Konsumsi Soda Tingkatkan Risiko Diabetes
A
A
A
Minuman bersoda dan manis lainnya telah menjadi gaya hidup masyarakat saat ini. Namun, disinyalir dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, salah satunya diabetes.
Berdasarkan keterangan yang dilansir dari situs Dailymail, dengan beralih dari minuman bersoda dan cokelat panas ke air putih, kemudian minum teh tanpa gula dapat mengurangi risiko terkena diabetes hingga 25%. Para ilmuwan percaya, dengan hanya mengganti satu minuman manis sehari dengan alternatif tanpa gula, seperti teh atau kopi bisa membantu menekan epidemi diabetes tipe 2.
Penelitian ini melakukan pengamatan dengan meminta lebih dari 25.000 orang berusia 40 hingga 79 tahun untuk mencatat segala sesuatu yang mereka makan dan minum di buku harian makanan mereka. Selama 11 tahun, 847 orang didiagnosis dengan diabetes tipe 2.
Para peneliti menemukan, untuk setiap peningkatan 5% per total asupan energi masyarakat dari asupan minuman bergula, berisiko meningkatnya penyakit hingga 18%. Namun, dengan hanya mengganti satu hari untuk beralih meminum air, teh, atau kopi tanpa gula dapat mengurangi risiko diabetes hingga 25%.
Nita Forouhi, salah satu peneliti dari Cambridge University mengatakan, mereka mampu mempelajari minuman, termasuk teh manis atau kopi, minuman susu manis, minuman pemanis buatan dan jus, kemudian memeriksa apa yang akan terjadi jika mereka menggantikannya dengan air.
Laporan dari Diabetologia, jurnal dari Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes menemukan bahwa mengganti satu minuman ringan atau minuman manis susu dengan alternatif yang lebih sehat setiap hari mengurangi tingkat diabetes 14% hingga 25%. “Dapat disimpulkan bahwa dengan mengurangi konsumsi minuman manis dan meningkatkan jumlah asupan minum air, teh tanpa gula, atau kopi dapat menekan epidemi diabetes,” ungkap Nita Forouhi.
“Kabar baiknya, penelitian kami memberikan saran praktis untuk minuman alternatif yang sehat yang dapat membantu pencegahan diabetes,” tambah Dr Forouhi. Profesor Tom Sanders dari King College London mengatakan, jenis minuman cenderung menunjukkan gaya hidup.
Menurut dia, minuman ringan yang lebih berhubungan erat dengan makanan cepat saji dibandingkan dengan air, teh, dan jus buah, yang sebetulnya berhubungan dengan gaya hidup sehat. “Risiko diabetes sering dikaitkan dengan penambahan berat badan, memang masuk akal jika menggantikan minuman berkalori tinggi dengan minuman yang lebih sedikit kalori,” ungkap Profesor Tom Sanders.
Larissa huda
Berdasarkan keterangan yang dilansir dari situs Dailymail, dengan beralih dari minuman bersoda dan cokelat panas ke air putih, kemudian minum teh tanpa gula dapat mengurangi risiko terkena diabetes hingga 25%. Para ilmuwan percaya, dengan hanya mengganti satu minuman manis sehari dengan alternatif tanpa gula, seperti teh atau kopi bisa membantu menekan epidemi diabetes tipe 2.
Penelitian ini melakukan pengamatan dengan meminta lebih dari 25.000 orang berusia 40 hingga 79 tahun untuk mencatat segala sesuatu yang mereka makan dan minum di buku harian makanan mereka. Selama 11 tahun, 847 orang didiagnosis dengan diabetes tipe 2.
Para peneliti menemukan, untuk setiap peningkatan 5% per total asupan energi masyarakat dari asupan minuman bergula, berisiko meningkatnya penyakit hingga 18%. Namun, dengan hanya mengganti satu hari untuk beralih meminum air, teh, atau kopi tanpa gula dapat mengurangi risiko diabetes hingga 25%.
Nita Forouhi, salah satu peneliti dari Cambridge University mengatakan, mereka mampu mempelajari minuman, termasuk teh manis atau kopi, minuman susu manis, minuman pemanis buatan dan jus, kemudian memeriksa apa yang akan terjadi jika mereka menggantikannya dengan air.
Laporan dari Diabetologia, jurnal dari Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes menemukan bahwa mengganti satu minuman ringan atau minuman manis susu dengan alternatif yang lebih sehat setiap hari mengurangi tingkat diabetes 14% hingga 25%. “Dapat disimpulkan bahwa dengan mengurangi konsumsi minuman manis dan meningkatkan jumlah asupan minum air, teh tanpa gula, atau kopi dapat menekan epidemi diabetes,” ungkap Nita Forouhi.
“Kabar baiknya, penelitian kami memberikan saran praktis untuk minuman alternatif yang sehat yang dapat membantu pencegahan diabetes,” tambah Dr Forouhi. Profesor Tom Sanders dari King College London mengatakan, jenis minuman cenderung menunjukkan gaya hidup.
Menurut dia, minuman ringan yang lebih berhubungan erat dengan makanan cepat saji dibandingkan dengan air, teh, dan jus buah, yang sebetulnya berhubungan dengan gaya hidup sehat. “Risiko diabetes sering dikaitkan dengan penambahan berat badan, memang masuk akal jika menggantikan minuman berkalori tinggi dengan minuman yang lebih sedikit kalori,” ungkap Profesor Tom Sanders.
Larissa huda
(ftr)