Perekonomian Berbasis Teknologi Mobile

Selasa, 05 Mei 2015 - 11:12 WIB
Perekonomian Berbasis...
Perekonomian Berbasis Teknologi Mobile
A A A
SAAT ini orang hanya memandang perangkat mobile sebagai alat canggih bernilai prestis untuk memudahkan aktifitas keseharian. Memang tidak ada yang salah dari hal itu.

Tapi, teknologi perangkat mobile sebenarnya bisa melahirkan inovasi yang luar biasa. Berdasarkan data GSMA, ada 2.345 juta pelanggan layanan telekomunikasi pada 2008. Tahun 2020 nanti, jumlahnya akan menjadi 4.596 juta pelanggan. Jika pada 2008 ada 4 miliar perangkat mobile, maka 2020 nanti akan ada sekitar 9 miliar perangkat.

Teknologi selalu berkembang, inovasi- inovasi pun terus hadir setiap waktu. Namun, belum semua negara di belahan dunia sadar bahwa dengan maraknya teknologi mobile saat ini memungkinkan mereka untuk menciptakan inovasi sendiri serta perekonomian berbasis teknologi. Artinya, negara tersebut tidak harus selalu menjadi konsumen dari inovasi teknologi mobile buatan luar.

Misalnya, Indonesia bisa menciptakan teknologi maupun aplikasi mobile yang dapat dipergunakan untuk berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, hingga layanan publik. Berdasarkan data dari InMobi, Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara yang menjadi pasar mobile app setelah Amerika di posisi pertama disusul Tiongkok dan India.

Bukan hanya itu, Indonesia juga menduduki posisi keempat sebagai negara dengan pertumbuhan mobile app tercepat, dengan urutan Tiongkok di posisi pertama kemudian disusul Rusia dan India. Hal ini seharusnya disadari oleh pemerintah di Indonesia, bahwa negeri ini memliki potensi untuk menghadirkan inovasi dan sebuah perekonomian yang berbasis teknologi mobile.

Sebetulnya ada model perekonomian model lain yang berbasis teknologi juga, yakni manufaktur. Namun menurut saya model semacam ini perlu waktu yang agak lama untuk bisa menjadi besar layaknya di Tiongkok. Melihat potensi Indonesia sebagai salah satu negara dengan perkembangan mobile app tercepat, maka menurut saya hal perekonomian berbasis teknologi mobile akan lebih sesuai dengan negara ini.

Lalu ekosistem seperti yang harus diciptakan Indonesia untuk mendorong perekonomian berbasis teknologi mobile? Tentunya ekosistem yang mampu mendorong teknologi mobile agar terus berkembang dan melahirkan inovasi terbaru, diikuti adanya kebijakan yang memiliki tujuan tersebut. Ada beberapa aspek yang harus didukung di dalam kebijakan untuk mendorong terciptanya ekosistem yang baik untuk berkembangnya teknologi mobile.

Pertama adalah pendanaan penelitian. Ya, Anda boleh bilang uang bukan segalanya. Namun untuk memulai sebuah riset atau penelitian tentu diperlukan dana. Indonesia sendiri masih kalah jauh dalam hal anggaran research and development jika dibanding negara tetangga seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Kedua adalah tersedianya sumber daya manusia yang merupakan skilled worker. Hal ini sangat krusial karena tentu saja untuk mengembangkan teknologi mobile diperlukan skilled worker di bidangnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh McKinsey, Indonesia menduduki peringkat ke 61 dari 144 negara dalam hal jumlah skilled worker. Selain itu kita juga harus menaruh perhatian terhadap dukungan infrastruktur.

Kembali dilansir dari data McKinsey, Indonesia menduduki peringkat ke 85 dalam infrastruktur digital dan ke-77 dalam hal bandwith internet. Selanjutnya hal yang tidak kalah penting adalah adanya jaminan hak kekayaan intelektual. Apakah masyarakat Indonesia mendukung terciptanya sebuah ekosistem yang mendukung teknologi mobile? Jawabannya adalah ya!

Dalam kunjungan saya ke beberapa kampus di Indonesia, banyak sekali mahasiswanya yang menanyakan soal startup maupun kultur di luar negeri yang sangat mendukung perkembangan teknologi. Bahkan mereka juga penasaran dengan lingkungan dari Sillicon Valley di Amerika Serikat.

Darell M. West
Founding Director Center Technology Innovation Brookings
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2131 seconds (0.1#10.140)