Gaya Arsitektur Murah yang Earth Friendly

Rabu, 22 April 2015 - 10:04 WIB
Gaya Arsitektur Murah yang Earth Friendly
Gaya Arsitektur Murah yang Earth Friendly
A A A
SUDAHmenjadi kodrat manusia untuk berlomba-lomba menampilkan kehebatan. Termasuk kemewahan harta dan materi yang dimiliki, gaya arsitektur, properti, juga rumah.

Semakin mewah dan mahal sebuah gaya arsitektur, semakin bangga pemiliknya. Padahal, gaya arsitektur murah mampu menampilkan kemewahan pula. Seperti apa?

Tak usah jauh-jauh keliling kota besar. Datang saja ke desadesa di pinggiran kota, sudah bukan hal aneh jika kita melihat dinding depan rumah di sana dilapisi keramik mengkilap.

Tapi, bila masuk ke dalam rumah tersebut, barang kali kamar tidurnya tidak memiliki daun pintu dan hanya ditutup selembar kain. Apa yang terlihat dari luar oleh orang lain dianggap mewakili kebanggaan atau harga diri pemiliknya. Walaupun hal yang terlihat itu hanyalah kosmetika atau malah sekadar topeng. Di kotakota besar juga tidak jauh berbeda. Gaya arsitektur tempelan pun banyak dilakukan.

Tempelan lempengan besar batu marmer impor dari negara nun jauh di sana menjadi andalan bagi tampilan mewah yang dibanggakan. Padahal, tidak jarang kualitas ruang di dalamnya sangat “miskin”.

“Arsitektur murah sebenarnya bisa juga terlihat mewah dan kaya. Mewah bukan dalam arti mahal, mengkilap, atau sejenisnya. Melainkan kemewahan dalam konteks keindahannya. Kemewahan gaya arsitektur murah dinilai dari kualitas ruangannya. Bayangkan, sebuah ruang keluarga yang tidak besar dengan material pembentuknya yang sederhana, tetapi memiliki kesatuan ruang dengan taman atau bahkan hamparan sawah nan luas,” tutur arsitek Satrio Herlambang. Satrio menyebutkan, tidak semua gaya arsitektur mahal memiliki kemewahan seperti itu.

Ruang-ruang yang bergantung pada penghawaan buatan (AC), sering kali tertutup dan terpisah dari lingkungan alami. Hal-hal murah lain yang bisa disebut mewah, yaitu hemat energi, pencahayaan alami, ventilasi alami, keberlanjutan alam, eksplorasi material lokal, pengaturan ventilasi yang baik, hubungan sosial antarruang yang terjaga dengan baik, serta pengaturan taman dalam rumah yang sesuai dengan kondisi.

“Arsitektur murah adalah salah satu cara dan pilihan untuk melestarikan bumi. Bila setiap pemilik membangun rumah atau properti sedikit saja lebih murah dari kemampuannya, maka sudah cukup banyak penghematan yang bisa dikumpulkan,” kata Satrio. Bila biasanya Anda menyukai material impor, sekarang cobalah lebih banyak menggunakan material buatan dalam negeri.

Dengan begitu, akan ada cukup banyak polusi CO2 yang berkurang. Cukup banyak pula masyarakat kita yang bisa mendapatkan nafkah bagi kehidupan keluarganya. Bila rasa puas akan kesederhanaan menjadi gaya hidup, maka cukup banyak anak cucu kita yang juga bakal menikmati kesederhanaan hidup.

Bila kesederhanaan hidup menjadi keseharian banyak orang, maka cukup banyak kelebihan kekayaan yang sebetulnya adalah titipan Tuhan untuk dikelola, yang dapat bermanfaat bagi kepentingan lingkungan hidup ataupun masyarakat yang kurang mampu.

Aprilia s andyna
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6326 seconds (0.1#10.140)