Ketika Dunia Semakin Terhubung
A
A
A
Konsep Internet of Things (IoT) akan merubah gaya hidup manusia, perusahaan, hingga perkotaan di kawasan Asia Pasifik. Pada 2017, IoT akan menjadi segmen paling berkembang dalam industri teknologi dengan nilai mencapai USD59 miliar di 2020 mendatang.
Bayangkan lemari es di rumah mampu memahami data sehingga dapat terhubung ke jaringan supermarket dan memesan susu untuk Anda. Gaya hidup baru ini adalah hasil kerja serangkaian perangkat pintar yang terhubung dalam sebuah konsep IoT. Dalam beberapa tahun kedepan, konsep IoT akan mulai berdampak dalam merubah gaya hidup masyarakat di kawasan Asia Pasifik.
Senior VP ICT Practice Asia-Pasifik Frost & Sullivan Andrew Milroy mengatakan, kondisi ini akan menciptakan beragam peluang sekaligus dorongan bagi pelaku bisnis untuk segera melakukan pembaruan. Banyaknya informasi yang berasal dari pelanggan, baik itu dari perangkat wearable atau sensor lain di berbagai perangkat pintar, mendorong perusahaan untuk bisa mengetahui bagaimana caranya memahami sebuah perubahan tren dan isu dengan cepat.
Bayangkan sebuah produk sikat gigi pintar yang membuat dokter gigi bisa mengetahui seberapa sering pasien menggosok giginya dan apakah sudah dilakukan dengan benar. Informasi ini akan membuat dokter mampu memahami kondisi pasien dengan lebih baik sebelum pasien datang ke klinik. Inilah salah satu kondisi yang membuka peluang bagi Big Data dan Analisis Bisnis untuk mengola informasi mentah menjadi informasi strategis guna menghadapi tantangan bisnis yang makin kompleks.
Informasi adalah emas baru, tapi nilai sesungguhnya terletak dari arti yang didapatkan seseorang dari data tersebut. Munculnya tren cetak 3D hingga produk wearable (perangkat elektronik yang bisa dikenakan seperti jam, gelang atau kacamata) juga mendorong masyarakat untuk bisa mengakses informasi dan menghasilkan data.
Misalnya seorang yang melakukan jogging bisa memperoleh informasi mengenai waktu tempuh dan denyut jantung. Jika pengguna itu mau berbagi informasi secara sukarela dengan perusahaan asuransi untuk menunjukkan tingkat kesehatannya, maka hal ini akan membantu mengamankan sebuah kesepakatan yang lebih baik dalam hal penentuan premi.
Selain Big Data, maka gaya hidup juga akan ikut berubah sejalan dengan perubahan jaringan koneksi di dalam rumah yang lebih baik. Sama seperti internet yang menciptakan cara baru dalam berhubungan, hadirnya IoT dan beragam sensor serta jaringan terkait lainnya juga akan mengubah cara orang berkomunikasi.
Saat ini, di Indonesia, diperkirakan ada 7 miliar perangkat yang terhubung, lebih dari 470 juta pelanggan ponsel, serta lebih dari 200 juta pengguna internet aktif pada 2020 nanti. Ini menciptakan pasar senilai USD3,86 miliar di Indonesia. Bagaimana bentuk megatren dari IoT, OTT, cloud, social, dan big data ini salah satunya akan menjadi bahasan utama di pameran CommunicAsia 2015, Enteprise IT 2015 dan Broadcast Asia 2015 pada 2 Juni-5 Juni 2015 mendatang di Marina Bay Sands, Singapura.
Tema utama CommunicAsia 2015, menurut Project Director Singapore Exhibition Services Viktor Wong, terbagi tiga. Yakni NXT Connected Lifestyle yang memberikan solusi meliputi smartphone, teknologi multi-layar, M2M, hingga aplikasi mobile. Kemudian NXT Cities yang menampilkan teknologi ICT yang digunakan untuk mengoperasikan kota di sektor seperi perbankan, pendidikan, ritel, hingga kesehatan. Dan terakhir NXT Enterprise yang memamerkan berbagai teknologi di sektor big data, analitik, cloud, hingga mPayment.
Danang arradian
Bayangkan lemari es di rumah mampu memahami data sehingga dapat terhubung ke jaringan supermarket dan memesan susu untuk Anda. Gaya hidup baru ini adalah hasil kerja serangkaian perangkat pintar yang terhubung dalam sebuah konsep IoT. Dalam beberapa tahun kedepan, konsep IoT akan mulai berdampak dalam merubah gaya hidup masyarakat di kawasan Asia Pasifik.
Senior VP ICT Practice Asia-Pasifik Frost & Sullivan Andrew Milroy mengatakan, kondisi ini akan menciptakan beragam peluang sekaligus dorongan bagi pelaku bisnis untuk segera melakukan pembaruan. Banyaknya informasi yang berasal dari pelanggan, baik itu dari perangkat wearable atau sensor lain di berbagai perangkat pintar, mendorong perusahaan untuk bisa mengetahui bagaimana caranya memahami sebuah perubahan tren dan isu dengan cepat.
Bayangkan sebuah produk sikat gigi pintar yang membuat dokter gigi bisa mengetahui seberapa sering pasien menggosok giginya dan apakah sudah dilakukan dengan benar. Informasi ini akan membuat dokter mampu memahami kondisi pasien dengan lebih baik sebelum pasien datang ke klinik. Inilah salah satu kondisi yang membuka peluang bagi Big Data dan Analisis Bisnis untuk mengola informasi mentah menjadi informasi strategis guna menghadapi tantangan bisnis yang makin kompleks.
Informasi adalah emas baru, tapi nilai sesungguhnya terletak dari arti yang didapatkan seseorang dari data tersebut. Munculnya tren cetak 3D hingga produk wearable (perangkat elektronik yang bisa dikenakan seperti jam, gelang atau kacamata) juga mendorong masyarakat untuk bisa mengakses informasi dan menghasilkan data.
Misalnya seorang yang melakukan jogging bisa memperoleh informasi mengenai waktu tempuh dan denyut jantung. Jika pengguna itu mau berbagi informasi secara sukarela dengan perusahaan asuransi untuk menunjukkan tingkat kesehatannya, maka hal ini akan membantu mengamankan sebuah kesepakatan yang lebih baik dalam hal penentuan premi.
Selain Big Data, maka gaya hidup juga akan ikut berubah sejalan dengan perubahan jaringan koneksi di dalam rumah yang lebih baik. Sama seperti internet yang menciptakan cara baru dalam berhubungan, hadirnya IoT dan beragam sensor serta jaringan terkait lainnya juga akan mengubah cara orang berkomunikasi.
Saat ini, di Indonesia, diperkirakan ada 7 miliar perangkat yang terhubung, lebih dari 470 juta pelanggan ponsel, serta lebih dari 200 juta pengguna internet aktif pada 2020 nanti. Ini menciptakan pasar senilai USD3,86 miliar di Indonesia. Bagaimana bentuk megatren dari IoT, OTT, cloud, social, dan big data ini salah satunya akan menjadi bahasan utama di pameran CommunicAsia 2015, Enteprise IT 2015 dan Broadcast Asia 2015 pada 2 Juni-5 Juni 2015 mendatang di Marina Bay Sands, Singapura.
Tema utama CommunicAsia 2015, menurut Project Director Singapore Exhibition Services Viktor Wong, terbagi tiga. Yakni NXT Connected Lifestyle yang memberikan solusi meliputi smartphone, teknologi multi-layar, M2M, hingga aplikasi mobile. Kemudian NXT Cities yang menampilkan teknologi ICT yang digunakan untuk mengoperasikan kota di sektor seperi perbankan, pendidikan, ritel, hingga kesehatan. Dan terakhir NXT Enterprise yang memamerkan berbagai teknologi di sektor big data, analitik, cloud, hingga mPayment.
Danang arradian
(bbg)