Inspirasi Kehidupan

Kamis, 23 April 2015 - 08:12 WIB
Inspirasi Kehidupan
Inspirasi Kehidupan
A A A
Aktris senior Lydia Kandou, 52, merupakan salah satu contoh Kartini masa kini yang sukses mendidik anak-anaknya.

Dua putri dari empat buah hatinya bersama Jamal Mirdad, Nana Mirdad (Hanna Natasya Maria) dan Naysilla Mirdad (Naysila Nafulany Mirdad) mengikuti jejak orang tua mereka di dunia entertainment sebagai pemain film dan sinetron.

Bahkan, Naysilla yang akrab disapa Nay mendapatkan julukan ratu stripping karena setiap hari sosoknya muncul di sinetron harian.

Menurut Nay, sosok Lydia memberi pengaruh besar dalam perjalanan kariernya sebagai artis. Pada masa-masa awal bermain sinetron, dia mengalami krisis percaya diri dengan kualitas aktingnya. Nay sempat berniat mundur dari salah satu kontrak produksi sinetron lantaran sering berbuat kesalahan saat pengambilan gambar. Namun, dorongan dan nasehat dari Lydia sebagai ibu maupun guru dalam hal akting membuat Nay kembali bersemangat. Kepercayaan dirinya bangkit lagi.

“Bakat akting saya siapa lagi kalau bukan turunan dari orang tua. Mama sering memberi masukan bahkan mengajari teknik akting. Nay sangat mengagumi Mama,” aku Nay. Nay sudah menonton semua film yang dibingangi Lydia. Salah satu film favoritnya adalah Kejarlah Daku Kau Ku Tangkap. “Setiap melihat akting Mama, Nay merasa masih banyak hal baru yang harus dipelajari. Tetap saja kemampuan akting Nay belum layak disandingkan dengan akting Mama,” tuturnya.

Dalam sinetron Intan, dia juga banyak belajar akting dari aktris senior Nani Wijaya dan Meriam Bellina sebagai lawan main. Sinetron ini memiliki rating yang tinggi. Sekarang Nay termasuk salah satu bintang sinetron termahal. Selain bermain sinetron, putri ketiga Lydia Kandou-Jamal Mirdad ini juga berbisnis resort dan rumah makan di Bandung bersama kakak dan orangtuanya.

Lantas, bagaimana sosok Lydia sebagai ibu di mata Nay? Menurut Nay, Lydia sangat menginspirasinya dalam segala aspek kehidupan. Sang Mama, kata Nay, adalah profil ibu yang tegas namun di sisi lain juga sangat lembut. “Yang jelas, Mama benar-benar sepenuh hati mendidik anak-anaknya,” ujar Nay. Dalam hal pekerjaan, Lydia tipikal perfeksionis dan selalu berusaha untuk profesional dengan mengerahkan segenap totalitasnya. Setiap kali datang tawaran untuk bermaion sinetron atau film, Nay selalu mengonsultasikannya kepada orang tua.

Nay merasa sangat beruntung memiliki ibu yang sudah memahami sistem kerja di dunia hiburan. Lydia, kata Nay, tidak segan-segan berbagi cerita dan pengalaman menjadi aktris. “Mama cerita bagaimana cara kerja produksi film masa dulu. Saya bersyukur artis zaman sekarang dapat yang serba gampang. Tinggal main sebaik-baiknya nggak secapek aktris dulu,” jelas dia.

Menurut Nay, Lydia juga selalu mengingatkan dirinya untuk pandaipandai mengelola dan membawa diri. Itu karena artis zaman sekarang mudah melejit, tapi mudah pula turun pamor. “Kata Mama, aku harus punya ciri khas sendiri supaya orang nggakbosan atau lupa sama,” tuturnya. Lydia mengaku senang Nay dan Nana telah menunjukkan totalitas dalam bidang yang mereka pilih. Dia berharap mereka terus belajar serta serius menekuni kariernya secara profesional dan bertanggungjawab.

“Soal keberhasilan bukan di tangan saya lagi tapi di tangan mereka dan Tuhan. Yang terpenting adalah berdoa dan berusaha,” ungkap Lydia. Lydia yang lahir di Jakarta, 21 Februari 1963, memulai kerier profesionalnya sebagai model iklan pada 1979. Saat itu usianya belum genap 17 tahun. Di tahun yang sama, perempuan bernama lengkap Lydia Ruth Elizabeth Kandou ini menapaki debutnya di layar lebar.

Film perdananya adalah Wanita Segala Zaman. Setelah itu, tawaran bermain film pun terus berdatangan. Pada 1979 saja Lydia sudah bermain dalam empat film. Nama baru yang awalnya kurang diperhitungkan justru sukses dengan film-film remaja. Di tahun berikutnya, penggemar novel-novel karya Barbara Cartland ini terhitung membintangi hingga 14 film! Sebagian besar filmnya laris manis seperti Nostalgia di SMA, 5 Cewek Jagoan, Bunga-Bunga SMA, dan Roman Picisan.

Setelah membintangi sekitar 20-an film, pada 1982 Lydia diduetkan dengan Rano Karno dalam film Aladin dan Lampu Wasiat. Film tersebut membuat nama perempuan berdarah Manado-Belanda ini semakin melambung di jagat hiburan nasional. Meski tidak memiliki latar belakang pendidikan di dunia seni peran, akting Lydia dinilai cukup bagus ditunjang dengan penampilannya yang cantik dan menarik. Menurut dia, kuncinya adalah totalitas.

“Pertama main film, gemetar. Kaki kaku, tak bisa digerakkan,” kenang Lydia. Tahun-tahun berikutnya karier Lydia Kandou semakin melesat dengan beberapa film seperti Kesempatan dalam Kesempitan(1985), Kejarlah Daku Kau Kutangkap(1985), Cas Cis Cus(1989), Kisah Cinta Rojali dan Juleha(1990), dan terakhir Comic 8: Casino Kings(2015).

Aktingnya yang mumpuni seringkali diganjar anugerah dan penghargaan antara lain Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 1991 dari film Boneka dari Indiana(1990), Piala Citra FFI 1992 (Ramadhan dan Ramona), Aktris Terpuji Festival Film Bandung 1993 (Ramadhan dan Ramona), dan Aktris (sinetron) Terpuji FFB 2002 dari sinetron Rahasia Perkawinan. Pada era 90-an ketika dunia perfilman nasional lesu, pengagum aktris Christine Hakim ini aktif bermain sinetron seperti Pernikahan Dini.

Lydia juga menjadi salah satu pemain serial komedi situasi Gara-Garadi RCTI yang bertahan hingga 250 episode. Kini, ibu empat anak ini masih aktif mengisi layar kaca dengan aktingnya di berbagai judul sinetron. Dia adalah salah satu aktris senior nasional yang masih konsisten dan eksis. Sementara itu, Nay merambah dunia hiburan secara tidak sengaja. Dia mengaku, Lydia tidak pernah mengarahkan dirinya untuk terjun ke dunia seni peran seperti Sang Mama.

Semua berjalan alamiah saja. Suatu ketika, Nay sedang menemani Nana Mirdad casting. Produser menawari Nay untuk ikut menjajal casting tersebut. Nay dan Nana akhirnya membintangi sinetron yang sama yakni Liontin yang tayang pada 2005. Perempuan berzodiak gemini kelahiran Jakarta, 28 Mei 1988 itu sudah membintangi beberapa sinetron dan iklan.

Di antaranya Kita Nikah yuk, Dewa, Cincin, Intan, dan Cahaya. Pembawaannya yang kalem dan suaranya yang lembut membuat Nay sering mendapat tawaran peran protagonis. Pada 2007, Nay mendapatkan anugerah sebagai Aktris Terpuji dalam FFB. Dia juga empat kali berturut-turut mendapatkan penghargaan sebagai aktris terfavorit di Panasonic Global Awards.

Dina angelina
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8688 seconds (0.1#10.140)