Konsep Belanja Mandiri IKEA
A
A
A
Sejak didirikan pada 1943, IKEA merupakan toko perabot rumah yang mengusung konsep doit- yourself (DIY), yaitu sistem berbelanja dengan para konsumen diharuskan melakukan aktivitas berbelanja sendiri.
Di sini Anda bisa dengan leluasa memilih barang, mencari perabotan yang dibutuhkan, hingga merakit barang sendiri. Semua dapat Anda lakukan sendiri sesuai dengan kreativitas dan keinginan Anda. Di sini Anda benar-benar terasa tertantang karena bantuan dari staf toko sangat minim dan hanya ada pada kondisi tertentu.
Ketika resmi dibuka di Alam Sutera, Tangerang, pada Oktober 2014, IKEA sudah menerapkan konsep ini kepada para konsumen di Indonesia. Pengalaman berbelanja yang semua dilakukan sendiri memang terbilang baru di Indonesia. Konsumen pun tidak langsung bisa beradaptasi dengan penerapan yang telah dilakukan IKEA selama puluhan tahun ini. Namun, seiring berjalannya waktu, konsep DIY kini mulai diterima para konsumen.
“Tentu ada kesulitan tersendiri. Cari raknya di mana? Bagian mana? Di awal-awal kebanyakan pengunjung pakai layanan perakitan, tapi lama-kelamaan justru senang melakukan semua sendiri karena kalau pakai layanan tidak bisa langsung dirakit. Harus tunggu beberapa hari,” ujar Public Relations IKEA Indonesia Ririn Basuki. Ririn menyebutkan, tidak butuh waktu terlalu lama untuk para pengunjung beradaptasi dengan konsep belanja yang baru di Indonesia ini.
Satu bulan setelah beroperasi, mereka berangsur-angsur mulai memahami dan kegiatan berbelanja pun menjadi lebih lancar ketimbang saat pertama kali toko resmi dibuka. “Setelah beberapa bulan berjalan, baru konsumen mau ambil sendiri,” sebutnya.
Selain mengedukasi masyarakat untuk lebih mandiri dalam berbelanja, konsep DIY yang diterapkan IKEA juga bertujuan agar produkproduknya bisa dibanderol dengan harga lebih terjangkau namun tetap dengan kualitas yang bagus. Marketing Manager IKEA Indonesia Eliza Fazia menjelaskan, dengan melakukan semua sendiri, maka tidak perlu mengeluarkan ongkos tambahan yang dimasukkan ke biaya pembuatan produk sehingga harganya bisa jauh lebih murah.
Aprilia s andyna
Di sini Anda bisa dengan leluasa memilih barang, mencari perabotan yang dibutuhkan, hingga merakit barang sendiri. Semua dapat Anda lakukan sendiri sesuai dengan kreativitas dan keinginan Anda. Di sini Anda benar-benar terasa tertantang karena bantuan dari staf toko sangat minim dan hanya ada pada kondisi tertentu.
Ketika resmi dibuka di Alam Sutera, Tangerang, pada Oktober 2014, IKEA sudah menerapkan konsep ini kepada para konsumen di Indonesia. Pengalaman berbelanja yang semua dilakukan sendiri memang terbilang baru di Indonesia. Konsumen pun tidak langsung bisa beradaptasi dengan penerapan yang telah dilakukan IKEA selama puluhan tahun ini. Namun, seiring berjalannya waktu, konsep DIY kini mulai diterima para konsumen.
“Tentu ada kesulitan tersendiri. Cari raknya di mana? Bagian mana? Di awal-awal kebanyakan pengunjung pakai layanan perakitan, tapi lama-kelamaan justru senang melakukan semua sendiri karena kalau pakai layanan tidak bisa langsung dirakit. Harus tunggu beberapa hari,” ujar Public Relations IKEA Indonesia Ririn Basuki. Ririn menyebutkan, tidak butuh waktu terlalu lama untuk para pengunjung beradaptasi dengan konsep belanja yang baru di Indonesia ini.
Satu bulan setelah beroperasi, mereka berangsur-angsur mulai memahami dan kegiatan berbelanja pun menjadi lebih lancar ketimbang saat pertama kali toko resmi dibuka. “Setelah beberapa bulan berjalan, baru konsumen mau ambil sendiri,” sebutnya.
Selain mengedukasi masyarakat untuk lebih mandiri dalam berbelanja, konsep DIY yang diterapkan IKEA juga bertujuan agar produkproduknya bisa dibanderol dengan harga lebih terjangkau namun tetap dengan kualitas yang bagus. Marketing Manager IKEA Indonesia Eliza Fazia menjelaskan, dengan melakukan semua sendiri, maka tidak perlu mengeluarkan ongkos tambahan yang dimasukkan ke biaya pembuatan produk sehingga harganya bisa jauh lebih murah.
Aprilia s andyna
(bbg)