Telkomsigma Bidik RP2,5 T

Minggu, 05 April 2015 - 09:33 WIB
Telkomsigma Bidik RP2,5...
Telkomsigma Bidik RP2,5 T
A A A
Tahun ini PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) menargetkan pendapatan hingga Rp2,5 triliun. Target tinggi ini diambil mengingat pada 2014 kinerja anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) itu terbukti sangat baik, mampu membukukan pendapatan hampir Rp2 triliun.

CEO Telkomsigma Judi Achmadi mengatakan, pertumbuhan bisnis Telkomsigma selalu dua digit dan diatas industri yang bergerak di kisaran 15 persen-20 persen pertahun. ”Bahkan, sejak pertama kali diakuisisi Telkom pada 2010 silam, kami sudah tumbuh 10 kali lipat. Mulanya pendapatan Sigma hanya Rp185 miliar,” ungkap Jac, sapaan akrab Judi Achmadi. Untuk mencapainya, Telkomsigma tetap bertumpu pada tiga portofolio mereka yang dikenal dengan SDM.

Antara lain bisnis sistem integrasi (SI) sekitar 50 persen, data center (35 persen), dan cloud computing (15 persen). ”Tahun ini kontribusi data center diharapkan dapat meningkat hingga 40 persen-45 persen karena sifatnya yang recurring income. Berbeda dengan SI yang berbasis proyek,” papar Jac. ”Solusi data center Telkomsigma yang disebut Always On setara tier 4, sehingga sudah memenuhi standar global.

Kami harap tahun ini akan lebih banyak perusahaan di luar negeri yang menggunakan layanan data center kami,” tambahnya. Jac juga mengatakan bahwa solusi Telkomsigma sendiri tidak hanya digunakan di lingkungan Telkom Group, melainkan juga lebih dari 300 perusahaan Indonesia yang berasal dari berbagai lini industri. Ingin

Jadi Penguasa Data Center

Telkomsigma ingin menjadi penguasa data centerdi Indonesia. Mereka sudah memiliki solusi andalan Always On yang sulit disaingi kompetitor. Always On memungkinkan sebuah data center berkemampuan setara tier 4. Teknologi tersebut bekerja dengan dua data center yang sama-sama aktif, salah satunya berfungsi sebagai Disaster Recovery (DR).

Sehingga jika satu sistem mati, otomatis akan dihandle sistem yang lain. Solusi Always On itu ditopang oleh data center Telkomsigma yang berada di Serpong, Sentul, dan Surabaya dengan kapasitas total 60 ribu-65 ribu meter persegi. CEO Telkomsigma Judi Achmadi berharap tahun ini pihaknya bisa meningkatkan kapasitas data center mereka menjadi 100 ribu meter persegi.

”Jika tercapai, maka Telkomsigma akan menguasai 50% dari total market share bisnis data center di Indonesia,” ungkapnya. Salah satu upaya mewujudkan target 100 ribu meter persegi itu, perusahaan telah mengalokasikan belanja modal (capex) sejak beberapa tahun silam dengan nilai total Rp1 triliun. Hingga tahun lalu, sudah Rp600 miliar dari dana tersebut dikucurkan.

Karena itu, bukan tanpa alasan Telkomsigma menargetkan kontribusi pendapatan di bisnis data center tahun ini meningkat menjadi 40 persen-45 persen dari hanya 35 persen tahun lalu. Judi mengaku optimistis, karena pemerintah saat ini juga mulai mendorong pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 yang salah satunya mewajibkan perusahaan menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di Indonesia.

”Beberapa bank besar sudah mulai masuk. Mereka bisa langsung mengambil data center yang luasnya 1.000 meter persegi,” katanya. Kedepannya, Judi juga berharap bisa membentuk asosiasi data center di Indonesia. ”Karena penting sekali untuk negara. Banyak perusahaan luar yang bertanya tentang kemampuan kita, apakah mampu mengelola IT dengan taraf global,” katanya.

”Selain itu, data kita juga harus ada di Indonesia karena masalah kedaulatan,” paparnya. Saat ini ada empat pemain lokal terbesar data center di Indonesia, yakni PT Multipolar Technology, PT Astra Graphia Information Technology, PT Metrodata Electronics, dan Telkomsigma. ”Banyak juga pemain data center yang bertumbuhan. Tapi, jumlahnya kecil sekali, hanya 2 persen-4 persen dari tota pasar,” ungkap Judi.

Danang arradian
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0969 seconds (0.1#10.140)