Aktivitas Seni Cegah Demensia
A
A
A
Demensia bisa dicegah dengan cara yang menyenangkan. Salah satunya dengan berbagai aktivitas seni, seperti melukis, menggambar, menjahit, hingga merajut. Mungkin beberapa orang ada yang senang melalukan aktivitas kerajinan tangan, seperti melukis, menggambar, memahat, menjahit, merajut.
Ini dianggap mampu mengusir rasa bosan atau bahkan untuk sebagian orang ini dapat menghasilkan pendapatan. Namun, siapa sangka aktivitas semacam ini ternyata disinyalir dapat mencegah dari risiko pikun. Keterangan berdasarkan pendapat ahli sebagaimana dilansir situs Daily Mailbeberapa waktu lalu. Mereka yang secara teratur tenggelam dalam aktivitas seperti ini diketahui memiliki risiko yang rendah terhadap masalah ingatan.
Seorang ilmuwan dari Mayo Clinic di Minnesota yakin bahwa temuan ini menggarisbawahi tentang pentingnya menjaga otak untuk tetap bekerja. Dari hasil penelitian ini, mereka menemukan bahwa orang-orang yang tergabung dalam aktivitas kesenian dan kerajinan tangan, baik itu yang berusia menengah maupun lanjut, sekitar 73% lebih kecil memiliki risiko terhadap kehilangan memori yang sering memicu demensia.
Kuncinya adalah mereka harus meyakini bahwa faktanya aktivitas tersebut dapat menstimulasi otak dan membantu menjaga syaraf otak vital dari penyumbatan di pembuluh darah. Dr Rosebud Roberts, salah seorang peneliti dari Mayo Clinic di Amerika Serikat sekaligus anggota American Academy of Neurology,
mengatakan bahwa banyaknya lanjut usia yang mengalami masalah daya ingat dan daya pikir, atau yang sering disebut dengan mild cognitive impairment(MCI) atau gangguan kognitif ringan, karena itu dirasa penting untuk menemukan gaya hidup yang dapat mengubah keadaan. Penelitian ini dilakukan dengan gagasan bahwa menjaga otak tetap bekerja dapat melindungi syaraf atau mencegah penyumbatan pembuluh darah dari kematian.
Dengan begitu, dapat menstimulasi berkembangnya syaraf baru atau bahkan dapat membentuk syaraf baru yang menjaga aktivitas kognitif tetap bekerja dengan baik pada saat usia senja. Responden yang membiasakan diri dari aktivitas seni baik itu yang masih berusia paruh baya maupun lanjut usia sekitar 73% dapat menurunkan risiko mild cognitive impairment(MCI) mereka daripada mereka yang tidak melakukannya sama sekali.
Orang yang melakukannya kerajinan tangan juga disinyalir dapat menurunkan risiko MCI mereka sekitar 45%. Sementara orang-orang yang tetap bersosialisasi pada usia pertengahan dan tua memiliki sekitar 55% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan MCI dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.
Bagi yang masih menggunakan perangkat komputer dapat menurunkan risiko MCI sebesar 53%. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal neurologi ini melibatkan sekitar 256 orang yang berusia ratarata 87 tahun dan ditengarai masalah berpikir bermula. Mereka dilaporkan terlibat dalam aktivitas seni, seperti melukis, menggambar, memahat, kemudian aktivitas kerajinan tangan,
seperti mengolah kayu, keramik gerabah, merajut, menjahit, lalu aktivitas sosialisasi seperti pergi ke bioskop, menonton konser, bergabung ke dalam komunitas, dan yang terakhir aktivitas menggunakan perangkat komputer seperti menggunakan internet, games, dan jual beli online. Setelah kira-kira empat tahun kemudian, 121 orang dapat meningkatkan diri dari mild cognitive impairment(MCI) atau gangguan kognitif ringan.
Bagaimanapun, faktor risiko seperti ketika seseorang memiliki gen Apolipoprotein E, tekanan darah tinggi, depresi, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko MCI. ”Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa menjaga aktivitas otak tetap bekerja mempertahankan memori ,” papar dr Laura Phipps, dari Alzheimer Research Amerika Serikat.
Larissa huda
Ini dianggap mampu mengusir rasa bosan atau bahkan untuk sebagian orang ini dapat menghasilkan pendapatan. Namun, siapa sangka aktivitas semacam ini ternyata disinyalir dapat mencegah dari risiko pikun. Keterangan berdasarkan pendapat ahli sebagaimana dilansir situs Daily Mailbeberapa waktu lalu. Mereka yang secara teratur tenggelam dalam aktivitas seperti ini diketahui memiliki risiko yang rendah terhadap masalah ingatan.
Seorang ilmuwan dari Mayo Clinic di Minnesota yakin bahwa temuan ini menggarisbawahi tentang pentingnya menjaga otak untuk tetap bekerja. Dari hasil penelitian ini, mereka menemukan bahwa orang-orang yang tergabung dalam aktivitas kesenian dan kerajinan tangan, baik itu yang berusia menengah maupun lanjut, sekitar 73% lebih kecil memiliki risiko terhadap kehilangan memori yang sering memicu demensia.
Kuncinya adalah mereka harus meyakini bahwa faktanya aktivitas tersebut dapat menstimulasi otak dan membantu menjaga syaraf otak vital dari penyumbatan di pembuluh darah. Dr Rosebud Roberts, salah seorang peneliti dari Mayo Clinic di Amerika Serikat sekaligus anggota American Academy of Neurology,
mengatakan bahwa banyaknya lanjut usia yang mengalami masalah daya ingat dan daya pikir, atau yang sering disebut dengan mild cognitive impairment(MCI) atau gangguan kognitif ringan, karena itu dirasa penting untuk menemukan gaya hidup yang dapat mengubah keadaan. Penelitian ini dilakukan dengan gagasan bahwa menjaga otak tetap bekerja dapat melindungi syaraf atau mencegah penyumbatan pembuluh darah dari kematian.
Dengan begitu, dapat menstimulasi berkembangnya syaraf baru atau bahkan dapat membentuk syaraf baru yang menjaga aktivitas kognitif tetap bekerja dengan baik pada saat usia senja. Responden yang membiasakan diri dari aktivitas seni baik itu yang masih berusia paruh baya maupun lanjut usia sekitar 73% dapat menurunkan risiko mild cognitive impairment(MCI) mereka daripada mereka yang tidak melakukannya sama sekali.
Orang yang melakukannya kerajinan tangan juga disinyalir dapat menurunkan risiko MCI mereka sekitar 45%. Sementara orang-orang yang tetap bersosialisasi pada usia pertengahan dan tua memiliki sekitar 55% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan MCI dibandingkan mereka yang tidak melakukannya.
Bagi yang masih menggunakan perangkat komputer dapat menurunkan risiko MCI sebesar 53%. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal neurologi ini melibatkan sekitar 256 orang yang berusia ratarata 87 tahun dan ditengarai masalah berpikir bermula. Mereka dilaporkan terlibat dalam aktivitas seni, seperti melukis, menggambar, memahat, kemudian aktivitas kerajinan tangan,
seperti mengolah kayu, keramik gerabah, merajut, menjahit, lalu aktivitas sosialisasi seperti pergi ke bioskop, menonton konser, bergabung ke dalam komunitas, dan yang terakhir aktivitas menggunakan perangkat komputer seperti menggunakan internet, games, dan jual beli online. Setelah kira-kira empat tahun kemudian, 121 orang dapat meningkatkan diri dari mild cognitive impairment(MCI) atau gangguan kognitif ringan.
Bagaimanapun, faktor risiko seperti ketika seseorang memiliki gen Apolipoprotein E, tekanan darah tinggi, depresi, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pembuluh darah dapat meningkatkan risiko MCI. ”Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa menjaga aktivitas otak tetap bekerja mempertahankan memori ,” papar dr Laura Phipps, dari Alzheimer Research Amerika Serikat.
Larissa huda
(bbg)