasarpasar tradisional di Indonesia.

Saya percaya, kalau ingin melihat wajah asli suatu bangsa, lihatlah pasar-pasar tradisionalnya. Tidak ada pencitraan, lifestyling seperti yang biasa kita lihat di kehidupan urban modern dan pusat-pusat perbelanjaan modern. Riuh rendah suara orang yang lagi seru tawar-menawar dan bertransaksi, pemandangan warna-warni gelaran lapak sederhana, tawa canda orang-orang yang saling bertegur sapa di pasar, aroma khas pasar tradisional bercampur harumnya buah-buahan, bau ikan, bahkan bau got sekalipun. Sangat khas bangsa ini, bangsa Indonesia.

Dari lubuk hati yang paling dalam, saya selalu mencemaskan kelangsungan pasar-pasar tradisional ini. Jika tidak dijaga dan dipertahankan eksistensinya, bisa punah dalam lima tahun atau bisa lebih cepat karena atas nama modernisasi, semua itu akan segera berganti pemandangan dengan cepat. Pasar-pasar tradisional itu akan lenyap dari bumi pertiwi dan segera berganti hipermarket raksasa internasional.

Sungguh mengkhawatirkan. Karena yang sudah terjadi dan terlihat dengan nyata, hipermarket, selain tidak pro usaha kecil lokal, juga menghapus wajah asli bangsa ini. Pasar-pasar tradisional seperti Pasar Angso Duo di Jambi, Pasar Raya Padang di Kampung Jao di Padang, Pasar 16 Ilir di Padang, Pasar Bandungan di Semarang, Pasar Apung di Banjarmasin, dan pasar-pasar indah lainnya yang ada tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Pasar-pasar tradisional di Indonesia sungguh unik.

Di situ kita bisa melihat secara langsung kekayaan tanaman hortikultura asli lokal yang tidak akan pernah Anda pernah bisa lihat di tempat lain, kekayaan kuliner autentik lokal yang belum terjamah komersialisasi dan modernisasi, kekayaan bahasa dan dialeknya suatu daerah, kekayaan produk-produk unggulan khas daerah. Saya sangat menikmati suasana pasar pendaratan ikan di Banda Aceh, yang meski bau (layaknya pasar ikan), banyak pemandangan berjenis-jenis ikan, kerang, cumi, gurita, abalone, dan lain-lainnya yang baru diturunkan dari kapal penangkapan ikan, masih sangat segar.

Pemandangan ini tidak mungkin bisa ditemukan di pasar ikan di Jakarta. Saya sangat menikmati sarapan pempek dan makan kue tradisional di Pasar 16 ilir Palembang atau berfoto di pasar terapung di Muara Kuin, Banjarmasin. Sungguh mengerikan jika semua itu lenyap dari bumi pertiwi dan kita kehilangan identitas wajah bangsa ini. Bertahun-tahun saya memimpikan buku Miss Jinjing Pasar Tradisional Indonesia , tapi saya tahu pasti teramat tidak mudah mewujudkannya.

Itu karena selain Indonesia memang besar sekali, biaya riset dan penulisannya pasti amat sangat mahal sekali. Menuliskan buku Miss Jinjing Jakarta saja membutuhkan riset komprehensif yang intensif dan biaya yang mahal sekali, apalagi menuliskan buku pasar se-Indonesia. Buku Miss Jinjing Jakarta bisa terwujud hanya karena didukung penuh Pemda DKI. Nah kebayang dong kalau seluruh Indonesia.

Waduh, sungguh saya takut untuk membayangkan. Takut mimpi saya tidak menjadi kenyataan, terus saya jadi sedih. Saya hanya bisa berdoa dan saya bisa percaya adanya hukum law of attraction di alam raya ini. Jika kamu sering menyebutkannya, maka alam yang mengabulkannya. Jika ditanya mimpi apa yang belum kesampaian, saya pasti bilang, saya pengin banget bikin buku Miss Jinjing Pasar Indonesia .

Sampai suatu hari, dua minggu lalu, saya diundang menjadi narasumber pembukaan launching mobil oleh suatu perusahaan automotif terbesar di Indonesia. Saya berkesempatan ngobrol panjang sama ibu direktur marketing -nya. Saya ditanya, mimpi saya yang belum kesampaian, lalu saya sebutlah, Miss Jinjing Pasar Indonesia .

Setelah saya dengan penuh semangat cerita kenapa saya begitu memimpikan buku ini, lalu ibu tadi bilang, “Then Let’s do it!” Ohmaiggggoootttt...” Rasanya seperti kejatuhan durian kala siang bolong. Untungnya tidak langsung pingsan karena kegirangan. Beberapa hari setelah acara, saya dihubungi untuk proses pembuatan buku tersebut, satu paket dengan aktivasi kegiatan off air dan promosi digitalnya.

Saya tambah bersemangat, malah jadi tidak bisa tidur berhari-hari, seperti anak kecil yang berhari-hari tidak bisa tidur akibat dijanjikan hadiah yang amat sangat diinginkan. Buku itu harus selesai bulan Agustus pada saat event automotif terbesar di Indonesia. Bersama perusahaan automotif ini, saya akan segera road show keliling Indonesia.

Berhubung Indonesia sangat besar dan begitu banyaknya pasar-pasar indah di Indonesia, tidak mungkin semua itu dikerjakan dalam satu project . Jadi harus beberapa project . Apa pun itu, saya sedang sangat berbahagia. Tuhan begitu baik sama saya dan memberikan yang tidak lagi sanggup saya impikan saat saya sudah tidak bisa berharap terlalu banyak. Bantuan dan support datang dari tempat yang saya tidak pernah pikirkan sama sekali.

Saya berjanji kepada Tuhan dan diri saya sendiri, buku ini harus jadi buku saya yang terindah agar tidak mengecewakan pihak yang sudah berbaik hati membantu all out agar buku ini bisa terwujud. Mungkin saya tidak bisa berbuat terlalu banyak untuk menghalangi atau memperlambat modernitas. Paling tidak, suatu hari, kalau diberkati umur yang panjang, saya bisa tunjukkan kepada cucu saya, dulu Indonesia pernah punya pasar-pasar tradisional yang terindah di dunia dan neneknya yang menuliskannya.

Mereka harus bangga jadi bagian dari bangsa yang besar ini, sama seperti dulu kakek saya mengajarkan saya. Bantu saya dalam doa ya, supaya semuanya dilancarkan dan dimudahkan. ??

*Penuh Cinta Selalu
Miss Jinjing
Konsultan Fashion
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3942 seconds (0.1#10.140)