Kedubes AS Turut Lestarikan Batik Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Tak hanya di Indonesia, batik saat ini telah menjadi warisan budaya yang dikenal dan kerap dikenakan oleh masyarakat dari mancanegara. Salah satu perancang batik dan fashion termahsyur di Indonesia, Iwan Tirta, dianggap sebagai pemersatu hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia melalui karya-karyanya di bidang tekstil, khususnya batik.
Berawal dari sana, maka kini muncul lah ide positif dari Kedutaan Besar AS yang ingin mengajak Indonesia untuk mengadakan workshop batik. Workshop ini bertujuan untuk memperbaiki, merawat, dan melestarikan batik khususnya 24 batik karya Irwan Tirta koleksi Kedubes AS di Museum Tekstil, Jakarta.
"Kain batik mungkin ada sobek atau ada kena binatang kecil yang mungkin dengan mata tidak terlihat. Kita mungkin karena tidak tahu jadi tidak merawatnya. Mungkin dibuang atau mungkin kemudian diletakkan di tempat yang paling bawah. Padahal itu sangat berharga buat kita khususnya Indonesia yang mempunyai batik sebagai lambang bahwa kita mempunyai produk satu-satunya yang mendunia yang sudah diakui oleh UNESCO. Jadi dengan tawaran dari kedutaan besar AS untuk merawat, bukan hanya pegawai museum tapi juga masyarakat semua," papar Direktur Museum Tekstil Dyah Damayanti saat ditemui di acara pembukaan Workshop Konservasi Batik Karya Irwan Tirta di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Workshop ini berlangsung selama 10 hari. Selama workshop, peserta akan akan bersama-sama melihat bagaimana cara merawat batik dengan baik dan pelestariannya.
“Saya menyatakan rasa salut saya dan mengucapkan selamat kepada Museum Tekstil, Jakarta atas perannya yang sangat penting dalam meningkatkan apresiasi tradisi tekstil Indonesia dan mewariskan budaya nasional. Ini juga peran yang sangat penting bagi museum untuk mengedukasi masyarakat mengenai berbagai tekstil yang berbeda khususnya mengenai batik. Dan jika membahas batik kontemporer kita langsung mengingat nama seniman batik Indonesia, bapak Irwan Tirta. Kami di kedutaan AS sangat beruntung karena kami memiliki 24 karya batik tulis yang dibuat oleh beliau yang dipamerkan di kedutaan besar AS Jakarta. AS juga bangga dengan hubungan AS dengan bapak Irwan,” ujar Wakil Duta Besar AS Kristen F. Bauer.
Kegiatan ini akan dipandu oleh seorang konservator dari Washington DC, yang terlah terjun menekuni bidang tekstil selama 30 tahun, yaitu Julia M. Brennan. Dia akan mengajarkan lebih dalam mengenai cara menyimpan, memajang, merawat, hingga melindungi batik agar warisan nusantara ini dapat lestari sepanjang masa.
"Ini merupakan waktu yang sempurna untuk melestarikan batik terutama setelah batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Saya akan mengajarkan bagaimana melestarikan batik dan tekstil lainnya, namun saya juga akan mengajarkan bagaimana melakukan konservasi secara pencegahan dimana kita bisa menyimpan batik, mendisplay batik, dan melindungi batik tersebut dari jamur, serangga, dan terutama di iklim cuaca yang sangat panas ini," papar Julia.
Dia juga menambahkan akan turut menyumbangkan sebuah buku mengenai batik yang pernah diberikan Irwan Tirta kepada orangtua Julia pada tahun 1966 silam kepada Museum Tekstil Jakarta. Dia juga menilai Irwan Tirta dikenal sebagai sosok yang telah memperkenalkan dan mengingatkan masyarakat akan warisan budaya batik yang sudah menjadi milik Indonesia.
“Batik itu sangat populer sekali tidak hanya di AS tapi juga di seluruh dunia. Masyarakat AS suka memakai batik dan mereka suka belajar lebih jauh mengenai batik. Ini adalah yang pertama, loka karya insentif di bidang tekstil. Kedepannya kita berharap bisa melakukan hal-hal serta peluang tambahan yang bisa kita lakukan,” papar Bauer.
Berawal dari sana, maka kini muncul lah ide positif dari Kedutaan Besar AS yang ingin mengajak Indonesia untuk mengadakan workshop batik. Workshop ini bertujuan untuk memperbaiki, merawat, dan melestarikan batik khususnya 24 batik karya Irwan Tirta koleksi Kedubes AS di Museum Tekstil, Jakarta.
"Kain batik mungkin ada sobek atau ada kena binatang kecil yang mungkin dengan mata tidak terlihat. Kita mungkin karena tidak tahu jadi tidak merawatnya. Mungkin dibuang atau mungkin kemudian diletakkan di tempat yang paling bawah. Padahal itu sangat berharga buat kita khususnya Indonesia yang mempunyai batik sebagai lambang bahwa kita mempunyai produk satu-satunya yang mendunia yang sudah diakui oleh UNESCO. Jadi dengan tawaran dari kedutaan besar AS untuk merawat, bukan hanya pegawai museum tapi juga masyarakat semua," papar Direktur Museum Tekstil Dyah Damayanti saat ditemui di acara pembukaan Workshop Konservasi Batik Karya Irwan Tirta di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Workshop ini berlangsung selama 10 hari. Selama workshop, peserta akan akan bersama-sama melihat bagaimana cara merawat batik dengan baik dan pelestariannya.
“Saya menyatakan rasa salut saya dan mengucapkan selamat kepada Museum Tekstil, Jakarta atas perannya yang sangat penting dalam meningkatkan apresiasi tradisi tekstil Indonesia dan mewariskan budaya nasional. Ini juga peran yang sangat penting bagi museum untuk mengedukasi masyarakat mengenai berbagai tekstil yang berbeda khususnya mengenai batik. Dan jika membahas batik kontemporer kita langsung mengingat nama seniman batik Indonesia, bapak Irwan Tirta. Kami di kedutaan AS sangat beruntung karena kami memiliki 24 karya batik tulis yang dibuat oleh beliau yang dipamerkan di kedutaan besar AS Jakarta. AS juga bangga dengan hubungan AS dengan bapak Irwan,” ujar Wakil Duta Besar AS Kristen F. Bauer.
Kegiatan ini akan dipandu oleh seorang konservator dari Washington DC, yang terlah terjun menekuni bidang tekstil selama 30 tahun, yaitu Julia M. Brennan. Dia akan mengajarkan lebih dalam mengenai cara menyimpan, memajang, merawat, hingga melindungi batik agar warisan nusantara ini dapat lestari sepanjang masa.
"Ini merupakan waktu yang sempurna untuk melestarikan batik terutama setelah batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya. Saya akan mengajarkan bagaimana melestarikan batik dan tekstil lainnya, namun saya juga akan mengajarkan bagaimana melakukan konservasi secara pencegahan dimana kita bisa menyimpan batik, mendisplay batik, dan melindungi batik tersebut dari jamur, serangga, dan terutama di iklim cuaca yang sangat panas ini," papar Julia.
Dia juga menambahkan akan turut menyumbangkan sebuah buku mengenai batik yang pernah diberikan Irwan Tirta kepada orangtua Julia pada tahun 1966 silam kepada Museum Tekstil Jakarta. Dia juga menilai Irwan Tirta dikenal sebagai sosok yang telah memperkenalkan dan mengingatkan masyarakat akan warisan budaya batik yang sudah menjadi milik Indonesia.
“Batik itu sangat populer sekali tidak hanya di AS tapi juga di seluruh dunia. Masyarakat AS suka memakai batik dan mereka suka belajar lebih jauh mengenai batik. Ini adalah yang pertama, loka karya insentif di bidang tekstil. Kedepannya kita berharap bisa melakukan hal-hal serta peluang tambahan yang bisa kita lakukan,” papar Bauer.
(alv)