Keunikan Kayu Daur Ulang
A
A
A
Komposisi, harmonisasi, dan inovasi dibutuhkan untuk menciptakan tatanan interior yang ciamik. Menggunakan material kayu daur ulang adalah salah satunya. Dengan sedikit kreativitas, tata interior nan cantik dan menarik tentu bisa Anda miliki.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hutan adalah dengan menggunakan kayu daur ulang, sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap terciptanya green building.
Kayu daur ulang atau yang lebih dikenal dengan istilah reclaimed wood merupakan kayu solid yang sejatinya sudah digunakan sejak dulu untuk pemakaian area indoor ataupun outdoor. Berbagai kelebihan yang dimilikinya membuat kayu daur ulang tetap diminati meskipun sudah termakan usia. Salah satu yang termasuk dalam kayu daur ulang adalah kayu bekas bantalan rel kereta api.
Untuk jenis kayunya, tersedia jati, ulin, atau ramin. Kayu tersebut memiliki tampilan yang unik dan artistik berkat guratan-guratan yang dihasilkannya. Makin tampak keropos tekstur kayunya, makin ia diminati dan harganya pun kian mahal. Desainer interior Iwan Sastrawiguna termasuk yang menyukai reclaimed wood. Material ini kerap diterapkan ke dalam beberapa karya desainnya. Selain turut serta mendukung green building, Iwan merasa mendapatkan kesenangan tersendiri kala “bermain” dengan kayu-kayu bekas tersebut.
“Bagi saya, kayu bekas mempunyai karakter yang kuat dibandingkan dengan kayu-kayu baru yang halus dan mulus,” ujar Iwan. Salah satu jenis reclaimed wood favorit Iwan adalah kayu ambalan rel kereta api (railroad wood). Tekstur yang unik menjadikannya bebas dibentuk dan dimanfaatkan sesuai kreativitas kita. Mengenai pengaplikasiannya, sama seperti kayu pada umumnya. Bisa diolah sebagai furnitur, lantai kayu, atau hanya dijadikan aksen di bagian-bagian tertentu seperti ambalan atau platform.
“Kayu bekas bantalan rel kereta api terbilang kokoh dan awet. Makin lama umurnya, kayu ini akan semakin mengeras dan padat seperti besi. Tidak heran, jika sudah menjadi furnitur, untuk mengangkat meja yang terbuat dari kayu bantalan rel ini dibutuhkan tenaga enam orang,” sebut Iwan. Bila sudah terpasang di dalam interior rumah, akan tampak jelas keunikan kayu ini. Keunggulannya, kita tidak perlu melapisi cairan antirayap lagi karena kayu ini sudah didasari coating penahan cuaca yang sangat kuat sewaktu pertama kali dipasang.
Kayu ini sangat kuat karena sudah bertahun-tahun lamanya berada di luar, ditempa hujan angin siang-malam sehingga memiliki imunisasi tersendiri. Warna kayu juga sengaja dibiarkan tampil apa adanya, tanpa perlu dicat lagi. “Kayu yang pada dasarnya sudah berwarna cokelat tua pekat dan pudar di beberapa tempat, hanya perlu diampelas permukaannya yang masih kasar. Selanjutnya di-coating dengan wood stain berwarna clear (putih bening) doff sehingga kayu ini terlihat apa adanya,” kata Iwan.
Kayu daur ulang nan unik ini sayang jika dibuang atau dibiarkan begitu saja di pinggir jalan. Ada seribu satu macam ide lain untuk memanfaatkan kayu-kayu yang sangat indah ini. Penggunaan kayu daur ulang bukan saja untuk mengurangi global warming, penebangan kayu ilegal, dan sebagai bentuk dukungan terhadap konsep green building, juga membantu program pemerintah untuk memajukan industri kreatif di Indonesia.
Aprilia s andyna
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hutan adalah dengan menggunakan kayu daur ulang, sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap terciptanya green building.
Kayu daur ulang atau yang lebih dikenal dengan istilah reclaimed wood merupakan kayu solid yang sejatinya sudah digunakan sejak dulu untuk pemakaian area indoor ataupun outdoor. Berbagai kelebihan yang dimilikinya membuat kayu daur ulang tetap diminati meskipun sudah termakan usia. Salah satu yang termasuk dalam kayu daur ulang adalah kayu bekas bantalan rel kereta api.
Untuk jenis kayunya, tersedia jati, ulin, atau ramin. Kayu tersebut memiliki tampilan yang unik dan artistik berkat guratan-guratan yang dihasilkannya. Makin tampak keropos tekstur kayunya, makin ia diminati dan harganya pun kian mahal. Desainer interior Iwan Sastrawiguna termasuk yang menyukai reclaimed wood. Material ini kerap diterapkan ke dalam beberapa karya desainnya. Selain turut serta mendukung green building, Iwan merasa mendapatkan kesenangan tersendiri kala “bermain” dengan kayu-kayu bekas tersebut.
“Bagi saya, kayu bekas mempunyai karakter yang kuat dibandingkan dengan kayu-kayu baru yang halus dan mulus,” ujar Iwan. Salah satu jenis reclaimed wood favorit Iwan adalah kayu ambalan rel kereta api (railroad wood). Tekstur yang unik menjadikannya bebas dibentuk dan dimanfaatkan sesuai kreativitas kita. Mengenai pengaplikasiannya, sama seperti kayu pada umumnya. Bisa diolah sebagai furnitur, lantai kayu, atau hanya dijadikan aksen di bagian-bagian tertentu seperti ambalan atau platform.
“Kayu bekas bantalan rel kereta api terbilang kokoh dan awet. Makin lama umurnya, kayu ini akan semakin mengeras dan padat seperti besi. Tidak heran, jika sudah menjadi furnitur, untuk mengangkat meja yang terbuat dari kayu bantalan rel ini dibutuhkan tenaga enam orang,” sebut Iwan. Bila sudah terpasang di dalam interior rumah, akan tampak jelas keunikan kayu ini. Keunggulannya, kita tidak perlu melapisi cairan antirayap lagi karena kayu ini sudah didasari coating penahan cuaca yang sangat kuat sewaktu pertama kali dipasang.
Kayu ini sangat kuat karena sudah bertahun-tahun lamanya berada di luar, ditempa hujan angin siang-malam sehingga memiliki imunisasi tersendiri. Warna kayu juga sengaja dibiarkan tampil apa adanya, tanpa perlu dicat lagi. “Kayu yang pada dasarnya sudah berwarna cokelat tua pekat dan pudar di beberapa tempat, hanya perlu diampelas permukaannya yang masih kasar. Selanjutnya di-coating dengan wood stain berwarna clear (putih bening) doff sehingga kayu ini terlihat apa adanya,” kata Iwan.
Kayu daur ulang nan unik ini sayang jika dibuang atau dibiarkan begitu saja di pinggir jalan. Ada seribu satu macam ide lain untuk memanfaatkan kayu-kayu yang sangat indah ini. Penggunaan kayu daur ulang bukan saja untuk mengurangi global warming, penebangan kayu ilegal, dan sebagai bentuk dukungan terhadap konsep green building, juga membantu program pemerintah untuk memajukan industri kreatif di Indonesia.
Aprilia s andyna
(ars)