Anak Perlu Aktivitas dan Gizi Seimbang
A
A
A
Tak hanya butuh nutrisi yang seimbang untuk tumbuh optimal, anak juga memerlukan aktivitas fisik. Jika keduanya terpenuhi, anak akan tumbuh sehat dan cerdas.
Sekarang ini tingkat keaktifan anak berada pada level yang rendah. Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih gemar menghabiskan waktu untuk menonton televisi, bermain komputer, bermain gamedibandingkan melakukan permainan yang melakukan aktivitas gerak. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan karena kurangnya aktivitas gerak bisa membuat anak kurang optimal dalam masa pertumbuhannya.
Si anak pun bisa terkena penyakit degeneratif sejak dini seperti terkena obesitas jika tidak mengimbangi asupan makanan dengan pola aktivitas fisik yang baik. Menurut Residen Kedokteran Olahraga FK UI dr Sophia Hage, aktivitas fisik mencakup kegiatan yang kita lakukan sehari-hari dan mengeluarkan energi. Olahraga berbeda dengan aktivitas fisik, olahraga lebih direncanakan, ada jadwalnya dan bertujuan. Tujuannya bermacam-macam, seperti menurunkan berat badan, kebugaran, untuk mencapai kapasitas jantung maksimal, untuk prestasi, olahraga pun terukur.
”Dulu banyak permainan anak yang melibatkan fisik, sekarang anak-anak lebih sibuk ke gadget.Aktivitas fisik bisa dengan menari, bersepeda, melompat, dan berlari,” katanya dalam media workshopPola Aktivitas Fisik dan Gizi Seimbang untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimalbersama Frisian Flag Indonesia di Hotel Double Tree, Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dr Sophia, untuk memperoleh manfaat kesehatan anak usia 5–12 tahun harus melakukan aktivitas fisik dengan akumulasi minimal 60 menit setiap hari.
Tidak perlu 1 jam terus-menerus, tapi terakumulasi setiap hari harus 1 jam. Aktivitas bagi anak usia 5–12 tahun ada dalam berbagai jenis, termasuk aerobik dengan intensitas sedang sampai berat. Latihan ini penting untuk kekuatan otot. Minimal 3x seminggu anak-anak melakukan aktivitas fisik yang bisa menambah kekuatan otot dan tulang, ”Kita harus membedakan olahraga, misalkan mau berenang, aktivitas itu tidak menyangga berat badan sendiri, kalau basket, joging, lompat tali itu kita menyangga berat badan sendiri. Olahraga yang menyangga berat badan sendiri dapat meningkatkan kepadatan tulang dan meningkatkan kekuatan otot,” ujarnya.
Selain minim aktivitas, anak zaman sekarang juga terjebak pada gaya hidup sedentary. Ini adalah perilaku tidak aktif, tapi bukan tidur dan di luar waktu tidur. Misalnya waktu yang dihabiskan untuk duduk dan berbaring itu dikategorikan sebagai perilaku sedentary. Untuk menurunkan risiko kesehatan pada anak, anak usia 5–12 tahun harus mengurangi waktu sedentarysetiap hari batasnya 2 jam per hari. Sebisa mungkin batasi pemakaian media elektronik, permainan dengan elektronik, dan komputer. Aktivitas tersebut tidak boleh dari 2 jam per hari.
Orang tua juga harus membatasi waktu untuk duduk. Biasakan setiap 2 jam berdiri dari tempat duduk untuk melakukan sesuatu seperti jalan sebentar. Orang tua juga perlu menambahkan olahraga karena dapat menurunkan risiko penyakit. ”Anak-anak yang biasa olahraga akan terhindar dari risiko berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, jantung. Mereka juga akan memiliki paru-paru yang sehat, tumbuh tinggi, dan bugar. Olahraga teratur juga dapat meningkatkan kecerdasan anak,” kata dr Sophia.
Olahraga bisa dilakukan di dalam dan luar ruangan. Sebaiknya olahraga dilakukan di luar ruangan, terutama pada pagi karena sinar matahari pagi bagus bagi tubuh yang mengandung vitamin D. ”Orang tua harus jadi contoh, jadi teladan bagi anaknya dengan olahraga. Jangan berikan gadgetyang membuat anak tidak melakukan aktivitas fisik,” ungkapnya. Tidak hanya aktivitas fisik, asupan gizi seimbang pun menjadi hal yang penting demi perkembangan anak.
Terkait gizi seimbang Ketua Unit Kerja Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr MF Conny Tanjung SpA(K) mengatakan, sejak usia di atas 1 tahun hingga remaja, anak diharapkan dapat bergerak aktif demi mengoptimalkan pertumbuhan. Sangat penting bagi anak mendapatkan asupan makanan dengan gizi yang sesuai yang di dalamnya terkandung kecukupan kalori, kalsium, protein, dan nutrisi lain.
Kunci asupan gizi seimbang adalah makanan sehat dan bervariasi, yang disebut gizi seimbang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah, serta gula dan garam seperlunya. ”Karbohidrat itu sumber energi, terutama bagi otak dan syaraf. Otak dan sel darah merah berfungsi dengan bantuan karbohidrat. Karena itu, kalau lapar kita susah berpikir. Sumber karbohidrat bisa dari padi-padian, umbi-umbian, dan kacang,” kata dr Conny.
Menurut dia, untuk protein ada dua, protein hewani dan nabati. Protein berfungsi sebagai zat pembangun. Dalam protein ada yang disebut asam amino esensial yang tidak bisa didapat secara otomatis dari dalam tubuh. Asam amino esensial ini harus didapatkan dari makanan. Nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan, terutama jaringan tulang. Sumbernya bisa dari telur, susu, ikan, daging, dan kacangkacangan.
”Lalu, lemak berfungsi untuk sumber energi. Sumbernya bisa didapatkan dari salmon, sarden, susu. Sementara kalsium adalah mineral yang paling banyak di dalam tubuh. Kalsium ini penting untuk pembentukan tulang. Kalsium bisa didapat dari susu, yoghurt, kacang, dan buah,” ujar dr Conny.
Iman firmansyah
Sekarang ini tingkat keaktifan anak berada pada level yang rendah. Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih gemar menghabiskan waktu untuk menonton televisi, bermain komputer, bermain gamedibandingkan melakukan permainan yang melakukan aktivitas gerak. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan karena kurangnya aktivitas gerak bisa membuat anak kurang optimal dalam masa pertumbuhannya.
Si anak pun bisa terkena penyakit degeneratif sejak dini seperti terkena obesitas jika tidak mengimbangi asupan makanan dengan pola aktivitas fisik yang baik. Menurut Residen Kedokteran Olahraga FK UI dr Sophia Hage, aktivitas fisik mencakup kegiatan yang kita lakukan sehari-hari dan mengeluarkan energi. Olahraga berbeda dengan aktivitas fisik, olahraga lebih direncanakan, ada jadwalnya dan bertujuan. Tujuannya bermacam-macam, seperti menurunkan berat badan, kebugaran, untuk mencapai kapasitas jantung maksimal, untuk prestasi, olahraga pun terukur.
”Dulu banyak permainan anak yang melibatkan fisik, sekarang anak-anak lebih sibuk ke gadget.Aktivitas fisik bisa dengan menari, bersepeda, melompat, dan berlari,” katanya dalam media workshopPola Aktivitas Fisik dan Gizi Seimbang untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimalbersama Frisian Flag Indonesia di Hotel Double Tree, Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dr Sophia, untuk memperoleh manfaat kesehatan anak usia 5–12 tahun harus melakukan aktivitas fisik dengan akumulasi minimal 60 menit setiap hari.
Tidak perlu 1 jam terus-menerus, tapi terakumulasi setiap hari harus 1 jam. Aktivitas bagi anak usia 5–12 tahun ada dalam berbagai jenis, termasuk aerobik dengan intensitas sedang sampai berat. Latihan ini penting untuk kekuatan otot. Minimal 3x seminggu anak-anak melakukan aktivitas fisik yang bisa menambah kekuatan otot dan tulang, ”Kita harus membedakan olahraga, misalkan mau berenang, aktivitas itu tidak menyangga berat badan sendiri, kalau basket, joging, lompat tali itu kita menyangga berat badan sendiri. Olahraga yang menyangga berat badan sendiri dapat meningkatkan kepadatan tulang dan meningkatkan kekuatan otot,” ujarnya.
Selain minim aktivitas, anak zaman sekarang juga terjebak pada gaya hidup sedentary. Ini adalah perilaku tidak aktif, tapi bukan tidur dan di luar waktu tidur. Misalnya waktu yang dihabiskan untuk duduk dan berbaring itu dikategorikan sebagai perilaku sedentary. Untuk menurunkan risiko kesehatan pada anak, anak usia 5–12 tahun harus mengurangi waktu sedentarysetiap hari batasnya 2 jam per hari. Sebisa mungkin batasi pemakaian media elektronik, permainan dengan elektronik, dan komputer. Aktivitas tersebut tidak boleh dari 2 jam per hari.
Orang tua juga harus membatasi waktu untuk duduk. Biasakan setiap 2 jam berdiri dari tempat duduk untuk melakukan sesuatu seperti jalan sebentar. Orang tua juga perlu menambahkan olahraga karena dapat menurunkan risiko penyakit. ”Anak-anak yang biasa olahraga akan terhindar dari risiko berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, jantung. Mereka juga akan memiliki paru-paru yang sehat, tumbuh tinggi, dan bugar. Olahraga teratur juga dapat meningkatkan kecerdasan anak,” kata dr Sophia.
Olahraga bisa dilakukan di dalam dan luar ruangan. Sebaiknya olahraga dilakukan di luar ruangan, terutama pada pagi karena sinar matahari pagi bagus bagi tubuh yang mengandung vitamin D. ”Orang tua harus jadi contoh, jadi teladan bagi anaknya dengan olahraga. Jangan berikan gadgetyang membuat anak tidak melakukan aktivitas fisik,” ungkapnya. Tidak hanya aktivitas fisik, asupan gizi seimbang pun menjadi hal yang penting demi perkembangan anak.
Terkait gizi seimbang Ketua Unit Kerja Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr MF Conny Tanjung SpA(K) mengatakan, sejak usia di atas 1 tahun hingga remaja, anak diharapkan dapat bergerak aktif demi mengoptimalkan pertumbuhan. Sangat penting bagi anak mendapatkan asupan makanan dengan gizi yang sesuai yang di dalamnya terkandung kecukupan kalori, kalsium, protein, dan nutrisi lain.
Kunci asupan gizi seimbang adalah makanan sehat dan bervariasi, yang disebut gizi seimbang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, sayur, dan buah, serta gula dan garam seperlunya. ”Karbohidrat itu sumber energi, terutama bagi otak dan syaraf. Otak dan sel darah merah berfungsi dengan bantuan karbohidrat. Karena itu, kalau lapar kita susah berpikir. Sumber karbohidrat bisa dari padi-padian, umbi-umbian, dan kacang,” kata dr Conny.
Menurut dia, untuk protein ada dua, protein hewani dan nabati. Protein berfungsi sebagai zat pembangun. Dalam protein ada yang disebut asam amino esensial yang tidak bisa didapat secara otomatis dari dalam tubuh. Asam amino esensial ini harus didapatkan dari makanan. Nutrisi ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan jaringan, terutama jaringan tulang. Sumbernya bisa dari telur, susu, ikan, daging, dan kacangkacangan.
”Lalu, lemak berfungsi untuk sumber energi. Sumbernya bisa didapatkan dari salmon, sarden, susu. Sementara kalsium adalah mineral yang paling banyak di dalam tubuh. Kalsium ini penting untuk pembentukan tulang. Kalsium bisa didapat dari susu, yoghurt, kacang, dan buah,” ujar dr Conny.
Iman firmansyah
(ars)