Nusantara Sehat Lantik 143 Tenaga Kesehatan
A
A
A
Untuk meningkatkan derajat kesehatan rakyat yang setinggi-tingginya, Kemenkes melantik setidaknya 143 tenaga kesehatan yang akan ditempatkan di daerah-daerah dengan kriteria daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) yang tersebar di seluruh Indonesia pada 30 April lalu.
Tenaga kesehatan yang dikirim merupakan anakanak muda dengan berlatar belakang kesehatan, di antaranya dokter (12), perawat (20), bidan (20), tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medis, tenaga gizi (20), dan tenaga kefarmasian (15). Mereka nantinya mengabdi selama 2 tahun di 20 puskemas tersebut.
Di Indonesia, terjadi penurunan angka kemiskinan menjadi sekitar 28% keluarga berada di bawah garis kemiskinan, dengan menggunakan standar pendapatan per kapita 1-2 dolar AS per hari. Selain itu, puskesmas sebagai sentra layanan kesehatan primer masih jauh dari sempurna.
Berdasarkan data Risfaskes 2011, masih terdapat puskesmas yang tidak memiliki standar 8 ruangan (43,6%), tidak memiliki akses air bersih sepanjang tahun (28,3%), dalam kondisi rusak sedang dan berat (18,5%), dan tidak memiliki standar transportasi (60,6%).
Berangkat dari fakta tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan terobosan baru melalui program penguatan puskesmas bernama Nusantara Sehat ini dengan mendatangkan 1 tim medis lengkap untuk target 120 puskesmas di 36 kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk periode pertama, penempatan seluruh tenaga kesehatan yang dikirim melalui program Nusantara Sehat ini tersebar di 20 puskesmas yang berada di delapan provinsi.
Kedelapan provinsi tersebut, yakni Aceh (1), Bengkulu (1), NTT (4), Kalbar (3), Kaltim (1), Kalut (2), Sulut (2), Maluku (1), dan Papua (4). “Kebijakan dari pemerintah mendorong agar terus meningkatkan kualitas kesehatan mulai dari daerah terpinggir hingga ke tengah. Renstra juga telah menargetkan ke daerah tersebut,” kata drg Usman Sumantri Msc, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM (BPPSDM) Kesehatan.
Sebelum diberangkatkan, seluruh tenaga kesehatan telah melakukan seluruh rangkaian seleksi yang cukup ketat. “Ada sekitar enam ribu jumlah peminat yang mendaftar, kemudian kami seleksi. Terpilihlah 143 orang yang dibagi dalam beberapa kelompok. Setelah diseleksi, mereka diberikan pembekalan selama satu bulan,” kata Diah S Saminarsih, staf khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanan Kesehatan Primer.
Dia mengatakan, seluruh tim akan diberangkatkan minggu depan dengan upacara singkat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Program Nusantara Sehat mengadopsi model Pencerah Nusantara (PN) yang merupakan sebuah inisiatif lintas sektoral yang diprakarsai Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals (KUKP-RI MDGs) yang telah lebih dahulu dilaksanakan.
Program ini nyaris sama dengan menggabungkan tenaga kesehatan, masyarakat, sukarelawan, pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan pemuda dalam upaya bersama memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia, terutama di daerah terpencil.
“Yang berbeda dari program ini, Nusantara memberikan pembekalan seperti kecakapan medis dan nonmedis, team-building , dan rasa cinta yang meningkatkan rasa nasionalisme. Cakupannya diperluas dan jumlahnya akan ditambah,” ujar Prof Dr dr Akmal Taher SpU (K), Dirjen Bina Upaya Kesehatan.
“Kami yakin betul 80% keberhasilan tingkat kesehatan di Indonesia ditentukan oleh SDM kesehatan yang terus melakukan upaya promotif dan preventif,” kata drg Usman Sumantri.
Larissa huda
Tenaga kesehatan yang dikirim merupakan anakanak muda dengan berlatar belakang kesehatan, di antaranya dokter (12), perawat (20), bidan (20), tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medis, tenaga gizi (20), dan tenaga kefarmasian (15). Mereka nantinya mengabdi selama 2 tahun di 20 puskemas tersebut.
Di Indonesia, terjadi penurunan angka kemiskinan menjadi sekitar 28% keluarga berada di bawah garis kemiskinan, dengan menggunakan standar pendapatan per kapita 1-2 dolar AS per hari. Selain itu, puskesmas sebagai sentra layanan kesehatan primer masih jauh dari sempurna.
Berdasarkan data Risfaskes 2011, masih terdapat puskesmas yang tidak memiliki standar 8 ruangan (43,6%), tidak memiliki akses air bersih sepanjang tahun (28,3%), dalam kondisi rusak sedang dan berat (18,5%), dan tidak memiliki standar transportasi (60,6%).
Berangkat dari fakta tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan terobosan baru melalui program penguatan puskesmas bernama Nusantara Sehat ini dengan mendatangkan 1 tim medis lengkap untuk target 120 puskesmas di 36 kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk periode pertama, penempatan seluruh tenaga kesehatan yang dikirim melalui program Nusantara Sehat ini tersebar di 20 puskesmas yang berada di delapan provinsi.
Kedelapan provinsi tersebut, yakni Aceh (1), Bengkulu (1), NTT (4), Kalbar (3), Kaltim (1), Kalut (2), Sulut (2), Maluku (1), dan Papua (4). “Kebijakan dari pemerintah mendorong agar terus meningkatkan kualitas kesehatan mulai dari daerah terpinggir hingga ke tengah. Renstra juga telah menargetkan ke daerah tersebut,” kata drg Usman Sumantri Msc, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM (BPPSDM) Kesehatan.
Sebelum diberangkatkan, seluruh tenaga kesehatan telah melakukan seluruh rangkaian seleksi yang cukup ketat. “Ada sekitar enam ribu jumlah peminat yang mendaftar, kemudian kami seleksi. Terpilihlah 143 orang yang dibagi dalam beberapa kelompok. Setelah diseleksi, mereka diberikan pembekalan selama satu bulan,” kata Diah S Saminarsih, staf khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kemitraan dan Pelayanan Kesehatan Primer.
Dia mengatakan, seluruh tim akan diberangkatkan minggu depan dengan upacara singkat yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Program Nusantara Sehat mengadopsi model Pencerah Nusantara (PN) yang merupakan sebuah inisiatif lintas sektoral yang diprakarsai Kantor Urusan Khusus Presiden RI untuk Millennium Development Goals (KUKP-RI MDGs) yang telah lebih dahulu dilaksanakan.
Program ini nyaris sama dengan menggabungkan tenaga kesehatan, masyarakat, sukarelawan, pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan pemuda dalam upaya bersama memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia, terutama di daerah terpencil.
“Yang berbeda dari program ini, Nusantara memberikan pembekalan seperti kecakapan medis dan nonmedis, team-building , dan rasa cinta yang meningkatkan rasa nasionalisme. Cakupannya diperluas dan jumlahnya akan ditambah,” ujar Prof Dr dr Akmal Taher SpU (K), Dirjen Bina Upaya Kesehatan.
“Kami yakin betul 80% keberhasilan tingkat kesehatan di Indonesia ditentukan oleh SDM kesehatan yang terus melakukan upaya promotif dan preventif,” kata drg Usman Sumantri.
Larissa huda
(ftr)