Cegah Diabetes dengan Telur, Keju, dan Yoghurt

Senin, 13 April 2015 - 11:08 WIB
Cegah Diabetes dengan...
Cegah Diabetes dengan Telur, Keju, dan Yoghurt
A A A
DIABETES telah diklaim sebagai penyakit yang mengerikan sekaligus mematikan. Meski begitu, bukan berarti tidak bisa dicegah.

Berdasarkan penelitian sebagaimana dilansir oleh situs Daily Mail, konsumsi telur secara teratur dapat mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2 sekitar 30%. Selain itu, penelitian lain juga menemukan manfaat kesehatan yang sama dari makan makanan susu tinggi lemak, seperti keju. Namun, penelitian terbaru diyakini sebagai penelitian pertama yang menunjukkan bahwa telur memberikan manfaat yang lebih spesifik dalam mengurangi risiko diabetes tipe 2, walaupun konsumsi dalam jumlah besar bisa dijadikan indikasi gaya hidup sehat.

Kedua penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti asal Skandinavia yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition. Sebuah penelitian dari University of Eastern Finlandmengamati manfaat telur terkait diabetes tipe 2 yang diyakini bahwa makanan tinggi kolesterol seperti telur telah diasumsikan meningkatkan risiko tersebut. Penelitian ini mencatat kebiasaan makan 2.332 pria yang berusia 42–60 tahun yang mengambil bagian dalam penelitian penyakit jantung pada 1980-an, dan dua dekade kemudian 432 orang didiagnosis dengan diabetes tipe 2.

Hasil penelitian menunjukkan telur tidak hanya mengurangi risiko diabetes tipe 2, tetapi juga menurunkan kadar glukosa darah. Pria yang mengonsumsi sekitar empat telur per minggu memiliki penurunan tingkat risiko terkena diabetes tipe 2 sekitar 37% daripada pria yang hanya makan satu telur per minggu. Mengonsumsi lebih dari empat telur tidak membawa manfaat tambahan yang signifikan.Hal ini dikaitkan setelah memperhitungkan antara aktivitas berolahraga, kebiasaan merokok, berat badan, dan asupan buah dan sayuran.

Jyrki Virtanen, profesor epidemiologi gizi, Universitas Eastern Finland, Institut Kesehatan Masyarakat dan Clinical Nutrition, mengatakan bahwa ada sedikit bukti ilmiah dari penelitian sebelumnya yang membahas cara kerja telur terhadap risiko diabetes. ”Tidak ada data penelitian yang cukup mendukung terhadap dampak konsumsi telur terhadap diabetes tipe 2,” ujarnya.

Dalam penelitian berbasis populasi dengan menghubungkan antara konsumsi telur dan diabetes tipe 2 juga telah diteliti secara terbatas. Hasilnya cukup meyakinkan. ”Konsumsi telur telah dikaitkan apakah ada peningkatan risiko atau tidak ada hubungan telah ditemukan,” kata Virtanen. Dr Virtanen mengatakan, temuan ini menggarisbawahi tentang bahayanya mengklaim manfaat bahan makanan tunggal tertentu.

”Selain kolesterol, telur mengandung banyak nutrisi bermanfaat yang dapat memiliki efek lain, seperti proses metabolisme glukosa dan peradangan tingkat rendah yang dapat menurunkan risiko diabetes tipe,” tuturnya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa efek kesehatan secara keseluruhan terkait makanan sulit diantisipasi dengan hanya berdasarkan nutrisi tunggal seperti kolesterol saja. Orang Inggris makan 32 juta telur sehari, menurut Egg Industry Council Inggris, konsumsi itu naik dua persen tahun lalu.

Sementara, jumlah warga Inggris yang didiagnosis menderita diabetes lebih dari tiga juta orang. Sebagian besar menderita diabetes tipe 2 yang sangat terkait dengan faktor-faktor gaya hidup, seperti kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki gaya hidup, pola makan yang tidak sehat. Penelitian kedua menemukan bahwa makan keju yang mengandung kadar lemak yang tinggi dan yoghurt menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga seperempatnya. Sementara mengonsumsi daging dengan kadar lemak tinggi justru dapat meningkatkan risiko diabetes.

”Orang yang mengonsumsi susu dengan kadar lemak tinggi memiliki risiko 23% lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang makan mengonsumsi dengan kadar lemak yang rendah. Namun, konsumsi daging dalam jumlah besar justru dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2,” ujar Dr Ulrika Ericson.

Larissa huda
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6668 seconds (0.1#10.140)