Lindungi Ponsel Anak dari Pornografi

Selasa, 28 April 2015 - 09:43 WIB
Lindungi Ponsel Anak dari Pornografi
Lindungi Ponsel Anak dari Pornografi
A A A
Survei Yayasan Kita dan Buah Hati mengungkap bahwa 76 persen anak di bawah usia 17 tahun di Jabodetabek sudah pernah melihat konten pornografi. Sebagian besar dari mereka mengakses konten pornografi melalui perangkat portabel seperti smartphone.

Melihat data yang cukup mencengangkan itu, Robi Tanzil Ganefi bersama tiga rekannya pada awal Februari 2014 menciptakan aplikasi yang disebut Kakatu. Tujuannya sebagai aplikasi pelindung konten bagi anak-anak di bawah umur. Menariknya, fungsi media parental control Kakatu bisa dilakukan jarak jauh.

Secara khusus aplikasi yang dirancang bagi pengguna Android ini dapat digunakan untuk memfilter, serta mengawasi aplikasi yang bisa diakses pada gadget anak. Robi Tanzil mengungkap, konten pornografi sekarang ini masih sangat meresahkan orang tua. Meski sudah ada pencegahan dari pemerintah untuk memblokir situs-situs terlarang, tapi tetap saja masih banyak situs yang bisa diakses oleh anak.

“Kakatu ini kami ciptakan sebagai partisipasi untuk melakukan pencegahan peredaran konten pornografi secara lebih luas lagi. Kami ingin memberikan rasa aman bagi orang tua, terutama pekerja yang meninggalkan anak-anaknya di rumah sendirian tanpa pengawasan,” ungkapnya. Kakatu, lanjut Robi, akan berfungsi membantu orang tua untuk mencegah anak agar tidak melihat atau mengakses konten-konten pornografi yang bebas untuk diakses.

”Kami juga ingin mengurangi potensi kecanduan anak terhadap gadget,” terang Robi. Sebelum soft launching yang dilakukan pada Desember 2014, Kakatu sudah dipercaya oleh PT Telkom lewat funding sebesar Rp250 juta untuk menjadi mitra. Pada awal rilis September 2014, pengguna Kakatu hanya sebesar 300 user. Namun setelah soft launching pada Desember 2014, pengguna Kakatu melonjak hingga 200 ribu user.

Hingga 2015 ini, peningkatan yang terjadi terus signifikan. Alhasil, co-founder Kakatu Muhammad Nurawaludin atau akrab disapa Mumu mengaku sangat bangga. “Selain dari data yang kami lihat, ide aplikasi Kakatu ini sebenarnya dari pengalaman pribadi. Saya sering menghabiskan waktu untuk bermain game online, itu yang membuat saya jarang berkomunikasi dan berinteraksi dengan kedua orang tua saya,” papar Mumu.

Menurutnya, penggunaan gadget telah menjadi sangat dominan di masyarakat. Alhasil, anak menjadi pasif untuk bersosialisasi. Bahkan terhadap orang tua sendiri. ”Dengan Kakatu kami berusaha memberikan quality time bagi anak dan orang tua,” tutur Mumu. Aplikasi Kakatu dirancang dengan tiga fitur utama, yakni Remote Setting yang memberikan keleluasaan bagi orang tua untuk mengendalikan aplikasi yang terinstal pada smartphone anak.

Kemudian ada Usage History Analytic, fitur yang memberikan laporan statistik penggunaan kepada user. Apps Recommendation for Kids berfungsi memberikan rekomendasi aplikasi yang tepat untuk anak. Kedepannya, Kakatu juga akan melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan serta mengembangkan ideide baru melalui fitur yang lebih aplikatif bagi kontrol orang tua terhadap anak.

“Hingga saat ini kesulitan yang tim lakukan adalah mengedukasi para orang tua untuk aktif mengawasi anak melalui smartphone. Karena orang tua kadang kalah canggih dengan anak terutama dalam penggunaan smartphone,” ungkap Robi tersenyum.

Binti mufarida
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8397 seconds (0.1#10.140)