Jangan Begadang Menjelang Ujian

Sabtu, 25 April 2015 - 11:39 WIB
Jangan Begadang Menjelang Ujian
Jangan Begadang Menjelang Ujian
A A A
Mendekati ujian adalah saat paling mendebarkan bagi setiap orang. Apalagi ujian tersebut penting bagi langkah ke depan mereka. Biasanya mereka akan belajar dan menghafal lebih giat daripada sebelumnya atau belajar hingga larut sambil minum kopi untuk menahan kantuk dengan harapan mendapatkan hasil ujian yang memuaskan.

Namun, menurut beberapa ahli, cara seperti itu justru dapat merugikan mereka yang akan mengikuti ujian keesokan harinya. Seperti dilansir dari situs Daily Mail, pola belajar seperti itu merupakan trik lama yang sebetulnya tidak memberikan efek apa-apa. Salah satu peneliti dari Brandeis University di Massachusetts menyarankan mereka yang sedang menghadapi masa ujian untuk meninggalkan kebiasaan begadang dan minum kopi atau rokok.

Menurutnya, akan lebih baik mereka untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk beristirahat, terutama tidur. Penelitian ini didanai oleh National Institute of Health. Saraf memori yang berfungsi mengubah memori jangka pendek menjadi jangka panjang bekerja paling efektif saat seseorang sedang tertidur.

Para ahli percaya bahwa saat tidur, memori dan apa yang sudah dipelajari akan terhubung sangat kuat. Sebagian besar makhluk hidup, baik itu hewan atau manusia, selalu mempunyai masalah untuk mengingat saat mereka kurang tidur. Penelitian tersebut menyebutkan waktu tidur merupakan bagian yang paling penting dalam mengonversi ingatan jangka pendek menjadi jangka panjang.

Proses ini sering dinamakan sebagai konsolidasi memori atau memory consolidation. Namun, bagaimana prosesnya, ini masih menjadi teka-teki. Seseorang telah memikirkan apakah mekanisme peningkatan kualitas tidur turut bertanggung jawab terhadap konsolidasi memori. Sementara yang lain berpikir jika kedua proses tersebut bekerja beriringan.

Dengan kata lain, konsolidasi memori saat tidur akan bekerja dengan baik karena otak sedang dalam keadaan tenang dengan membiarkan saraf memori bekerja saat tertidur. Beberapa mahasiswa yang telah lulus, Paula Haynes dan Bethany Christmann, dari Laboratiorium Griffith yakin bahwa jawabannya akan terjawab nantinya.

Saat ini mereka sedang fokus pada saraf dorsal paired medial(DPM), yang dikenal sebagai konsolidasi memori pada lalat buah. Mereka mencatat bahwa untuk pertama kalinya, ketika saraf diaktifkan, lalat akan tertidur lagi, tapi ketika saraf mereka dinonaktifkan, lalat terus berdengung. Konsolidasi memori yang terjadi pada lalat membuatnya tertidur saat mereka mulai memproses memori jangka pendek ke dalam memori jangka panjang.

Haynes dan Christmann mengatakan bahwa ini semua terjadi di bagian otak lalat yang disebut mushroom bodyyang mirip dengan hippocampus pada manusia, yang mana ingatan akan disimpan. Bagian dari mushroom body pada lalat, yang bertanggung jawab atas memori dan apa yang sudah dipelajari merupakan bagian yang sama dengan bagian yang membuatnya tetap terjaga.

“Ini seolaholah bagian mushroom body tersebut berkata ‘hey, lekas bangun dan pelajari ini’,” kata Christmann. Kemudian setelah beberapa saat, saraf dorsal paired medial (DPM) mulai memberikan tanda untuk menekan bagian tersebut seolaholah mengatakan, ‘kamu seharusnya lekas tidur jika ingin tetap mengingat semua ini nantinya’.

Memahami bagaimana tidur dan memori saling berkaitan dalam sistem yang sederhana, sebagaimana lalat buah, dapat membantu pada ilmuwan mengurai rahasia otak manusia. “Mengetahui bahwa tidur dan memori saling tumpang tindih dalam otak lalat membuat peneliti dapat mempersempit ranah penelitiannya pada manusia,” kata Christmann. Pada akhirnya ini bisa membantu kita mengetahui bagaimana tidur atau memori terpengaruh bila ada yang salah di dalam otak, seperti dalam kasus insomnia atau gangguan memori.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3464 seconds (0.1#10.140)