Punya 14 Fitur Beda

Selasa, 28 April 2015 - 09:48 WIB
Punya 14 Fitur Beda
Punya 14 Fitur Beda
A A A
Qajoo Studio resmi meluncurkan mobile game Kurusetra yang disebut-sebut mirip Clash of Clans. Benarkah? “Kami akui bahwa kami memang terinspirasi oleh Clash of Clans,” tegas Ariel, Chief Creative Officer Qajoo Studio.

”Namun, di Kurusetra terdapat 14 fitur pembeda. Dua hal yang paling berbeda adalah adanya karakter hero dan gameplay peperangan kolosal,” imbuhnya. Harus diakui memang gameplay Kurusetra serupa dengan Clash of Clans dimana Anda diperintahkan untuk membangun serta mempertahankan desa Anda sambil menyerang desa lain.

Kendati demikian, letak perbedaan paling jelas dari gameplay Kurusetra adalah Anda harus memilih satu karakter hero yang harus ditingkatkan kemampuannya. Hero itu akan memberikan serangan paling signifikan dibanding karakter bala tentara lainnya. Selain itu, disini juga diberikan sistem peperangan kolosal, dimana Anda tidak menyerang desa lawan tapi karakter hero Anda bersama pasukan langsung menyerang karakter hero lawan beserta pasukannya.

“Untuk sistem peperangan kolosal tersebut, bisa dibilang baru Kurusetra saja yang sudah menggunakannya. Jadi kami yang pertama menciptakan gameplay semacam ini,” jelas Rieky Wijaya, COO Qajoo Studio. Soal pemilihan nama Kurusetra, menurut Ariel, karena mereka sebagai developer game lokal juga ingin mengangkat kisah dari pewayangan tanah air.

Sehingga dapat sekaligus memperkenalkan salah satu kebudayaan Indonesia. Hal tersebut tampak dari pemilihan nama-nama karakter hero yang mengadaptasi beberapa nama yang tak asing di tokoh pewayangan. Sementara desain animasi hingga musik yang menjadi latar selama permainan, secara keseluruhan kental dengan nuansa lokal. Sayangnya Kurusetra saat ini hanya dapat dinikmati oleh kalangan pengguna iOS. Jadi pengguna Android harus bersabar menunggu setahun lagi.

“Kami memang merasa nyaman di ekosistem iOS untuk saat ini. Selain itu jika kami rilis di Android masih ada kekhawatiran bahwa game kami akan dibajak,” ungkap Alexander Budiman, CEO Qajoo Studio. Perihal monetisasi, Qajoo Studio mengandalkan hasil penjualan in-app purchase dan promosinya mengandalkan kawan-kawan yang sudah memainkan Kurusetra untuk memperkenalkannya ke pengguna yang lebih banyak.

Terlepas dari soal kemiripannya dengan mobile strategy game dari luar yang sedang digandrungi di tanah air, kita patut berbangga bahwa masih ada developer game asli lokal yang gigih mau menciptakan permainan yang kental akan konten lokal.

Cahyandaru kuncorojati
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0089 seconds (0.1#10.140)